Diperbarui tanggal 30/Des/2021

Model Pembelajaran Think Pair Share

kategori Model-model Pembelajaran / tanggal diterbitkan 30 November 2021 / dikunjungi: 21.22rb kali

Pengertian

Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Pertama kali model ini diperkenalkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutif Arends (1997), menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas (La Iru dan La Ode Saifun Arihi,20012:60). Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat memeberi siswa lebih banyak waktu berfikir, untuk merespons dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya. Sekarang guru menginginkan siswa mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan dipahami.

Think pair share (TPS) merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan perama kali oleh profesor Frang Lyman di university of Maryland pada 1981 dan diadopsi oleh banyak penulis dibidang pembelajaran kooperatif pada tahun-tahun selanjutnya. Strategi ini memperkenalkan gagasan tentang waktu „tunggu atau berpikir? (wait or think time) pada elemen interaksi pembelajaran kooperatif yang saat ini menjadi salah satu faktor ampuh dalam meningkatkan respons siswa terhadap pertanyaannya (Miftahul Huda 2013:206). Menurut Miftahul Huda (2013:206) Manfaat TPS antara lain adalah: 1) memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain; 2) mengoptimalkan partisipasi siswa; 3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Skill-skill yang umumnya dibutuhkan dalam strategi ini adalah sharing informasi, bertanya dan meringkas gagasan orang lain.

Selanjutnya, menurut Suprijono (Thobroni, 2015) TPS memiliki makna sebagai berikut.

  1. Thinking
    Siswa diberi kesempatan untuk memikirkan ide-ide mereka tentang pertanyaan atau wacana yang diberikan oleh guru.
  2. Pairing
    Siswa menentukan dengan siapa dia akan berpasangan dengan tujuan agar siswa dapat berdiskusi dan mendalami ide-ide yang telah ditemukan masing-masing siswa.
  3. Sharing
    Setelah ditemukan kesepakatan ide-ide pada masing-masing kelompok, lalu pada tahap ini ide-ide tersebut dibagikan kepada kelompok lain melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab. Hal tersebut dimaksudkan agar dari berbagai ide-ide yang mereka temukan, dapat ditemukan satu struktur yang integratif dari pengetahuan yang telah dipelajari.

Elhefni (2011) menjelaskan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share bahwa model pembelajaran kooperatif Think Pair Share ini memiliki keunggulan yaitu siswa dapat banyak waktu untuk berpikir, merespon, dan saling membantu, guru hanya menyampaikan materi secara singkat, kemudian mengajukan pertanyaan, kemudian guru menginginkan siswa memikirkan secara lebih mendalam tentang materi yang telah dijelaskan dan dialami. Model pembelajarn ini digunakan untuk menggantikan tanya jawab seluruh kelas. Tujuan kognitif penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ini biasanya berupa informasi akademik sederhana, sehingga hanya cocok digunakan untuk materi-materi pembelajaran yang sederhana dan mudah, melalui pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share diharapkan mampu mengubah strategi pembelajaran yang masih disampaikan dengan metode ceramah menjadi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam diskusi kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe Thing Pair Share memberikan kesempatan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain (kelompok) siswa juga diberi kesempatan untuk membagikan jawaban yang paling benar, teknik ini dapat mendorong siswa untuk bersemangat dalam bekerja sama, dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ini diharapkan hasil belajar lebih baik dari siswa yang belajar sendiri.

Riani (2016), menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share merupakan cara untuk menambah pola belajar secara berkelompok menjadi berpasangan. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat dirancang dengan tepat agar siswa senang, tertarik dan merasa tertantang. Diharapkan dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, siswa dapat membangkitkan kesenangan dalam belajar secara berkelompok dan membantu teman mengatasi kesulitan dalam pembelajaran di kelas.

Tipe Think Pair Share (TPS) merupakan suatu teknik sederhana dengan keuntungan besar. TPS dapat meninngkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu imformasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan untuk didiskusikan sebelum disampaikan didepan kelas. Selain itu, TPS juga memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas. TPS sebagai salah satu model pembelajaran kooperatif yang terdiri atas 3 tahapan, yaitu Thinking, pairing, dan sharing. Guru tidak lagi sebagai satu-satu nya sumber pembelajaran (teacher oriented), tetapi justru siswa dituntut untuk dapat menemukan dan memahami konsep-konsep baru (student oriented). Peningkatan penguasaan isi akademis siswa terhadap materi pelajaran dilalui dengan tiga proses tahapan, yaitu melalui proses Tingking (berpikir) siswa diajak untuk merespons, berpikir dan mencari jawaban atas pertanyaan guru, melaui proses pairing (berpasangan) siswa di ajak bersama-sama menemukan jawaban yang paling tepat atas pertanyaan guru. Terakhir melalui tahap sharing (berbagi), siswa diajak untuk mampu membagi hasil diskusi kepada teman dalam satu kelas. Jadi, melalui model Think Pair Share ini, penguasaan isi akademis siswa terhadap materi pelajaran dapat meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Tahap-Tahap Model Pembelajaran TPS

Think Pair Share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplesit untuk memberi waktu lebih banyak pada siswa untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Model Think Pair Share (TPS) Sebagai ganti dari tanya jawab seluruh kelas, sebagai suatu model pemebelajaran TPS memiliki langkah-langkah tertentu. guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa berkesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat.

Model pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS) terdiri atas lima langkah, dengan tiga langkah utama sebagai ciri khas, yaitu tahap pendahuluan Think, pair dan Share, penghargaan. Penjelasan dari setiap langkah-langkah adalah sebagai berikut.

  1. Tahap pendahuluan
    Awal pembelajaran dimulai dengan penggalian apersepsi sekaligus memotivasi siswa agar terlibat pada akativitas pembelajaran. Pada tahap ini,guru juga menjelaskan aturan main serta menginformasikan batasan waktu untuk setiap tahap kegiatan.
  2. Tahap Think (berpikir secara individual)
    Proses think pair share dimulai pada saat guru melakukan Demonstrasi untuk menggali konsepsi awal siswa. Pada tahap ini, siswa diberi batasan waktu (Think time) oleh guru unntuk memikirkan jawabannya secara individual terhadap pertanyaan yang diberikan. Dalam penentuannnya, guru harus mempertimbangkan pengetahuan dasar siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.
  3. Tahap pairs (berpasangan dengan teman sebangku)
    Pada tahap ini, guru mengelompokkan siswa yang berpasangan. guru menentukan bahwa pasangan setiap siswa adalah teman sebangkunya. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak pindah mendekati siswa lain yang pintar dan meninggalkan teman sebangkunya. Kemudian, siswa mulai bekerja dengan pasangannya untuk mendiskusikan mengenai jawaban atas permasalahan yang telah diberikan oleh guru. setiap siswa memiliki kesempatan untuk mendiskusikan berbagai kemungkinan jawaban secara sederhana.
  4. Tahap Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas)
    Pada tahap ini, siswa dapat mempresentasikan jawaban secara perseorangan atau secara kooperatif kepada kelas sebagai keseluruhan kelompok. Setiap anggota dari kelompok dapat memperoleh nilai dari hasil pemikiran mereka.
  5. Tahap penghargaan
    Siswa mendapat penghargaan berupa nilai baik secara individu maupun kelompok. Nilai individu berdasarkan hasil jawaban pada tahap Think, sedangkan nilai kelompok berdasarkan jawaban pada tahap pair dan share, terutama pada saat presentasi memberikan penjelasan terhadap seluuruh kelas.

Menurut Warsono dan Hariyanto (2013) sintak pelaksanaan Think-Pair-Share adalah:

  1. Siswa duduk berpasangan.
  2. Guru melakukan presentasi dan kemudian mengajukan pertanyaan.
  3. Mula-mula siswa diberi kesempatan berpikir secara mandiri.
  4. Siswa kemudian saling berbagi (share) bertukar pikiran dengan pasangannya untuk menjawab pertanyaan guru.
  5. Guru memandu pleno kecil diskusi, setiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
  6. Guru memberikan penguatan tentang prinsip-prinsip apa yang harus dibahas, menambahkan pengetahuan atau konsep yang luput dari perhatian siswa saat berdiskusi dengan pasangannya.
  7. Simpulan dan refleksi.

Kusuma, dkk (2012), menjelaskan pembelajaran kooperatif Think Pair Share merupakan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan tahap-tahap pembelajaran, yakni tahap berpikir, tahap berpasangan dan tahap berbagi. Dalam TPS guru memberikan isu atau suatu masalah kepada siswa kemudian memberikan waktu beberapa saat untuk memikirkan hal tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memebrikan kesempatan pada siswa merumuskan jawaban dengan mengambil informasi dari memori jangka panjang. Siswa kemudian dibentuk kelompok kecil, biasanya terdiri dari dua sampai enam orang, untuk mendiskusikan ide-ide mereka tentang masalah yang diangkat selama beberapa menit. Setelah beberapa menit guru dapat memilih secara acak kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya di hadapan kelas.

Kelebihan dan kelemahan Model Think Pair Share (TPS)

Kelebihan Model Think Pair Share (TPS)

  1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan model pembelajaran Think Pair Share menuntut siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru di awal pertemuan sehingga diiharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikannya pada pertemuan selanjutnya.
  2. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka.
  3. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran Think Pair Share diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran dengan model konvensional.
  4. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai, kecenderungan siswa merasa malas karena proses belajar dikelas hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, model pembelajaran Think Pair Share akan lebih menarik dan tidak monoton dibandingkan model konvensional.
  5. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model pembelajaran konvensional, siswa yang aktif didalam kelas hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru sedang kan siswa lain hanyalah “pendengar” materi yang disampaikan oleh guru. Dengan pembelajaran Think Pair Share, hal ini dapat diminimalisir sebab semua siswa akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru.
  6. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam proses belajar mengajar adalah hasil belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran Think Pair Share, perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara bertahap, sehingga pada akhir pembelajaran, hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal.
  7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem kerja sama yang diterapkan dalam model pembelajaran Think Pair Share menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa di tuntut untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima.

Kelemahan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

  1. Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara berpikir sistemik.
  2. Lebih sedikit ide masuk
  3. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah dari siswa dalam kelompok yang bersangkutan sehingga banyak kelompok yang melapor dan dimonitor.
  4. Jumlah murid yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok, karena ada satu murid tidak mempunyai pasangan.
  5. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak
  6. Menggantungkan pada pasangan.