Diperbarui tanggal 4/01/2022

Model Pembelajaran Group Investigation

kategori Model-model Pembelajaran / tanggal diterbitkan 13 Desember 2021 / dikunjungi: 39.42rb kali

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

Group investigation merupakan model pembelajaran yang dilakukan dengan pengaturan siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunaan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif (Slavin dalam Sutirman, 2013). Melalui model group investigation ini siswa diberi kebebasan untuk membuat kelompok dengan jumlah anggota dua sampai enam orang. Selanjutnya masing-masing kelompok memilih topik materi yang telah dipelajari, dan membagi topik-topik tersebut menjadi tugas pribadi. Hasil dari pekerjaan tugas pribadi anggota dipersiapkan untuk menyusun laporan kelompok. Laporan setiap kelompok disajikan di depan kelas. Group Investigation  lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu juga memadukan prinsip belajar demokratis di mana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal sampai akhir pembelajaran termasuk di dalamnya siswa mempunyai kebebasan untuk memilih materi yang akan dipelajari sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Suprijono (dalam Shoimin. A, 2014: 80) mengemukakan bahwa dalam penggunaan model Group Investigation, setiap kelompok akan bekerja melakukan investigasi sesuai dengan masalah yang mereka pilih. Sesuai dengan pengertian-pengertian tersebut diketahui bahwa model Group Investigation adalah pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa sehingga tentu akan membangkitkan semangat serta motivasi mereka untuk belajar. Di antara model-model pembelajaran yang tercipta, Group Investigation merupakan salah satu model pembelajaran yang bersifat demokratif karena siswa menjadi aktif belajar dan melatih kemandirian dalam belajar.

Menurut Huda. M (2014:292) Model investigasi kelompok pertama kali dikembangkan oleh Sharan dan Sharan (1976) ini merupakan salah satu model kompleks dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk menggunakan skill berfikir level tinggi. Pada prinsipnya, strategi investigasi kelompok sudah banyak diadopsi oleh berbagai bidang pengetahuan, baik humaniora maupun saintifik. Akan tetapi dalam konteks pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok tetap menekankan pada heterogenitas dan kerjasama antarsiswa. Dalam investigasi kelompok guru bertugas untuk menginisiasi pembelajaran dengan menyediakan pilihan dan kontrol terhadap para siswa untuk memilih strategi penelitian yang akan mereka gunakan.

Menurut Hamzah dan Mohamad (2014) dalam implementasi investigasi kelompok, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan anggota 5-6 orang yang sifatnya heterogen. Kelompok ini dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban, persahabatan atau minat yang sama dalam topik untuk diselidik, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang terpilih. Kemudian, ia menyiapkan dan mempresentasikan laporan kelompoknya kepada seluruh kelas.

“Taniredja, dkk (2014) mengemukakan bahwa model pembelajaran Group Investigation dikembangkan oleh Sholomo Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv. Model ini merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok-kelompok kecil yang bersifat heterogen”. Hal ini juga dikemukakan oleh “Isjoni (2010) bahwa pada model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation ini siswa dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perkawanan atau pada keterkaitan akan sebuah materi tanpa melanggar ciri-ciri cooperative learning”. Sementara itu menurut “Shoimin (2014) model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa serta memadukan prinsip belajar demokratis dimana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran baik tahap awal sampai akhir pembelajaran”.

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa sehingga akan membangkitkan semangat serta motivasi siswa untuk belajar. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh “Kurniasih dan Sani (2015) bahwa model pembelajaran Group Investigation adalah salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang memiliki titik tekan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi atau segala sesuatu mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari. Informasi tersebut bisa didapat dari bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran, perpustakaan, atau dari internet dengan referensi yang bisa dipertanggung jawabkan”. Menurut Kurniasih dan Sani (2015) model pembelajaran Group Investigation ini ada tiga konsep utama, yaitu:

  1. Penelitian, yaitu proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut.
  2. Pengetahuan, yaitu pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung.
  3. Dinamika kelompok, yaitu menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melalui proses saling berargumentasi.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation merupakan pembelajaran yang dibentuk dalam kelompok kecil yang lebih melibatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau materi yang telah ditentukan dengan cara bekerja sama di dalam kelompok tersebut.

Ciri-ciri Pembelajaran Group Investigation

Model pembelajaran group investigation merupakan kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Model pembelajaran ini mempunyai ciri-ciri, yakni sebagai berikut;

  1. Pembelajaran kooperatif dengan model group investigation berpusat pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
  2. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang. Setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan berargumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok.
  3. Pembelajaran kooperatif dengan model group investigation siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari.
  4. Adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
  5. Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation suasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya.

Prinsip Model Pembelajaran Group Investigation

Kurniasih dan Sani (2015), mengemukakan hal penting untuk melakukan model group investigation adalah:

  1. Memiliki Kemampuan Kelompok
    Kemampuan kelompok yang dimaksud adalah setiap siswa harus dapat mengerjakan materi dalam kelompoknya dan mereka harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi masing-masingnya. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai sumber, kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.
  2. Rencana Kooperatif
    Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.
  3. Peran Guru
    Di samping menjadi fasilitator, guru juga harus menyediakan sumber. Dan guru juga harus berkeliling diantara kelompok-kelompok dan memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.

Tata Cara Pelaksanaan Model Group Investigation

Menurut Slavin dalam Maesaroh (2005) enam tahapan di dalam pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yaitu sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
  2. Merencanakan tugas
    Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.
  3. Membuat penyelidikan
    Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.
  4. Mempersiapkan tugas akhir
    Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.
  5. Mempresentasikan tugas akhir
    Dengan pengawasan guru, setiap kelompok mempresentasikan berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat untuk mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
  6. Melakukan Evaluasi
    Bersama-sama siswa, guru melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Group Investigation

Shoimin. A (2014:81) menjelaskan bahwa langkah-langkah model pembelajaran Group Investigation adalah sebagai berikut:

  1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
  2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.
  3. Guru mengundang ketua-ketua kelompok untuk memerikan materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
  4. Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
  5. Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasan.
  6. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasan.
  7. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan.
  8. Evaluasi.

Menurut Kurniasih dan Sani (2015) langkah-langkah model pembelajaran Group Investigation, diantaranya:

  1. Menyeleksi topik
    Tahap pertama siswa memilih berbagai subtopik dalam materi yang akan dipelajari atau dari gambaran yang diberikan oleh guru. Kemudian mengorganisir siswa menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas yang beranggotakan 2 hingga 6 orang.
  2. Merencanakan kerjasama
    Bersama-sama dengan siswa, guru merencanakan berbagai prosedur belajar, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah 1 di atas.
  3. Pelaksanaan
    Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah (merencanakan kerjasama) di atas. Proses pelaksanaan melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Dan guru harus memastikan setiap kelompok tidak mengalami kesulitan.
  4. Analisis dan sintesis
    Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah (pelaksanaan) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
  5. Penyajian hasil akhir
    Dengan pengawasan guru, setiap kelompok mempresentasikan berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topic tersebut.
  6. Melakukan evaluasi
    Bersama-sama siswa guru melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

Menurut Slavin (2005) enam tahapan di dalam pembelajaran kooperatif dengan model Group Investigation sebagai berikut:

Tabel tahap pembelajaran model group investigation

Tahap I
Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok.
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
Tahap II
Merencanakan tugas.
Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.
Tahap III
Membuat penyelidikan.
Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.
Tahap IV
Mempersiapkan tugas akhir.
Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.
Tahap V
Mempresentasikan tugas akhir.
Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.
Tahap VI
Evaluasi.
Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.


Dari berbagai pendapat di atas mengenai tahap pelaksanaan model pembelajaran Group Investigation, maka dapat diuraikan tahapnya sebagai berikut:

  1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyeleksi topik dan mengatur siswa dalam pembentukan kelompok heterogen.
  2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
  3. Masing-masing kelompok membahas topik yang telah diberikan secara kooperatif.
  4. Kelompok mempersiapkan laporan akhir untuk dipresentasikan di depan kelas.
  5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.
  6. Guru memberikan apresiasi kepada siswa atau kelompok yang telah melakukan presentasi dan membuat soal ulangan yang mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.

Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation

Tabel Kegiatan Pembelejaran Model Pembelajaran Group Investigation

Model Pembelajaran Group InvestigationKegiatan Pembelajaran
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok (3-5 siswa)Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang heterogen (3-5 siswa)
Siswa diberi penjelasan tentang tugas kelompok yang harus dikerjakanPada tahap mengamati siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan
Ketua-ketua kelompok maju ke depan untuk diberikan tugas kelompokGuru mengundang ketua-ketua kelompok untuk memberikan tugas berupa LKS secara kooperatif dalam kelompoknya
Masing-masing kelompok membahas tugas yang diberikanSiswa mengumpulkan informasi dari setiap anggota kelompok.
Siswa mencatat membuat kesimpulan dari hasil diskusiSetelah melakukan diskusi ten-tang permasalahan, siswa menulis hasil diskusi tersebut dan selanjutnya untuk memprentasikan didepan kelas
Siswa mempresentasikan hasil diskusiSiswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas.

Kelebihan Model Pembelajaran Group Investigation

Menurut Kurniasih dan Sani (2015), model pembelajaran group investigation memiliki kelebihan yaitu sebagai berikut;

  1. Model pembelajaran Group Investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
  2. Penerapan model ini mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motifasi belajar siswa.
  3. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang.
  4. Model ini juga melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.
  5. Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Adapun kelebihan dari model pembelajaran investigasi kelompok menurut Shoimin. A (2014:81) adalah:

  1. Secara pribadi
    1. Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas.
    2. Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif dan aktif.
    3. Rasa percaya diri dapat lebih mrningkat.
    4. Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah.
    5. Mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik.
  2. Secara Sosial
    1. Meningkatkan belajar bekerja sama.
    2. Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru.
    3. Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis.
    4. Belajar menghargai pendapat orang lain
    5. Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.
  3. Secara akademis
    1. Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan.
    2. Bekerja secara sistematis.
    3. Mengembangkan dan memilih keterampilan fisik dalam berbagai bidang.
    4. Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya.
    5. Mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat.
    6. Selalu berpikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.

Sedangkan kekurangan dari investigasi kelompok adalah:

  1. Sedikitnya materi yang disampaikan pada satu kali pertemuan.
  2. Sulitnya memberikan penilaian secara personal.
  3. Tidak semua topic cocok dengan model pembelajaran investigasi kelompok. Model ini cocok untuk diterapkan pada suatu topic yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan yang dialami sendiri.
  4. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
  5. Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan model ini.