Diperbarui tanggal 23/Des/2021

Model Pembelajaran Explicit Instruction

kategori Model-model Pembelajaran / tanggal diterbitkan 23 Desember 2021 / dikunjungi: 11.85rb kali

Model pembelajaran explicit instruction khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah (Shoimin, 2014:76). Pembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi langkah bertahap. Sintaknya adalah: sajian informasi kompeten, mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan prosedural, membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan, penyimpulan dan evaluasi, refleksi (Ngalimun:2014;175).

Model Explicit Intruction (pengajaran langsung) didefinisikan sebagai salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah (Arends, 2001: 264) Model Explicit Intruction merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan pada pendekatan guru dan siswa secara personal sehingga siswa dapat lebih mengerti tentang materi yang diajarkan dengan adanya bimbingan dari guru. Hal ini dapat lebih mendekatkan siswa dengan guru secara intern sehingga siswa tidak malu lagi dalam bertanya tentang hal yang belum mereka pahami (Yudha, dkk. 2014: 3). Model Explicit Intruction, menurut Kardi (dalam Huda, 2013: 186) dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.

Adapun ciri-ciri dari model pembelajaran Explicit Intruction di antaranya (Huda, 2013: 186), yaitu:

  1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar.
  2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran dan
  3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar. Model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

Tujuan utama dari penggunaan model tersebut, yaitu untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa, sedangkan dampak pengajarannya adalah tercapainya ketuntasan muatan akademik dan keterampilan, meningkatnya motivasi belajar siswa serta meningkatkan kemampuan siswa (Huda, 2013: 186).

Langkah-langkah Model Pembelajaran Explicit Instruction

Model pembelajaran Explicit Instruction merupakan pembelajaran yang menekankan pada guru, sehingga pembelajaran ini khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan procedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Explicit Instruction dapat berbentuk “ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok”.

Tahapan atau sintaks model pembelajaran Explicit Instruction menurut Huda, M (2014; 187) adalah sebagai berikut.

  1. Orientasi
    Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, dan mempersiapkan siswa untuk belajar.
  2. Presentasi
    Guru mendemonstrasikan materi pelajaran, baik berupa keterampilan maupun konsep atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
  3. Latihan Terstruktur
    Guru merencanakan dan memberi bimbingan instruksi awal kepada siswa.
  4. Latihan Terbimbing
    Guru memeriksa apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dengan memberinya kesempatan untuk berlatih konsep dan keterampilan, lalu melihat apakah mereka berhasil memberi umpan balik yang positif atau tidak.
  5. Latihan Mandiri
    Guru merencanakan kesempatan untuk melakukan instruksi lebih lanjut dengan berfokus pada situasi yang lebih kompleks atau kehidupan sehari-hari.

Langkah-langkah model explicit instruction menurut Aqib (2013:29) sebagai berikut:

  1. Menyampaikan kompetensi/tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa.
  2. Mendemostrasikan pengetahuan dan keterampilan.
  3. Membimbing pelatihan kepada siswa.
  4. Mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik.
  5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk latihan lanjutan.
  6. Kesimpulan.

Kelebihan dan kekurangan model explicit instruction

Kelebihan model pembelajaran explicit instruction menurut Aris Shoimin (2014:77) yaitu :

  1. Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.
  2. Semua siswa aktif atau terlibat dalam pembelajaran.

Kekurangan model pembelajaran explicit instrution menurut Shoimin (2014:77) yaitu :

  1. Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.
  2. Hanya dapat diterapkan untuk mata pelajaran tertentu.

Menurut Huda (2014: 187-188) model pembelajaran explicit instrution memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa kelebihannya antara lain :

  1. Guru bisa mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga guru dapat mempertahankan fokus apa yang harus dicapai oleh siswa.
  2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
  3. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitankesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
  4. Dapat menjadi cara efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
  5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
  6. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat dan dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
  7. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan antusiasme siswa.

Sementara itu, kelemahan Explicit Instruction antara lain:

  1. Terlalu bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat, sementara tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, sehingga guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
  2. Kesulitan untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
  3. Kesulitan siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal yang baik.
  4. Kesuksesan strategi ini hanya bergantung pada penilaian dan antusiasme guru di ruang kelas.