Model Pembelajaran Matematika di Luar Kelas
Pengertian Pembelajaran Matematika di Luar Kelas (Outdoor Mathematics)
Menurut Paul Barron (2009:96), pembelajaran matematika di luar kelas (outdoor mathematics) merupakan kegiatan pembelajaran matematika yang bersifat praktis dan kreatif yang akan dinikmati oleh anak-anak, dimana mereka harus menemukan, mengidentifikasi serta merekam pola yang ditemui. Menurut Rita Maryana (2009:36), pembelajaran matematika di luar kelas merupakan pembelajaran yang dilaksanakan di luar ruangan kelas yang dapat menjadi sarana yang efektif dalam membantu perkembangan dan belajar siswa secara menyeluruh, baik perkembangan fisik-motorik, sosio-emosi dan budaya maupun perkembangan intelektual.
Sedangkan Ruseffendi dalam Dwi (2012:20) mengemukakan model pembelajaran matematika di luar kelas sebagai cara mengajar dengan membimbing pesera didik ke suatu tempat di luar kelas. Peserta didik dibimbing oleh guru dalam hal melakukan pengamatan, berpartisipasi aktif dalam kegiatan di lapangan, melakukan pengukuran, perkiraan dan perhitungan. Russefendi dalam Dwi (2012 :20) menjelaskan tujuan dari model pembelajaran di luar kelas pada mata pelajaran matematika antara lain:
- Agar siswa mampu menerapkan pelajaran matematika dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari- hari.
- Kegiatan lapangan dapat membuat siswa lebih kreatif dan mempunyai sikap positif terhadap matematika.
- Mengingat konsep cukup lama (retensi cukup kuat), karena dalam mempelajari suatu konsep, siswa terjun langsung dan mendapatkan pengalaman yang bermakna.
- Sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih senang bermain, kegiatan yang mengandung unsur permainan akan menarik minta pesera didik, karena merupakan hal baru dan tidak membosankan.
Pelaksanaan Model Pembelajaran Matematika di Luar Kelas (Outdoor Mathematics)
Model kegiatan belajar di luar kelas dilaksanakan sesuai dengan materi yang tercantum dalam pokok bahasan yang praktek dan kegiatannya dilakukan di luar ruangan serta bisa memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media atau sumber belajar. Pada dasarnya pembelajaran di luar kelas ini memperjelas konsep dan memberikan pengalaman secara langsung pada siswa. Membawa siswa ke luar kelas dalam rangka kegiatan belajar tidak terbatas oleh waktu. Artinya tidak selalu memakan waktu yang lama, tapi bisa saja dalam waktu satu atau dua jam pelajaran bergantung kepada apa yang akan di pelajarinya dan bagaimana cara mempelajarinya.
Agar pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar, perlu ditetapkan tujuan apa yang akan dicapai. Tujuan ini harus dirumuskan sehingga setelah kegiatan selesai dapat dievaluasi, apakah kegiatan telah memenuhi sasaran atau belum. Untuk melaksanakan kegiatan diperlukan beberapa alat-alat atau media yang dapat membantu dalam kegiatan pengukuran atau pengumpulan data, misalnya meteran, penggaris, tali, dan busur derajat. Menurut Krismanto (2003:10) pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika di luar kelas (outdoor mathematics) dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Tahap Pendahuluan
- Apersepsi dilakukan dengan memberi pertanyaan-pertanyaan lisan tentang pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan untuk menunjang pelajaran yang akan dipelajari.
- Motivasi dilakukan untuk membangkitkan rasa ingin tahu pesera didik untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki maupun masalah kehidupan nyata.
- Penjelasan tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengungkapkan pengalaman belajar pesera didik yang terkait dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang hendak dicapai.
B. Tahap Pengembangan
Pada tahap ini bertujuan untuk mengembangkan objek langsung (fakta, konsep, prinsip) serta obyek tidak langsung yang berkaitan dengan kemampuan pesera didik dalam memecahkan masalah, menyelidiki, bersifat kritis dan teliti yang disesuaikan dengan kekhasan strategi pengajaran.
- Fakta disampaikan dengan penjelasan tentang arti atau fakta. Misalnya apa yang dimaksud dengan bangun datar persegi dan persegi panjang?
- Konsep dapat disajikan dengan memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep itu, sampai akhirnya pesera didik dapat mendefinisikan konsep yang dapat dilakukan melalui kegiatan memberi pengalaman belajar yang terkait dengan konsep. Misalnya sebutkan contoh benda yang permukaannya berbentuk persegi dan persegi panjang yang ada disekitarmu?
- Prinsip diajarkan dengan berbagai metode pembelajaran. Pada tahap ini agar memberikan materi sedikit demi sedikit, maksudnya setelah dibahas satu konsep segera diberikan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman pesera didik, baru dilanjutkan dengan konsep lain. Metode penyampaian dipilih sesuai dengan materi dan kondisi. Ada baiknya metode dilakukan bervariasi misalnya ceramah, tanya jawab, diskusi, penemuan terbimbing, ekperimen, permainan yang dilakukan sebagai kegiatan di luar kelas. Pada tahap ini dapat dituangkan dalam lembar tugas kelompok.
C. Tahap Penerapan
Pada tahap ini dapat dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut:
- Penyajian kelas
Pembelajaran diawali dengan pembagian kelompok yang terdiri dari 4-5 peserta didik pada tiap kelompoknya. Pembagian kelompok belajar berdasarkan heterogenitas jenis kelamin dan kemampuan akademik. Pembagian kelompok ditentukan oleh guru. - Penyampaian peraturan kerja kelompok
Guru menyampaikan tata aturan yang harus dilakukan dalam kegiatan kelompok dan menerangkan cara pengerjaan LKS. - Aktivitas peserta didik di luar kelas
Peserta didik dibimbing guru keluar kelas selama 15-20 menit untuk mengamati benda-benda yang ada disekitar lingkungan sekolah. Peserta didik dibebaskan untuk mengamati segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar tanpa harus merusaknya. Hasil pengamatan disajikan dalam LKS. - Diskusi kelompok
Peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk mengerjakan LKS dengan kegiatan pengamatan. Guru membimbing dan mengamati diskusi masing-masing kelompok. Jika ada yang belum jelas, diberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya. - Presentasi hasil kerja kelompok
Setelah waktu di luar kelas habis, semua peserta didik memasuki kelas kembali. Masing-masing kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas.
D. Tahap Penutup
Pada tahap ini guru mengarahkan peserta didik menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajarai. Guru memberikan penilaian terhadap laporan hasil kegiatan, dilanjutkan dengan pemberian evaluasi atau tugas pekerjaan rumah.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Matematika di Luar Kelas (Outdoor Mathematics)
Menurut Sudjana dan Rivai (2011:208-209) kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran matematika di luar kelas (outdoor mathematics) adalah sebagai berikut:
Kelebihan
- Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
- Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
- Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenerannya lebih akurat.
- Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.
- Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain
- Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk peribadi yang tidak asing dengan kehidupan disekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.
Kelemahan
- Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa ketujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan main-main. Kelemahan ini dapat diatasi dengan persiapan yang matang sebelum kegiatan itu dilaksanakan. Misalnya menentukan tujuan belajar yang diharapakan dimiliki siswa, menentukan cara bagaimana siswa mempelajarinya, berapa lama dipelajari, cara memperoleh informasi, mencatat hasil yang diperoleh, dan lain-lain.
- Membutuhkan waktu yang lama dalam pelaksanaannya. Kelemahan ini dapat diatasi dengan menentukan batas waktu siswa mengerjakan sehingga siswa bertanggung jawab atas tugas yang dibebankan kepada siswa.
- Membutuhkan lingkungan dan alat peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran saat itu yang tidak selalu mudah didapatkan.
- Membutuhkan biaya yang banyak, jika pelaksanaan kegiatan hingga ke luar sekolah ( museum atau kebun binatang).