Diperbarui tanggal 5/Des/2022

Model Means Ends Analysis (MEA)

kategori Model-model Pembelajaran / tanggal diterbitkan 5 Desember 2022 / dikunjungi: 2.05rb kali

Model Means Ends Analysis (MEA)

Secara etimologi, Means Ends Analysis (MEA) terdiri dari tiga unsur kata, yakni: Means berarti „cara?, Ends berarti „tujuan? dan Analysis berarti „analisis atau menyelidiki secara sistematis?. Dengan demikian, MEA bisa diartikan sebagai strategi untuk menganalisis permasalahan melalui berbagai cara untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan. Dalam bukunya Miftahul Huda MEA (2013: 294) dikembangkan pertama kali oleh Newell dan Simon pada 1972 menyebutkan bahwa: MEA merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam Artificial Intelligence untuk mengontrol pencarian dalam program komputer pemecahan masalah. Ini juga menjadi salah satu teknik yang digunakan setidaknya sejak 1950 sebagai perangkat kreativitas, dan sering disebutkan dalam buku-buku engineering dalam bahasan mengenai metode-metode desain. MEA juga digunakan sebagai salah satu cara untuk mengklarifikasi gagasan seseorang ketika melakukan pembuktian matematis.

MEA merupakan strategi yang memisahkan permasalahan yang diketahui (problem state) dan tujuan yang akan dicapai (goal state) yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan berbagai cara untuk mereduksi perbedaan yang ada di antara permasalahan dan tujuan means berarti alat atau cara berbeda yang bisa memecahkan masalah, sementara ends berarti akhir tujuan dari masalah. Menurut Arends di bukunya H. Yatim Riyanto mengidentifikasi 4 karakateristik pembelajaran berbasis masalah. Berikut diuraikan keempat karakteristik tersebut:

  1. Pengajuan masalah
    Langkah awal dari pembelajaran berbasis masalah adalah mengajukan masalah selanjutnya berdasarkan masalah ditemukan konsep, prinsip serta aturan-aturan. Masalah yang diajukan secara autentik ditujukan dengan mengacu pada kehidupan nyata.
  2. Keterkaitan dengan disiplin ilmu lain (interdiciplinnary focus)
    Walaupun pembelajaran berbasis masalah ditujukan pada suatu bidang ilmu tertentu, tetapi dalam pemecahan masalah-masalah aktual, peserta didik dapat menyelidiki dari berbagai ilmu.
  3. Menyelidiki masalah autentik
    Dalam pembelajaran berbasis masalah, amat diperlukan untuk menyelidiki masalah autentik dan mencari solusi nyata atas masalah tersebut.
  4. Memamerkan hasil kerja
    Model ini membelajarkan peserta didik untuk menyusun dan memamerkan hasil kerja sesuai dengan kemampuannya. Setelah peserta didik selesai mengerjakan lembar kerja, salah satu tim menyajikan hasil kerjanya di depan kelas dan peserta didik memberikan tanggapan, kritik terhadap pemecahan masalah yang disajikan. Dalam hal ini, guru mengarahkan, membimbing, memberi petunjuk kepada peserta didik agar aktivitas siswa terarah.

Langkah-langkah Model Means Ends Analysis

Dalam pembelajaran matematika MEA bisa diterapkan dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

  1. Identifikasi Perbedaan antara Current State dan Goal State
    Pada tahap ini, siswa dituntut untuk memahami dan mengetahui konsep-konsep dasar matematika yang terkandung dalam permasalahan matematika yang disuguhkan. Bermodalkan pemahaman terhadap konsep, siswa dapat melihat sekecil apapun perbedaan yang terdapat antara current dan goal state.
  2. Organisasi Subgoals
    Pada tahap ini, siswa diharuskan untuk menyusun subgoals dalam rangka menyelesaikan sebuah masalah. Penyusunan ini dimaksudkan agar siswa lebih fokus dalam memecahkan masalahnya secara bertahap dari terus berlanjut sampai akhirnya goal state dapat tercapai.
  3. Pemilihan Operator atau Solusi
    Pada tahap ini, setelah subgoals terbentuk, siswa dituntut untuk memikirkan bagaimana konsep dan operator yang efektif dan efisien untuk memecahkan subgoals akan menuntun pemecahan goal state yang sekaligus juga bisa menjadi solusi utama.