Diperbarui tanggal 3/Des/2022

Model Quantum Learning

kategori Model-model Pembelajaran / tanggal diterbitkan 3 Desember 2022 / dikunjungi: 4.07rb kali

Pengertian Model Quantum Learning

Istilah “Quantum” adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Learning merupakan kiat, pentunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat. Menurut Porter dan Hernacki (2010:14) Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua tipe orang, dan untuk semua umur. Quantum Learning berakar dari upaya Georgi Lozanov seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai “suggestology” atau “suggesto-pedia”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti memengaruhi hasil situasi belajar , dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif. Beberapa teknik yang digunakannya untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukan murid dengan nyaman, memasang musik latar di depan kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugesti.

Dalam teori Quantum Learning yang diungkapkan Fadlillah (2014:84) bahwa kemampuan otak anak hingga enam tahun atau tujuh tahun dalam belajar adalah seperti spons, menyerap berbagai fakta sifat-sifat fisik dan kerumitan bahasa yang kacau dengan cara yang menyenangkan dan bebas stress. Proses ini bisa diperkuat dengan adanya umpan balik dan ransangan positif dari lingkungan. Lebih lanjut, quantum learning adalah suatu model pembelajaran yang mengandung pelaksanaan pembelajaran layaknya permainan musik orkestra-simfoni dimana guru menciptakan suasana kondusif, dinamis, interaktif, partisipatif dan saling menghargai. Tokoh yang mencetuskan pembelajaran ini yaitu Bobbi Deporter sejak tahun 1982 (Lestari & Yudhanegara, 2015: 67). Quantum learning juga sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya”. Semua kehidupan adalah energi. Tubuh kita secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya; interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya. Quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar dan NLP dengan teori dan keyakinan termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dan berbagai teori dan strategi belajar yang lain, seperti teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual, auitorial dan kinestetik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik (menyeluruh), belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric learning), simulasi/permainan (Deporter & Hernacki, 2016: 16).

Menurut teori quantum learning anak didik memiliki modalitas belajar yang dibedakan menjadi tiga tipe yaitu visual, auditif dan kinsetetik. Markova menyatakan bahwa orang tidak hanya cenderung pada satu modalitas, mereka juga memanfaatkan kombinasi modalitas tertentu yang memberi mereka bakat dan kekurangan alami tertentu (Deporter dkk, 2010: 123). Keberagaman modalitas belajar ini dapat diatasi dengan menggunakan perangkat media dengan sistem multimedia. Sebab, masing-masing anak didik yang berbeda tipe belajarnya tersebut dapat diwakili oleh multimedia. Oleh karena itu, multimedia sangatlah universal mengadaptasi gaya belajar anak didik yang berbeda-beda. Menurut Zukha, Abidin & Alifiani dalam Shoimin (2016:141) menjelaskan prinsip model pembelajaran quantum learning yaitu “segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha dan jika layak dipelajari maka layak dirayakan”.

Tahapan Dalam Pembelajaran Berbasis Quantum Learning

Model quantum learning memiliki 6 tahap dalam pembelajaran yang dikenal dengan istilah tandur, yaitu:

  1. Tumbuhkan, yaitu tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah manfaatnya bagiku” (AMBAK).
  2. Alami, yaitu ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
  3. Namai, yaitu sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi.
  4. Demonstrasikan, yaitu siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pengetahuan mereka dalam proses pembelajaran.
  5. Ulangi, yaitu siswa diberi kesempatan bertanya tenatng pembelajaran yang belum dimengerti, kemudian membuat sebuah kesimpulan.
  6. Rayakan, yaitu pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi dan memperoleh keterampilan dan ilmu pengetahuan (Deporter dkk., 2014: 39–40).

Contoh Qunatum Learning Dalam Pembelajaran

Menurut Fadlillah (2014:114) kegiatan pembelajaran Quantum Learning dapat dicontohkan dengan tahapan berikut:

  1. Kegiatan belajar dimulai dengan senam bersama, dengan musik dan lagu bervariasi, sehingga anak tidak jenih dan menonton.
  2. Setelah senam anak masuk kedalam kelas. Guru membimbing anak-anak untuk memulai kegiatan, kegiatan pembuka dimulai dengan menyanyi atau dengan membentuk lingkaran . guru juga memberikan kebebasan kepada anak lagu atau permainan pembuka ini dilaksanakan sebelum kegiatan berkelompok sehingga setelah kegiatan ini anak-anak bersiap melakukan kegiatan kelompok, sehingga setelah kegiatan ini anak-anak bersiap melakukan kegiatan kelompok yang di bimbing guru
  3. Setelah kegiatan berdoa atau sebelum masuk kegiatan area atau sentra, anak-anak membentuk kelompok kecil dengan pembagian kelompok dibacakan oleh salah satu anak yang ditentukan jadwal piket. Kegiatan kelompok diisi dengan cerita, setiap anak diberi kesempatan untuk menceritakan kegiatannya.
  4. Kegiatan ini, setelah anak-anak siap guru menjelaskan tentang kegiatan apa yang akan dikerjakan hari ini. Saat kegiatan motorik kasar, maka akan dijelaskan tentang kegiatan apa saja yang dilakukan , serta fungsi kegiatan tersebut. Pada saaat kegiatan belajar menggunakan area atau sentra, maka guru menjelaskan kegiatan masing-masing area atau sentra.
  5. Kegiatan makan bekal. Setelah belajar di area atau sentra maka anak -anak melakukan kegiatan makan bekal ini melatih anak untuk berbagi
  6. Kegiatan penutup. Setelah makan bekal anak dapat masuk kedalam kelas kemabali, mereka melakukan kegiatan persiapan pulang. Guru me-review kembali kegiatan yang dilaksanakan hari itu dan menberitahukan kegiatan yang dilaksanakan keesokkan harinya.

Kelebihan dan Kekurangan Quantum Learning

Dalam belajar Quantum Learning, perlu pendukung agar bisa berjalan dengan baik. Menurut Masganti Sit (2016:62) Belajar Quantum Learning mempunyai kelebihan dan kekurangan dapat dilihat dibawah ini:

Kelebihan

Keunggulan strategi pembelajaran Quantum Learning antara lain sebagai berikut:

  1. Pembelajaran quantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
  2. Pembelajaran quantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistisempiris, “hewanistis”, dan atau nativistis.
  3. Pembelajaran quantum lebih konstruktivistis, bukan positivistisempiris, behavioristis.
  4. Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
  5. Pembelajaran quantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
  6. Pembelajaran quantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuatbuat.
  7. Pembelajaran quantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
  8. Pembelajaran quantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
  9. Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada pembentukan ketrampilan akademis, ketrampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau material.
  10. Pembelajaran quantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
  11. Pembelajaran quantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
  12. Pembelajaran quantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.

Kelemahan

Kelemahan strategi pembelajaran Quantum Learning antara lain adalah:

  1. Membutuhkan pengalaman yang nyata
  2. Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar
  3. Kesulitan mengidentifikasi ketrampilan anak

Berdasarkan pemaparan keunggulan dan kelemahan Quantum Learning, maka Quantum Learning sangat memperhatikan keaktifan serta kreativitas yang dapat dicapai oleh peserta didik. Quantum Learning mengarahkan seorang guru menjadi guru yang “baik”, baik dalam arti bahwa guru memiliki ide-ide kreatif dalam memberikan proses pembelajaran, mengetahui dengan baik tingkat kemampuan peseta didik.

Dapat disimpulkan bahwa Quantum Learning adalah model belajar yang dapat dilakukan oleh setiap individu dalam mencapai keefektifan belajar yang dapat dilakukan di mana saja, sedangkan quantum teaching adalah model pembelajaran yang mengacu dan berdasarkan Quantum Learning yang diterapkan di ruang kelas. Tetapi jika ditelusuri lebih jauh, apabila pengajar menerapkan quantum teaching dalam pembelajaran dengan konsisten maka seluruh peserta didik akan dapat membiasakan diri belajar secara quantum (Quantum Learning), karena di dalam quantum teaching secara otomatis pengajar mengajarkan Quantum Learning yang disarankan untuk diterapkan oleh anaknya saat belajar.