Diperbarui tanggal 12/Nov/2022

Model Pembelajaran Inkuiri Sosial

kategori Model-model Pembelajaran / tanggal diterbitkan 12 November 2022 / dikunjungi: 3.23rb kali

Pengertian Inkuiri

Faturrohman (2015) Inquiri (inkuiri) berasal dari kata too inquire yang berarti ikut serta atau terlibat dalam mengajukan petanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyidikan. Sedangkan menurut Ridwan(2014) inkuiri adalah investigasi tentang ide, pertanyaan, atau permasalahan. Model pembelajaran inkuiri pada umumnya ada dua yaitu inkiri sosial dan ilmu pengetahuan alam, perbedaanya adalah inkuiri sosial dilakukan dengan melakukan survey dan wawancara, sedangkan IPA dilakukan dengan pecobaan. Siswa yang belajar dengan menerapkan inkuiri dalam sosial dapat melakukan sebagai berikut:

  1. Mengajukan petanyaan untuk memperoleh infomasi dan memeriksa isu yang relevan,
  2. Mengeksploasi dan memeriksa nilai-nilai dan pandangan oang lain,
  3. Memikirkan cara orang mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam tindakan sosial,
  4. Melakukan refleksi dan mengevaluasi pemahaman.

Sedangkan pembelajaran inkuiri sains dapat melakukan sebagai berikut:

  1. Menekankan pada pemahaman strktur dan proses sains
  2. Mengintegrasikan kegiatan lab dalam diskusi pelajaran
  3. Menekankan pada keterampilan berfikir kongnitif tingkat tinggi.

Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri sosial

Menurut Joyce (1986) dalam Rudi, model inkuiri sosial adalah model pembelajajaran pembelajaran dari kelompok sosial (social family) subkelompok konsep masyarakat (concept of society). Sub kelompok ini didasarkan pada asumsi bahwa metode pendidikan bertujuan untuk mengembangkan anggota masyarakat ideal yang dapat hidup dan dapat mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat. Oleh karena itu siswa harus diberi pengalaman yang memadai bagaimana caranya memecahkan persoalan-persoalan yang muncul dimasyarakat (Sanjaya, 2006). Wena (2014) Model pembelajaran inkuiri sosial di kembangkan oleh Massialas dan Cox untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran sosial karena:

  1. strategi ini khusus di rancang untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah masalah sosial,
  2. beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa strategi ini efektif meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah-masalah social (Joice dan Weil,1992),
  3. strategi ini merupakan sinknisasi antara teori mengajar dan teori belajar, yang memiliki prosedur yang sistematis dan mudah diterapkan oleh pengajar.

Guru dalam pembelajaran inkuiriberperan sebagai fasilitator. Guru tidak memberikan informasi atau ceramah kepada siswa. Guru juga harus memfokuskan pada tujuan pembelajaran untuk mengembangkan tingkat berpikir yang lebih tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Guru harus mampu menyusun pertanyaan-pertanyaan yang dapat memunculkan sifat kritis siswa dan setiap pertanyaan yang diajukan diarahkan pada siswaagar berpikir tentang jawabannya (Amri dan Ahmadi, 2010). Pembelajaran inkuiri merupakan sebuah siklus. Menurut Amri dan Ahmadi (2010) siklus tersebut terdiri dari tujuh bagian yang meliputi: proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman, siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis, observasi, mengajukan dugaan sementara/hipotesis, bertanya, mengumpulkan data, dan menyimpulkan.

Dewey (1910) dalam Sapriya (2009) menyebutkan langkah-langkah pembelajaran inkuiri meliputi:

  1. menggambarkan indikator-indikator masalah atau situasi,
  2. memberikan kemungkinan jawaban atau penjelasan,
  3. mengumpulkan bukti-bukti yang dapat digunakan untuk menguji kebenaran jawaban atau penjelasan,
  4. menguji kebenaran jawaban sesuai dengan bukti-bukti yang terkumpul,dan
  5. merumuskan kesimpulan yang didukung oleh bukti yang terbaik.

Model pembelajaran inkuiri berorientasi pada interaksi sosial antar individu. Model ini sebagai upaya untuk memperbaiki masyarakat dengan memperbaiki hubungan-hubungan interpersonal melalui prosedur demokratis. Menurut teori ini pendidikan dapat mengembangkan individu secara individual dengan merefleksikan cara-cara menangani berbagai informasi dalam konsep dan nilai-nilai. Suatu masyarakat yang mempunyai pemikiran reflektif akan mampu meningkatkan dirinya dan memelihara keunikan setiap individu (Wahab,2007). Menurut Wahab (2007) ada tiga ciri-ciri kelas Reflektif sebagai berikut:

  1. Model inkuiri memerlukan iklim terbuka dalam diskusi dimana para siswa mengemukakan pendapatnya tentang masalah tertentu.
  2. Kelas harus menekankan pada jawaban sementara (hipotesis),karena itu diskusi kelas akan berorientasi di sekitar solusi-solusi yang bersifat hipotetik. Pengetahuan digambarkan sebagai hipotesis yangsecara terusmenerus diuji dan diuji kembali. Siswa dan guru mengumpulkan data dari berbagai sumber yang berbeda melakukan analisis, merevisi pengetahuan mereka dan mencoba kembali.
  3. Siswa dalam kelas mampu menggunakan fakta-fakta sebagai bukti. Kelas dianggap sebagi tempat membentuk dan berlatih untuk melakukan inkuiri ilmiah. Validasi fakta-fakta menjadi sangat penting dalam model ini. Dari karakteristik yang diuraikan diatas, maka inkuiri sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan inkuiri pada umumnya. Perbedaannya terletak pada masalah yang dikaji yaitu masalah- masalah sosial dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan untuk tahapan-tahapan pelaksanaannya juga tidak berbeda jauh dengan inkuiri pada umumnya, yaitu: orientasi terhadap masalah, menyusun hipotesis, membuat perumusan dan pembatasan masalah,

Tahap pembelajaran inkuiri sosial

Wena Made (2014) berpemdsapat bahwa dalam di bagi sebagai berikut;

  1. Orientasi
    Merupakan tahap awal dari strategi inkuiri ilmu sosial kriteria penting dalam tahap ini adalah semua aspek tersebut harus berpusat dari suatu masalah yang menjadi subyek pembelajaran (Ciardielo,1996). Dalam tahap ini guru harus membantu siswa menjadi peka dan membantu untuk mengembangkan kepekaan siswa terhadap permasalahan sosial yang dihadapi menjadi salah satu tujuan tahap ini (Joice dan Weil,1992).
  2. Pengembangan hipotesis
    Tahap kedua dari strategi ini adalah proses pengembangan hipotesis sejelas mungkin, sebagai konsekuensi dari permasalahan yang sedang dikaji. Dalam tahap ini guru harus membantu siswa mengembangkan hipotesishipotesis yang berhubungan dengan masalah yang dikaji.
  3. Definisi
    Dalam tahap ini hipotesis yang di ajukan diklarifikasi dan didentifikasikan, sehingga semua kelolompok siswa dapat memahami dan mengkomunikasikan permasalahan yang dibahas.
  4. Eksplorasi
    Dalam tahap ini hipotesis yang diajukan di perluas/di analisis, implikasinya,asumsi-asumsinya, dan dedukasi yang mungkin dilakukan dari hipotesis tersebut. Dalam hal ini di lakukan kajian terhadap kualitas dan kekurangan hipotesis, yang di uji tingkat validitas logisnya dan konsistensi internalnya.
  5. Pengumpulan bukti dan fakta
    Dalam hal ini bukti dan fakta yang di butuhkan untuk mendukung hipotesis dikumpulkan, sesuai dengan karakteristik hipotesis yang diajukan. Dalam tahap ini siswa dibimbing bagaimana cara
    mengumpulkan bukti, fakta, data yangberhubungan dengan hipotesis yang diajukan (Joice danWeil,1992).
  6. Generalisasi
    Tahap terakhir dari strategi ini adalah pengungkapan penyelesaian masalah yang di pecahakan. Dari data (bukti-fakta) yang telah dikumpulkan dan dianalis, siswa didorong untuk mencoba mengembangkan beberapa kesimpulan, dan dari berbagai kesimpulan yang telah dibuat, siswa diajar bagaimana memilih pemecahan masalah yang paling tepat.