Diperbarui tanggal 11/Okt/2022

Model Pembelajaran Active Debate

kategori Model-model Pembelajaran / tanggal diterbitkan 10 Oktober 2022 / dikunjungi: 5.20rb kali

Pengertian Model Pembelajaran Active Debate

Kegiatan belajar mengajar mengandung beberapa komponen diantaranya adalah tujuan pembelajaran, materi ajar, metode, alat, media sumber serta evaluasi pembelajaran. Semua hal tersebut sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Namun, hal terpenting yang paling dibutuhkan oleh guru dalam sebuah pembelajaran adalat sebuah metode atau cara guru dalam mengajar. Pendekatan adalah sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan tentang sesuatu. Oleh karena itu, pendekatan bersifat aksiomatis. Teknik/strategi adalah cara khas yang operasional yang digunakan atau dilalui dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan metode. Oleh sebab itu, teknik/strategi lebih bersifat tindakan nyata yang berupa usaha atau upaya yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metode adalah suatu prosedur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sifatnya procedural. Adapun metode dalam penelitian ini adalah metode active debate.

Metode active debate merupakan salah satu metode yang diciptakan oleh Malvin L Sibermen pada pembelajaran aktif (Aktive Learning). Melalui metode debat Aktif siswa didorong mampu mengemukakan pendapatnya melalui suatu perdebatan antar kelompok diskusi yang disatukan dalam sebuah diskusi dikelas. Perdebatan terjadi karena adanya perbedaan pendapat yang muncul akibat adanya dorongan untuk bebas berpendapat. Pada dasarnya debat merupakan suatu latihan atau praktik kontroversi. Dalam dunia pendidikan debat bisa menjadi metode berharga untuk meningkatkan pemikiran perenungan terutama jika anak didik diharapkan mampu mengemukakan pendapat yang pada dasarnya bertentangan dengan mereka sendiri. Sifa Siti Mukrimah (2014:110) berpendapat bahwa Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Active debate adalah metode pembelajaran yang dilaksanakan dalam diskusi, adanya perdebatan dapat menjadi sebuah metode untuk mengembangkan pemikiran dan refleksi. (Suyadi ,2013:55).

Pembelajaran dengan menggunakan metode active debate yaitu sangat mengarahkan peserta didik untuk menyalurkan ide, gagasan dan pendapatnya dengan cara adu argumentasi baik perorangan atau kelompok. Masing-masing pembicara memberikan alasan nya secara logis dan dapat diterima. Selain itu dapat juga merupakan forum yang sangat tepat dan strategis untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan mengasah keterampilan bicara. Menurut Kamdhi menyebutkan bahwa debat adalah suatu pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai suatu pokok masalah dimana masing-masing peserta memberikan alasan untuk mempertahankan pendapatnya (Makmur Nurdin, 2016:2).

Metode debat sebagai kemampuan untuk meningkatkan komunikasi melalui materi ajar yang dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra (Ridwan Abdullah Sani ,2019:155). Dalam model pembelajaran active debate ,siswa juga dilatih mengutarakan pendapat atau pemikirannya dan bagaimana mempertahankan pendapatnya dengan alasan-alasan yang logis dan dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini bukan berarti siswa diajak saling bermusuhan, melainkan siswa belajar bagaimana menghargai adanya perbedaan. Siberman menyebutkan active debate merupakan suatu tekhnik perdebatan yang dapat dijadikan sebuah metode untuk mengembangkan pemikiran dari siswa yang berbeda-beda (Prayetno, dkk ,2018:72).

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran active debate itu lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam berfikir,serta beragumentasi. Hal ini tidak terlepas dari konteks pembahasan yang di sampaikan oleh guru. Guru hanya berperan sebagai fasilitator di dalam kelas. Metode pembelajaran ini cocok diterapkan di dalam kelas karena sesuai dengan kurikulum K13 yang menuntut anak untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Active Debate

Pada tahap ini, guru mempersiapkan rancangan pembelajaran, guru harus mampu menjelaskan kepada peserta didik agar tahu tentang cara berdebat yang baik dan benar sesuai dengan aturan yang berlaku, serta mengenalkan ragam format debat dalam pendidikan.

Pada model pembelajaran active debate, peserta didik dibentuk menjadi dua jenis kelompok, yaitu kelompok pro dan kontra. Dengan demikian ada beberapa langkah-langkah model pembelajaran active debate menurut Melvin L. Silberman (2006:141-142) di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Susunlah sebuah pertanyaan yang berisi pendapat tentang isu kontroversial yang terkait dengan materi pelajaran PPKn.Guru menginformasikan masalah yang kontroversial yang akan dibahas, kemudian siswa mengembangkan sebuah pernyataan yang kontroversial tersebut.
  2. Bagilah siswa menjadi dua tim debat (tim pro dan tim kontra).
  3. Buatlah dua hingga empat sub kelompok dalam masing-masing tim debat. Perintahkan setiap sub kelompok untuk menyusun argumen bagi pendapat yang dipegangnya dan perintahkan pada sub kelompok untuk memilih juru bicara.
  4. Tempatkan dua hingga empat kursi bagi para juru bicara bagi pihak yang Pro dalam posisi berhadapan dengan jumlah kursi yang sama bagi juru Bicara dari pihak yang kontra. Posisikan siswa yang lain dibelakang tim Debat mereka.
  5. Setelah semua siswa mendengarkan argumen debat terbuka, hentikan debat dan suruh mereka kembali ke sub kelompok awal mereka. Perintahkan sub kelompok untuk menyusun strategi dalam rangka mengkonter argumen pembuka dari pihak lawan
  6. Kembali kedebat, perintahkan para juru bicara, yang duduk berhadap-hadapan, untuk memberikan argumen tandingan . Ketika debat berlanjut (Pastikan untuk menyelang- nyeling antara kedua belah pihak, anjurkan siswa lain untuk memberikan catatan yang memuat argumen tandingan atau bantahan kepada pendebat mereka.
  7. Bila anda rasa perlu, akhiri debat. Tanpa menyebutkan pemenangnya, perintahkan siswa untuk kembali berkumpul membetukan satu lingkatan
    Tujuan dari penerapan metode ini adalah untuk melatih peserta didik agar mencari argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu permasalahan yang kontroversial serta memiliki sikap demokratis dan saling menghormati terhadap perbedaan pendapat antar teman .Dengan demikian akan timbul rasa saling menghargai dalam menyampaikan pendapatnya didalam kelas.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Active Debate

Model pembelajaran merupakan sebuah kerangka kerja yang memberikan gambaran sistematis untuk melaksanakan pembelajaran agar membantu dalam proses belajar siswa dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai, dengan artian lain bahwa model pembelajaran adalah gambaran umum namun tetap mengerucut pada tujuan khusus. Dari banyaknya model pembelajaran dalam dunia pendidikan, tentunya dari masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu model pembelajaran active debate yang digunakan dalam penelitian ini.berikut dijelaskan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran active debate pada pembelajaran PPKn.

Kelebihan Model Active Debate

Sifa Siti Mukrimah (2014:113-114) menyebutkan ada 4 kelebihan menggunakan model pembelajaran Active Debate yaitu:

  1. Model active debate ini dapat membuat Peserta didik menjadi lebih kritis di dalam pembelajaran, peserta didik yang biasanya diam juga ikut aktif dan mempunyai peranan penting dalam kelompoknya.
  2. Dengan model pembelajaran ini, mampu menciptakan Suasana kelas menjadi lebih bersemangat.
  3. Dalam model pembelajaran ini, membuat Peserta didik dapat mengungkapkan pendapatnya dalam forum. Karena dalam pembelajaran ini peserta didik dituntut untuk aktif dalam menyampaikan argumennya.
  4. Dalam proses pembelajaran ini, Peserta didik menjadi lebih besar hati, ketika pendapatnya tidak sesuai dengan peserta yang lain. Sehingga membuat peserta didik lebih senang dalam mengikuti pelajaran.

Kekurangan

Sifa Siti Mukrimah (2014 :114) menyebutkan ada 4 kekurangan menggunakan model pembelajaran active debate yaitu:

  1. Dalam proses pembelajaran biasanya hanya siswa yang aktif saja yang berbicara.
  2. Terkadang timbul perselisihan antar siswa setelah berdebat karena tidak terima pendapatnya disanggah
  3. Pada saat proses pembelajaran yang berlangsung, biasanya akan timbul rasa ingin saling menjatuhkan antar kelompok (pro dan kontra)
  4. Pada saat proses debat akan memakan waktu yang cukup lama dalam menyampaikan argumennya dari masing-masing kelompok.

Manfaat Model Active Debate

Model pembelajaran active debat merupakan salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui kegiatan mengutarakan pendapat. Metode active debate yaitu suatu metode pengajaran yang berupaya mencari jalan tengah yang diharapkan dapat melibatkan guru dengan siswanya, sehingga keduanya dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar tanpa dominasi yang berlebihan dari kedua belah pihak dan diharapkan pula dengan adanya kerjasama yang baik, tentunya akan terjalin hubungan timbal balik antara siswa dalam kelompok, hal ini dapat bermanfaat sebagai penunjang minat belajar siswa. Menurut Sugianto mengemukakan bahwa manfaat metode active debate (Nurainun, dkk ,2016:186) yaitu:

  1. Mendorong perenungan siswa, terutama kalau siswa diharapkan mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinannya, terlebih ketika anda harus mempertahankan pendapat yang anda anggap benar atau sebaliknya mematahkan pendapat orang lain, jika anda yakin kalau pendapat orang lain itu keliru.
  2. Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran mendorong siswa untuk berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang membangun (kontruktif) untuk mencari solusi, hal ini sangat disenangin sekali sama orang-orang yang gemar berdebat. Orang yang berpikir kritis sering kali memiliki berbagai pertanyaan saat dihadapkan pada sebuah fenomena atau informasi.

Kegiatan debat ini dilakukan bukan tanpa tujuan dan manfaat, tentunya terdapat hal-hal yang ingin dicapai oleh seluruh pihak. Sedangkan Cahyo Purnomo (2014:4-5) membagi manfaat active debate kedalam beberapa bagian diantaranya yaitu:

  1. Peserta didik dapat mengenal (mendeskripsikan) karakteristik diri (minat, nilai, kemampuan, dan ciri-ciri kepribadian), yang darinya peserta didik dapat mengidentifikasi bidang studi yang sesuai dengan dirinya.
  2. Peserta didik memperoleh pemahaman tentang berbagai hal terkait dengan dunia (studi) yang akan dimasukinya, seperti tingkat keluasan karier yang ditawarkan, deskripsi tugas dalam berbagai bidangpekerjaan, pengaruh perkembangan teknologi terhadap bidang kerja tertentu, kontribusi yang dapat diberikan dalam bidang pekerjaan tertentu pada masyarakat, dan tuntutan kemampuan kerja dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu di masa depan.
  3. Peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai bidang pendidikan yang tersedia dan relevan dengan berbagai bidang pekerjaan.
  4. Peserta didik mampu mengambil keputusan karier bagi dirinya sendiri, merencanakan langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan perencanaan kelanjutan studinya yang realistik bagi dirinya.
  5. Peserta didik mampu menyesuaikan diri dalam mengimplementasikan pilihannya dan mampu merencanakan pilihannya sesuai dengan karier yang diharapkannya