Model Pembelajaran Teams Games Tournament
Team Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri atas 5 langkah tahapan, yaitu tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition) (Winastwan dan Sunarto, 2010). Menurut Saco dalam Rusman (2010), dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka.
TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Sedangkan menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition). Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
- Games tournament
- Penghargaan kelompok (Rusman, 2010)
Langkah-langkah pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) menurut Trianto (2009) adalah sebagai berikut:
- Guru menyiapkan kartu soal, lembar kerja siswa, alat/bahan.
- Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 orang)
- Guru mengarahkan aturan permainan
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyiapkan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja didalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis, pada waktu kuis ini mereka tidak dapat saling membantu. Aturan (skenario) permainan, dalam satu permainan terdiri dari kelompok penantang I, kelompok penantang II, dan seterusnya sejumlah kelompok yang ada.
Kelompok pembaca, bertugas: (1) Ambil kartu bernomor dan cari pertanyaan pada lembar permainan; (2) Baca pertanyaan dengan keras; (3) Beri jawaban. Kelompok penantang kesatu bertugas: Menyetujui pembaca atau memberi jawaban yang berbeda. Sedangkan kelompok penantang kedua: (1) Menyetujui pembaca atau memberi jawaban yang berbeda; (2) Cek lembar jawaban. Kegiatan ini dilakukan secara bergilir (games ruler).
Games Rulers
Secara lengkap mekanisme games ruler untuk 3 (tiga) tim ditunjukkan pada gambar berikut:
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games). Menurut Ngalimun (2014) Sintaks dari TGT adalah sebagai berikut :
- Membuat kelompok siswa heterogen sebanyak 4 orang kemudian diberikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan.
- Disiapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.
- Selanjutnya adalah pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu tertentu. Siswa bisa mengerjakan lebih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja turnamen sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium.
- Mumping, pada turnamen berikutnya, dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
- Setelah selesai, dihitung skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, diberikan penghargaan kelompok dan individual.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka tahapan dalam model kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat digambarkan seperti pada tabel berikut :
Tabel Sintaks Model TGT
Tahapan Model TGT (Teams Games Tournament) | Aktivitas Guru | Aktivitas Siswa |
Membuka pelajaran |
|
|
Penyajian Kelas | Menjelaskan materi yang akan diajarkan | Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru |
Siswa belajar secara kelompok |
|
|
Permainan |
| Menjalankan permainan dengan jujur dan bersungguh-sungguh |
Pertandingan | Mengarahkan jalannya pertandingan pada kelompok penantang dan pembaca soal. Menghitung skor yang diperoleh masing-masing kelompok dengan teliti. | Menjalankan pertandingan sesuai dengan arahan dari guru dan mengumpulkan skor. |
Pemberian penghargaan kelompok | Memberikan penghargaan pada katagori kelompok super, sangat baik, dan baik | Menerima penghargaan yang diberikan oleh guru dan menghargai hasil yang didapat |
Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi |
|
|
Menutup pelajaran | Memberikan penguatan dan motivasi pada siswa, serta mengarahkan untuk membaca materi selanjutnya | Memperhatikan guru dan menimbulkan rasa ingin tahu tentang materi selanjutnya |
Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)
Model pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournament), ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana (2000) kelebihan dan kekurangan dari Model TGT (Teams Games Tournament) adalah sebagai berikut:
- Kelebihan Model TGT
- Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas.
- Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu.
- Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam.
- Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa.
- Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain.
- Motivasi belajar lebih tinggi.
- Hasil belajar lebih baik.
- Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.
- Kelemahan Model TGT
- Bagi Guru
Sulitnya pengelompokkan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali, teliti dalam menentukan pembagian kelompok. Dan waktu yang dihabiskan oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh. - Bagi Siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa yang lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
- Bagi Guru