Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
Pengertian Model Pembelajaran CIRC
Menurut Hamzah dan Mardhiah (2016) CIRC merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang merupakan komposisi terpadu membaca dan menulis secara kooperatif (kelompok), yakni membaca materi yang diajarakan dari berbagai sumber dan selanjutnya menuliskannya ke dalam bentuk tulisan yang dilakukan secara kooperatif. Model ini dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk membaca dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca yang telah dilakukan.
Solikah (2014) menyatakan CIRC merupakan hasil dari sebuah analisis masalah-masalah tradisional dalam pembelajaran membaca, menulis, seni berbahasa. Fokus utama dari kegiatan-kegiatan CIRC sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif. Para siswa yang bekerja di dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan ini, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan.
Model CIRC dirancang untuk mengakomodasi level kemampuan siswa yang beragam, baik melalui pengkelompokkan heterogen maupun pengelompkkan homogen. Dalam CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompk-kelompok kecil, baik homogen maupun heterogen. Pertama-tama, mereka mengikuti serangkaian intruksi guru tentang keterampilan membaca dan menulis, kemudian praktik, lalu pra-penilaian dan kuis. Pada model CIRC ini penghargaan (reward) diberikan kepada kelompok-kelompok yang anggota-anggotanya mampu menunjukkan perform yang meningkat dalam aktivitas membaca dan menulis (Huda, 2015)
Ciri-ciri Model Pembelajaran CIRC
Model CIRC merupakan salah satu tipe model kooperatif. Menurut Riyanto (2014) ciri-ciri dari model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
- Kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, dan rendah
- Siswa melihat semua anggota mempunyai tujuan yang sama
- Akan dievaluasi untuk semua
- Berbagi kepemimpinan dan keterampilan untuk bekerja sama
- Diminta mempertanggung jawabkan individual materi yang ditanganni
Komponen Model Pembelajaran CIRC
Menurut Slavin dalam Mardhiah (2016) model pembelajaran CIRC memiliki 8 komponen yaitu:
- Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri ata 4 atau 5 siswa
- Placement test, misalnya diperoleh dari nilai rata-rat nilai ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu.
- Student creative, melaksanakan tugas dalam satu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
- Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilakanakan oleh kelompok yang membutuhkannya.
- Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberi kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompk yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugasnya.
- Teaching group, yaitu memberiakn materi ecara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
- Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
- Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru diakhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran CIRC
Menurut Stevens dalam Huda (2015) model CIRC memiliki langkah-langkah penerapan sebagai berikut:
- Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 siswa
- Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran
- Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok kemudian memberikan tanggapan terhadap wacana yang ditulis pada lembar kertas
- Siswa mempresentasikan atau membacakan hasil diskusi kelompok
- Guru memberikan tanggapan penguatan (reinfocement)
- Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan
Menurut Sastika (2013) model pembelajaran CIRC dibagi menjadi beberapa fase yaitu:
- Fase orientasi
Pada fase ini, guru melakukan apersepsi dan pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan diberikan. Selain itu juga memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan kepada siswa - Fase organisasi
Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, dengan memperhatikan keheterogenan akademik. Membagikan bahan bacaan tentang materi yang akan dibahas kepada siswa. Selain itu, menjelaskan mekanime diskusi kelompok dan tugas yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran berlangsung - Fase pengenalan konsep
Pada fase ini, guru mulai mengenalkan suatu konsep atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, atau media lainnya - Fase eksplorasi dan aplikasi
Tahap ini memberikan peluang pada siswa untuk mengungkap pengetahuan awal, mengembangkan pengetahuan baru dan menjelaskan fenomena yang mereka alami dengan bimbingan guru. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik kognitif sehingga mereka akan berusaha melakukan pengujian dan berdiskusi untuk menjelaskan hasil observasi. Pada dasarnya, tujuan fase ini adalah membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa serta menerapkan konsepsi awal siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan memulai dari hal yang konkrit.selama proses ini, siswa belajar melalui tindakan-tindakan dan reaksi-reaksi mereka sendiri dalam situasi baru yang masih berhubungan dan hal ini terbukti sangat efektif untuk mengiring siswa merancang eksperimen serta demonstrasi untuk diujikan - Fase publikasi
Pada fase ini, siswa mampu mengkomunikasikan hasil temuan-temuan serta membuktikan dan memperagakan materi yang dibahas. Penemuan dapat bersifat sesuatu yang baru atau sekedar membuktikan hasil pengamatan. Siswa dapat memberikan pembuktian terkaan gagasan-gagasan barunya untuk diketahui oleh teman-teman sekelas. Dalam hal ini, siswa harus siap memberi dan menerima kritik atau saran untuk saling memperkuat argumen - Fase penguatan dan refleksi
Pada fase ini guru memberikan penguatan berhubungan dengan materi yang dipelajari melalui penjelasan-penjelasan ataupun memberikan cntoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk merefleksikan dan mengevaluasi hasil pembelajarannya
Dari masing-masing pendapat tersebut terdapat kesamaan yaitu model pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terdiri dari enam langkah utama yang menjadi tahapan peneliti. Berikut tabel langkah-langkah model pembelajaran yang akan peneliti lakukan:
No | Tahapan Pembelajaran | Aktivitas Guru | Aktivitas Siswa |
1 | Pendahuluan (orientasi) |
|
|
2 | Organisasi |
|
|
3 | Inti pengenalan konsep | Menampilkan vidio dan meminta siswa memberikan komentar | Mengamati vidio dan memberikan komentar |
4 | Eksplorasi dan aplikasi |
|
|
5 | Publikasi | Mengarahkan siswa melakukan presentasi | Melakukan presentasi |
6 | Penutup penguatan dan refleksi |
|
|
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CIRC
Menurut Saifulloh dalam Huda (2015) kelebihan dari mdel CIRC antara lain:
- Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar siswa akan bertahan lebih lama
- Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan keterampilan berpikir siswa
- Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis (bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan siswa
- Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa ke arah belajar yang dinamis, optimal, dan tepat guna
- Pembelajaran terpadu dapat menumbuh kembamgkan interaksi sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi. Dan respek terhadap gagasan orang lain
- Membangkitkan motivasi belajar serta memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam mengajar
Sedangkan kekurangan dari pembelajaran CIRC, menurut slavin dalam Fahmi (2013) CIRC untuk anak yang cacat kurang berpengaruh terhadap prestasi belajar secara akademik.
Daftar Pustaka
Abrahams, I. &, M., 2008, Does Prectical Work Eally Work? A Study Of The Effectiveness Of Practical Work As a Teaching And Learning Method In School Science. International Journal Of Science Education, 30 (14): 1945-1969
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Arifin, Z., 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya
Fahmi, M. 2013. Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Tipe CIRC Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Soal Matematika Kelas VII SMP Negeri 2 Bengkalis, Skripsi, Universitas Islam Negri Sultan Syartif Kasim, Riau.
Hanum, A,. Hasan, M., & Khaldun, I. (2014). Pembelajaran Model Cooperative Integrated and Composition (CIRC) pada Materi Koloid di SMA Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. 2(1): 1-11.
Huda, M. 2015. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka belajar
Mardhiah, A. 2016. Penerapan Model Pembelajaran CIRC Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Minyak Bumi. Jurnal Edukasi Kimia. 1(1): 25-31.
Riyanto, Y. 2014. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Premadia Group.
Sagala, S., 2013. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta CV
Sanjaya, W .2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Sastika, R; A. 2013. Implementasi Model Pembelajaran CIRC Yang Dilengkapi Media Macromedia Flash Pada Materi Pokok Sistem Koloid Kelas XI IPA Semester Genap SMAN 3 Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia. 2(3): 42-48.
Solikah, S. 2014. Penerapan Model Pembelajaran CIRC Dilengkapi Media handout Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Pokok Bahasan Minyak Bumi Kelas X.7 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia. 3(3): 24-30.