Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Kata inkuiri berasal dari bahasa inggris “Inquiry” berarti pertanyaan, pemeriksaan, penemuan atau penyelidikan. Model pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2010). Pembelajaran inquiry dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah ke dalam waktu yang realtif singkat. Hasil penelitian Schlenker, dalam Joyce dan Weil (1992) dalam Trianto (2014), menunjukkan bahwa latihan inquiry data meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi.
Menurut Piaget bahwa model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan siswa lain. Menurut Putra (2013) ada 3 jenis model pembelajaran inkuiri yaitu inkuiri terbimbing, inkuiri bebas, dan inkuiri bebas termodifikasi. Menurut Trianto (2014) model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang didalamnya guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal atau petunjuk-petunjuk yang dapat mengarahkan siswa ke dalam suatu diskusi untuk menemukan pemecahan masalah. Dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk seperlunya dari seorang guru. Petunjuk-petunjuk itu pada umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing. Selain pertanyaan-pertanyaan, guru juga dapat memberikan penjelasan-penjelasan seperlunya pada saat siswa akan melakukan percobaan, misalnya penjelasan tentang cara-cara melakukan percobaan. Pada tahap permulaan diberikan lebih banyak bimbingan, sedikit demi sedikit bimbingan itu dikurangi.
Menurut Jacobsen, dkk dalam Sofiani (2011) inkuiri terbimbing (guided inkuiri) merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep dan hubungan antar konsep. Ketika menggunakan model pembelajaran ini, guru menyajikan contoh-contoh pada siswa, memandu siswa saat berusaha menemukan pola-pola dalam contoh-contoh tersebut, dan memberikan semacam penutup ketika siswa telah mampu mendeskripsikan gagasan yang diajarkan oleh guru. Menurut Mulyasa dalam Susanti (2014) model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah pembelejaran inkuiri dengan bimbingan dari guru, yakni suatu cara penyampaian pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat pencarian secara kritis, analitis, dan argumentatif secara ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan. Guru memberikan bimbingan atau petunjuk yang jelas kepada siswa. Langkah-langkah yang dimaksud adalah orientasi, perumusan masalah, perumusan hipotesis, dan menarik kesimpulan jawaban.
Menurut Kindsvatter dalam Suparno (2007), Inkuiri yang terarah adalah inquiry yang banyak dicampuri oleh guru. Guru banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inquiry. Bahkan guru sudah punya jawaban sebelumnya, sehingga siswa tidak begitu bebas mengembangkan gagasan dan idenya. Guru memberikan persoalan dan siswa disuruh memecahkan persoalan itu dengan prosedur tertentu yang diarahkan oleh guru. Siswa dalam menyelesaikan persoalan menyesuaikan dengan prosedur yang telah ditetapkan guru. Campur tangan guru misalnya dalam pengumpulan data, guru sudah memberikan beberapa data dan tinggal melengkapinya. Guru banyak memberikan pertanyaan di sela sela proses, sehingga kesimpulan lebih cepat dan mudah diambil. Dengan model terarah seperti ini, kesimpulan akan selalu benar dan sesuai dengan kehendak guru.
Putra (2013), mengemukakan bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multiarah yang mengiring siswa agar bisa memahami konsep pelajaran. Selain itu bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama berlangsungnya proses belajar, guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru sanggup memberikan petunjuk-petunjuk kepada siswa.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Anshory (2010), yaitu:
- Mengamati dan Generalisasi. Pertanyaan Pada tahap pertama, siswa diberikan suatu fenomena atau masalah untuk diamati dan diidentifikasi kemudian berdasarkan informasi yang mereka dapatkan siswa menggeneralisasi suatu pertanyaan untuk didiskusikan pemecahannya.
- Membuat Hipotesis. Pada tahap kedua, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan hipotesisnya. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis yang menjadi prioritas penyelidikan.
- Merancang Percobaan. Pada tahap ketiga, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan untuk menguji hipotesis mereka. Dalam menguji hipotesis mereka, siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Siswa juga diminta untuk menyebutkan variabel-variabel yang terdapat dalam percobaan mereka. Variabel-variabel tersebut dibagi ke dalam variabel yang “sudah diketahui” dan “variabel yang belum diketahui” kemudian siswa mengembangkan prediksi terhadap variabel-variabel tersebut. Agar memudahkan dalam penyusunan langkah- langkah percobaan dan proses prediksi, siswa diberikan serangkaian alat dan bahan.
- Melakukan Percobaan untuk Memperoleh Informasi. Pada tahap empat, siswa melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah yang telah disusun untuk memperoleh informasi berkenaan dengan pertanyaan penelitian.
- Analisis Data dan Laporan Penelitian. Pada tahap lima, guru memberi kesempatan pada tiap siswa/kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul dan membimbing siswa dalam membuat laporan percobaan.
Model inkuiri terbimbing biasanya digunakan bagi siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan menggunakan metode inquiry. Pada tahap permulaan diberikan lebih banyak bimbingan, sedikit demi sedikit bimbingan itu di kurangi, seperti yang dikemukakan oleh Salim (2011), bahwa dalam usaha menemukan suatu konsep siswa memerlukan bimbingan bahkan memerlukan pertolongan guru setapak demi setapak. Siswa Memerlukan bantuan untuk mengembangkan kemampuannya memahami pengetahuan baru. Walaupun siswa harus berusaha mengatasi kesulitan-kesulitan yang di hadapi tetapi pertolongan guru tetap diperlukan. Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan siswa, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Dalam inkuiri terbimbing kegiatan belajar harus di kelolah dengan baik oleh guru dan luaran pembelajaran sudah dapat diprediksikan sejak awal. Inkuiri jenis ini
cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu.
Dengan melihat beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inquiry adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis dan kreatif untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Karakteristik Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Menurut Carol C. Kuhlthau dan Ross J. Todd (2007) terdapat enam karakteristik inkuiri terbimbing (Guided Inquiry), yaitu:
- siswa belajar aktif,
- siswa belajar berdasarkan pada yang siswa tahu,
- siswa mengembangkan rangkaian berpikir dalam proses pembelajaran melalui bimbingan,
- perkembangan siswa terjadi secara bertahap,
- siswa mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran,
- siswa belajar melalui interaksi sosial.
Proses pembelajaran dengan menggunakan model unkuiri terbimbing menekankan pada aktifitas siswa. Dengan kata lain model pembelajaran inkuiri terbimbing menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru, tetapi juga berperan untuk menemukan sendiri konsep dari pelajaran tersebut.
Pembelajaran yang dilakukan berdasarkan pengalaman masa lalu dan pengertian sebelumnya merupakan bentuk dasar untuk membangun pengetahuan baru. Seluruh aktifitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa melalui bimbingan dari guru hal tersebut bertujuan untuk membawa siswa ke dalam rangkaian berpikir yang lebih tinggi. Rangkaian berpikir yang lebih tinggi memerlukan proses mendalam yang membawa kepada sebuah pemahaman. Proses yang mendalam memerlukan waktu dan motivasi yang dikembangkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang otentik mengenai objek yang telah digambarkan dari pengalaman dan keingintahuan siswa. Proses yang mendalam juga memerlukan perkembangan kemampuan intelektual yang melebihi dari penemuan dan pengumpulan fakta.
Menurut Muslich (2008) ada beberapa hal yang menjadi karakteristik atau ciri-ciri utama pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut:
- Pembelajaran inkuiri terbimbing menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pembelajaran inkuiri terbimbing menempatkan siswa sebagai subjek belajar, namun tetap dalam arahan dari guru.
- Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri sesuatu yang dipertanyakan sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self believe).
- Membuka intelegensi siswa dan mengembangkan daya kreativitas siswa.
- Memberikan kebebasan pada siswa untuk berinisiatif dan bertindak.
- Mendorong siswa untuk berpikir intensif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
Langkah-langkah model inkuiri terbimbing
Sintaks Pembelajaran Inkuiri menurut Trianto (2014):
Fase | Prilaku Guru |
Menyajikan pertanyaan atau masalah | Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis Guru membagi siswa dalam kelompok |
Membuat Hipotesis | Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi perioritas penyelidikan |
Merancang percobaan | Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan |
Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi | Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan |
Mengumpulkan dan menganalisis data | Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul |
Membuat kesimpulan | Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan |
Menurut Gulo (2002) di dalam Trianto (2014) menyatakan, bahwa inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
Langkah-langkah model pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Amri (2013) sebagai berikut:
- Merumuskan masalah yang diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusan harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.
- Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisisr, dan menganalisis data tersebut. Bimbigan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan. Bimbingan sebaiknya mengarah siswa untuk melangkah kea rah yang hendak dituku, melalui pertanyaan-pertanyaan atau lembar kerja siswa.
- Siswa menyusun konjektur (perkiraan) dari hasil analisis yang dilakukan
- Konjektur yang telah dibuat siswa, diperiksa oleh guru
- Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut , maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan kepada siswa untuk menyusunya.
- Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan.
Penerapan model penbelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran di kelas harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut (Sanjaya, 2010):
- Orientasi
Orientasi merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif, guru mengkondisikan siswa supaya siap untuk melaksanakan proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi yaitu menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa; menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan (dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuannya); serta menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar untuk memberikan motivasi kepada siswa. - Merumuskan masalah
Merumuskan masalah sebagai langkah untuk membawa siswa pada suatu permasalahan yang mengandung teka-teki. Permasalahan yang diberikan harus menantang siswa untuk berpikir memecahkannya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah yaitu masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa untuk menumbuhkan motivasinya dalam belajar, masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti dan konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. - Mengajukan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu persoalan yang dikaji sehingga kebenarannya perlu diuji. Cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan hipotesis (menebak) pada siswa yaitu dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu persoalan yang dikaji. Kemampuan berpikir logis akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki dan keluasan pengalaman. - Mengumpulkan data
Mengumpulkan data merupakan kegiatan menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan pengumpulan data adalah proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual karena membutuhkan motivasi yang kuat, ketekunan serta kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Maka dari itu, tugas guru dalam tahap ini yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang diperlukan. - Menguji hipotesis
Menguji hipotesis merupakan proses untuk menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan adalah hal terpenting dalam menguji hipotesis. - Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan merupakan proses mendekripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Langkah perumusan kesimpulan ini adalah langkah terakhir dalam penerapan pendekatan inkuiri di dalam pembelajaran.
Berikut adalah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquri terbimbing
No | Langkah | Kegiatan Pembelajaran |
1 | Orientasi |
|
2 | Merumuskan masalah |
|
3 | Merumuskan hipotesis |
|
4 | Mengumpulkan data |
|
5 | Menguji hipotesis |
|
6 | Merumuskan kesimpulan |
|
Kelebihan dan Kekurangan model inkuiri terbimbing
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
- Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.
- Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
- Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
- Keuntungan lain yaitu dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Disamping memiliki keunggulan , pembelajaran ini juga memiliki kelemahan, diantaranya:
- Sulit mengotrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
- Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
- Kadang-kadang dalam mengimplementasikan, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
- Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.