Model Pembelajaran Metaphorming
Pengertian Model Pembelajaran Metaphorming
Metaphorming adalah membuat koneksi atau keterkaitan antara analogi, simbol, visualisasi, hipotesis, analisis dan kreativitas. Menurut Sunito dkk (2013:60) Metaphorming merupakan aktivitas yang merujuk kepada kegiatan mengubah sesuatu dari keadaan materi dan makna yang satu kekeadaan yang lain. Metaphorming bukan hanya melukiskan berpikir, melainkan juga cara berpikir dan mencipta secara lebih mendalam. Kata Metaphorming berasal dari bahasa Yunani yakni meta dan phora yang memiliki makna tindakan yang mengubah sesuatu menjadi lebih bermakna. Hal ini diawali dengan mengasosiasikan beberapa ide menjadi suatu ide yang baru. Berpikir dengan menggunakan Metaphorming ini adalah berpikir produktif, yaitu berpikir yang menerapkan cara atau menghasilkan sesuatu yang baru, bukan menggunakan apa yang sudah ada sebelumnya. Pemikiran inilah yang akan membawa siswa menuju percepatan dalam berpikir, berkreasi, menemukan sesuatu hal yang baru dan menghubungkan hal-hal yang nantinya akan saling berkaitan sehingga bermuara pada penyelesaian masalah. Dengan demikian diharapkan siswa akan memiliki banyak cara untuk menyelesaikan suatu masalah.
Model pembelajaran Metaphorming menekankan pada pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Metaphorming dimulai dengan memindahkan arti dan asosiasi baru dari satu objek atau gagasan ke objek atau gagasan lain (Sunito dkk, 2013:60). Methaphorming mencoba menggali siapa dirinya dengan ide-ide cemerlangnya Menurut Siler (2003) dalam Sunito dkk (2013:61) dalam proses Metaphorming terdapat empat tahap, yaitu: koneksi (connection), penemuan (discovery), penciptaan (invention) dan aplikasi (application).
Tahap-tahap Model Metaphorming
- Koneksi (Connection)
Koneksi yang dimaksud adalah menghubungkan dua atau lebih hal yang memiliki tujuan untuk memahami sesuatu. Terkait dengan model Metaphorming, pada peristiwa koneksi ini digunakan berbagai macam bentuk dari perbandingan yaitu : metafora, analogi, cerita, legenda, simbol dan hipotesis. Seseorang dapat mengguakam semua alat tersebut umtuk menghubungkan ide, pengetahuan dan pengalaman. Dengan koneksi, baik guru maupun siswa terarahkan menjadi seorang yang kreatif. - Penemuan (Discovery)
Suatu penemuan melibatkan pengamatan dan pengalaman. Penemuan ini akan mengarahkan seseorang untuk menemukan sesuatu. Dalam suatu pembelajaran yang lebih nyata, guru dapat menggambarkan kearah materi pelajaran yang diampunya akan diarahkan, tujuan apa yang akan dicapai setelah proses koneksi telah dilakukan, dan kearah mana peserta didik diajak untuk berpikir dan memiliki pengalaman untuk merasakan bahwa suatu pelajaran bermanfaat untuk dirinya. - Penciptaan (Invention)
Suatu penciptaan adalah wujud dari daya pikir kreasi. Hal ini tidak adan tercipta tanpa adanya suatu usaha. Secara umum, penemuan tumbuh dari suatu kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan suatu proses dalam melakukan sesuatu atau melakukan suatu komunikasi yang baru dan lebih efektif. Suatu penemuan memerlukan suatu proses dari menghubungkan sesuatu dengan yang lain, dan juga memerlukan pengamatan yang dapat menghasilkan sesuatu. - Aplikasi (Application)
Aplikasi adalah sesuatu yang mengarah pada suatu produk, yaitu hasil pikir dan dapat juga dalam bentuk nyata yakni suatu produk. Dari imajinasi, pengamatan dan juga penemuan juka diaplikasikan akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Aplikasi akan terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia untuk memperoleh kemudahan dalam melakukan suatu hal.
Langkah-langkah Pembelajaran dengan Model Metaphorming
Menurut Siler dalam Sunito (2013:61), tahapan model pembelajaran metaphorming ada 4 tahap yaitu: koneksi (connection), penemuan (discovery), penciptaan (invention) dan aplikasi (application). Tahap-tahap ini merupakan level yang berjenjang. Jika telah sampai pada tahap aplikasi, maka aktivitas metaphorming akan kembali pada tahap awal yakni tahap koneksi untuk mendapatkan pengetahuan baru. Adapun proses metaphorming dapat digambarkan dengan menggunakan akronim CREATE yang berarti “Connect-Relate-Explore-Analyze-Transform- Experience”. Connect adalah menghubungkan dua atau lebih hal-hal yang berbeda, relate adalah mengaitkan suatu perbedaan, explore adalah menjajaki kesamaan antara kedua perbedaan yang ditemukan, analyze adalah menganalisis sendiri tentang hal-hal yang dipikirkan, transform adalah mentransformasi bisa berupa gambar, model atau objek yang dibuat berdasarkan proses sebelumnya, dan experience adalah menerapkan gambar, model atau objek yang dibuat sebagai konteks baru (Sunito,2013:71-72).
Langkah-langkah pembelajaran dengan model metaphorming adalah:
- Koneksi (Connected)
Tahap koneksi dapat diawali dengan pengkondisian dengan pertanyaan oleh guru. Pertanyaan yang diberikan haruslah pertanyaan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Pertanyaan hendaknya dihubungkan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari ataupun ilmu lain yang masih berhubungan. Ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam membangun pertanyaan. Pertama-tama tanyakan hal-hal sederhana dan unik yang masih berhubungan dengan materi pelajaran. Pertanyaan dimulai dari yang paling mudah baru kemudian menuju ke yang sulit. Dengan adanya pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa akan memikirkan hubungan apa yang terjadi antara kejadian sehari-hari dengan materi pelajaran. Jika siswa dapat menghubungkanya, maka siswa tersebut telah bisa melakukan tahap koneksi. - Penemuan (Discovery)
Setelah dapat menghubungkan materi pelajaran dengan kejadian sehari-hari ataupun dengan bidang ilmu lain, siswa akan mendapatkan sesuatu hal yang baru. Dalam hal ini siswa telah melakukan penemuan baru menurut pengalaman dan pengetahuannya sendiri. Siswa dapat melakukan sendiri pengamatan, pengukuran ataupun kegiatan yang lainya dalam pembelajaran untuk menemukan pengetahuan baru untuk dirinya. Guru juga dapat membantu siswa untuk meyakinkan bahwa materi yang sedang dipelajari akan bermanfaat dan siswa akan merasa tidak sia-sia dalam mengikuti pelajaran. Keyakinan yang dapat diberikan oleh guru berupa penyampaian tujuan dan manfaat pembelajaran. - Penciptaan (Invention)
Guru dapat memfasilitasi siswa untuk melakukan hal baru atau penemuan berikutnya untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. Penciptaan yang dimaksudkan bukan selalu menciptakan hal luar biasa yang baru untuk dunia. Menciptakan sesuatu hal yang baru untuk diri sendiri dalam pembelajaran yang memang diperlukan, misalnya yang sebelumnya belum bisa membuat model matematika setelah melakukan koneksi dan penemuan dapat membuat model matematika sebagai penciptaan untuk dirinya sendiri. - Aplikasi (Application)
Tahap akhir dari pembelajaran metaphorming yakni aplikasi, aplikasi dimaksudkan dengan dapat memanfaatkan atau mengaplikasikan hal baru yang telah diketahui untuk bisa dimanfaatkan. Semisal dari proses koneksi, penemuan dan penciptaan dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan soal ataupun tugas. Aplikasi mengarah pada produk yakni hasil pikir. Dengan menyelesaikan soal maka dia telah mendapatkan hasil pikirnya berupa jawaban yang benar.