Diperbarui tanggal 6/03/2022

Model Pembelajaran Scrambel

kategori Model-model Pembelajaran / tanggal diterbitkan 6 Maret 2022 / dikunjungi: 5.86rb kali

Pengertian Model Pembelajaran Scrambel

Harjasurjanadan Mulyati dalam Rahayu (2007) Mengemukakan bahwa Istilah“Scramble” dipinjam dari bahasa inggris yang berarti perbuatan, pertarungan, perjuangan. Istilah ini digunakan untuk sejenis permainan kata, dimana permainan menyusun huruf-huruf yang telah diacak susunannya menjadi suatu kata yang tepat . Yang dimaksud dengan scramble adalah sebuah permainan yang dapat dilakukan oleh 2 atau 4 orang dalam satu kelompok, dalam permaiana tersebut para pemainnya harus menyusun kembali kata-kata dari huruf-huruf, kalimat dari kata-kata, dan wacana dari potongan kalimat-kalimat yang susunannya telah diacak terlebih dahulu. Teknik ini digunakan untuk sejenis permainan anak-anak. Melalui permainan ini, anak-anak berlomba untuk menyusun kalimat dari kata-kata yang tersedia. Permainan ini dapat melatih anak-anak untuk aktif.

Scramble berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti perebutan, pertarungan, perjuangan. Seperti yang diungkapkan oleh Fadmawati (2009) model pembelajaran kooperatif tipe scramble adalah pembelajaran secara berkelompok dengan mencocokkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal.
Sedangkan Soeparno (1998:60) berpendapat bahwa metode scramble adalah salah satu permainan bahasa, pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktifitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan.

Scramble merupakan metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal jawaban yang ada. Dijelaskan juga oleh Daud, (2010) bahwa istilah scramble berasal dari bahasa inggris yang berarti “ perebutan, pertarungan, perjuangan”.
Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa model pembelajaran scramble merupakan model pembelajaran yang membutuhkan kerjasama didalam kelompok agar kekompakan didalam kelompok tidak terpicahkan, dan model pembelajaran scramble ini adalah permainan bahasa dalam menjawab soal dengan menyusun kata-kata yang akan menjadi susunan kalimat, model ini menunjukan suatu aktifitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan.

Scramble dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosa kata. Sesuai dengan sifat jawabannya. Menurut Hesti Damayanti (2010: 3-4), Model pembelajaran scramble adalah model pembelajaran yang menggunakan penekanan latihan soal yang dikerjakan secara berkelompok yang memerlukan adanya kerjasama antar anggota kelompok dengan berfikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal. Model pembelajaran scramble merupakan model pembelajaran yang memberikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal.

Scramble merupakan model pembelajaran mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada. Scramble dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosa kata.
Sesuai dengan sifat jawabannya scramble terdiri atas bermacam-macam bentuk yakni:

  1. Scramble kata, yakni sebuah permainan menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna misalnya:
    alpjera = pelajar
    ktarsurt = struktur
  2. Scramble kalimat: yakni sebuah permainan menyusun kalimat dari kata-kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat, dan benar. Contohnya :
    komme – Ich – aus – Bandung = Ich komme aus Bandung
  3. Scramble wacana: yakni sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya logis, bermakna.
    Melalui pembelajaran kooperatif tipe scramble, siswa dapat dilatih berkreasi menyusun kata, kalimat, atau wacana yang acak susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kooperatif tipe scramble merupakan metode yang berbentuk permainan acak kata, kalimat, atau paragraf. Pembelajaran kooperatif tipe scramble adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan penekanan latihan soal berupa permainan yang dikerjakan secara berkelompok. Dalam pembelajaran ini perlu adanya kerjasama antar anggota kelompok untuk saling membantu teman sekelompok dapat berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal. Metode permainan ini diharapkan dapat memacu minat siswa dalam pelajaran membaca pemahaman.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Scramble

Kelebihan

  1. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya, setiap anggota kelompok harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama, setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi, setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan setiap anggota kelompok akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif, sehingga dalam teknik ini, setiap siswa tidak ada yang diam karena setiap individu di kelompok diberi tanggung jawab akan keberhasilan kelompoknya.
  2. Model pembelajaran kooperatif tipe scramble ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat berekreasi sekaligus belajar dan berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau tertekan.
  3. Selain untuk menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu, kooperatif tipe scramble juga dapat memupuk rasa solidaritas dalam kelompok.
  4. Materi yang diberikan melalui salah satu model pembelajaran permainan ini biasanya mengesankan dan sulit untuk dilupakan
  5. Sifat kompetitif dalam model pembelajaran ini dapat mendorong siswa berlomba-lomba untuk maju.

Kekurangan

  1. Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya, oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
  2. Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
  3. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran ini akan sulit di implementasikann oleh guru.
  4. Model pembelajaran kooperatif tipe scramble permainan seperti ini biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal tersebut jelas akan mengganggu kelas yang berdekatan.

Berdasarkan uraian mengenai kelemahan dan kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe scramble di atas, menjadi acuan dalam pembelajaran untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik untuk meminimalisir kekurangan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble.

Prosedur (langkah-langkah) Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble


Pembelajaran kooperatif tipe scramble, memiliki kesamaan dengan model pembelajaran kooperatif lainnya, yaitu siswa dikelompokkan secara acak berdasarkan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, atau jika memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda. model pembelajaran kooperatif tipe scramble dapat dilakukan seorang guru dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Guru menyiapkan sebuah wacana, kemudian keluarkan kalimat-kalimat yangterdapat dalam wacana tersebut ke dalam kartu-kartu kalimat.
  2. Guru membuat kartu soal beserta kartu jawaban yang di acak nomornya sesuai materi bahan ajar teks yang telah dibagikan sebelumnya dan membagikan kartu soal tersebut
  3. Siswa dalam kelompok masing-masing mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok, sebelumnya jawaban telah di acak sedemikian rupa.
  4. Siswa diharuskan dapat menyusun kata jawaban yang telah tersedia dalam waktu yang telah ditentukan. Setelah selesai mengerjakan soal, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dan dilakukan pemeriksaan.