Model Pembelajaran Time Token
Pengertian Model Pembelajaran Time Token
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar kompetensi akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan kompetensi sosial siswa. Sebagai seorang guru tentunya memiliki peranan yang sangat penting bagi pembelajaran yang terjadi dalam kelas. Terutama peran guru dalam model pembelajaran kooperatif yang mengajarkan keterampilan-keterampilan kelompok untuk bekerja sama secara kooperatif, seperti cara berinterksi satu dengan yang lainnya, cara bagaimana mengoordinasikan sumbangan-sumbangan pemikiran dari anggota kelompok dan lainnya.
Time Token adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Siswa dibentuk ke dalam kelompok belajar, yang dalam pembelajaran ini mengajarkan keterampilan sosial untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau menghindarkan siswa diam sama sekali dalam berdiskusi. Guru memberikan materi pembelajaran dan selanjutnya siswa bekerja dalam masing-masing untuk memastikan semua anggota kelompok telah menguasai materi pembelajaran yang diberikan. Kemudian, siswa melaksanakan tes atas materi yang diberikan dan mereka harus mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa lainnya.
Model pembelajaran ini mengajak siswa aktif sehingga tepat digunakan dalam pembelajaran berbicara dimana pembelajaran ini benar-benar mengajak siswa untuk aktif dan belajar berbicara di depan umum, mengungkapkan pendapatnya tanpa harus merasa takut dan malu. Model ini diperkenalkan oleh Arends pada tahun 1998. Pembelajaran ini merupakan struktur yang dapat digunakan untuk mengajar keterampilan sosial. Selain itu, juga untuk menghindari siswa mendominasi pembelajaran atau siswa diam sama sekali (Zainab Aqib, 2013:33).
Seorang guru juga bertugas untuk mengatur agar dalam kelompok tidak ditemukan lagi siswa yang mengerjakan tugasnya sendiri atau seorang siswa tidak mengerjakan tugasnya sendiri bahkan mungkin masih ada siswa yang lain hanya duduk saja. Guru juga mengatur semua siswa untuk dapat berbicara tanpa henti atau tanpa memberikan kesempatan kepada teman sekelompoknya sehingga diharapkan dalam pembelajaran kooperatif dapat tercapai dengan baik. Cara mengatasi hal tersebut, maka perlu dikembangkan suatu bentuk model dalam pembelajaran kooperatif yang disebut dengan Time Token.
Model Time Token pertama kali diperkenalkan oleh Arends pada tahun 1998. Model ini merupakan salah satu jenis model pembelajaran aktif yang bisa diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Time Token itu sendiri berasal dari kata “time” artinya waktu dan “token” artinya tanda. Time Token merupakan model belajar dengan ciri adanya tanda waktu atau batasan waktu. Batasan waktu disini bertujuan untuk memacu dan memotivasi siswa dalam mengeksploitasi kemampuan berfikir dan mengemukakan gagasannya. Model pembelajaran Time Token merupakan model pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa aktif dalam berbicara. Dalam pembelajaran diskusi, Time Token digunakan agar siswa aktif bertanya dalam berdiskusi, yaitu dengan membatasi waktu berbicara misalnya 30 sampai 60 detik dan diharapkan siswa secara adil mendapatkan kesempatan untuk berbicara.
Kemampuan aktivitas siswa dapat mendukung kesuksesan hubungan sosial dan memungkinkan individu untuk bekerja sama dengan orang lain secara efektif. Selain itu, agar cooperative learning bekerja, guru perlu mengajarkan berbagai keterampilan berbagi dan partisipasi untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar. Dalam keterampilan partisipasi guru dapat membantu mendistribusikan partisipasi siswa dengan lebih merata. Salah satunya adalah dengan model Time Token, yakni apabila sebagian siswa mendominasi kegiatan kelompok dan sebagian lainnya mungkin justru tidak mau atau tidak mampu berpartisipasi, maka masing-masing siswa dapat diberikan beberapa token yang berharga 30 atau 60 detik waktu bicara.
Pada model Time Token ini, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Sehingga kemampuan siswa dalam pembelajaran pun turut diperhitungkan untuk meningkatkan aktivitas siswa. Kegiatan dengan pembelajaran model Time Token diciptakan dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengontruksikan konsep atau menyelesaikan persoalan dengan anggota kelompoknya. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa. Guru memberikan setiap siswa kupon berbicara dengan waktu 30 sampai 60 detik untuk satu kartu. Bila telah selesai bicara, kupon yang dipegang siswa diserahkan pada guru. Siswa yang sudah tidak memegang kupon tidak boleh bicara lagi dan siswa yang lain yang masih memegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis. Semua siswa memiliki hak bicara yang sama sampai semua siswa berbicara (berpendapat). Guru dan siswa membuat kesimpulan hasil diskusi.
Menurut Widodo (2009) dalam Shoimin (2014), model pembelajaran Time Token sangat tepat untuk pembelajaran struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan social, untuk menghindari siswa yang mendominasi pembicaraan atau siswa yang diam sama sekali.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Time Token
Adapun langkah-langkah pembelajaran menurut Shoimin (2014) adalah sebagai berikut :
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
- Guru mengondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning/CL).
Coerative learning merupakan pembelajaran yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pemberian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, dalam belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggungjawab. Kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling menbantu mengontruksi konsep, menyelesaikan persoalan dengan anggota kelompok 4-5 orang siswa. - Guru memberi tugas kepada siswa.
- Guru member sejumlah kupon berbicara dengan waktu ±30 detik per kupon pada tiap siswa.
- Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau member komentar.
Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang habis kuponnya tidak boleh berbicara lagi. Siswa yang memegang kupon harus berbicara sampai semua kupnnya habis. Demikian seterusnya sampai semua anak menyampaikan pendapatnya. - Guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa.
Hal yang sama dari langkah-langkah pembelajaran juga dikemukakan oleh Huda (2013) yaitu, sebagai berikut:
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
- Guru mengondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi.
- Guru member tugas pada siswa.
- Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ±30 detik per kupon pada tiap siswa.
- Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau member komentar. Satu kupon untuk satu kesempatan berbicara. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang habis kuponnya tidak boleh berbicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus berbicara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya sampai semua anak berbicara.
- Guru memberi sejumlah nilai berdasarkan waktu yang digunakan tiap siswa dalam berbicara.
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Time Token
Pada dasarnya setiap model pembelajaran kooperatif tentunya mempunyai kelemahan dan kelebihan, tidak ada model pembelajaran yang memiliki kelebihan saja dan tidak mempunyai kekurangan.
Kelebihan
- Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasi.
- Siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali.
- Siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
- Meningkatkan kemampuan siswa dalam bekomunikasi (aspek berbicara).
- Melatih siswa mengungkapan pendapatnya.
- Menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling mendengarkan, berbagi, memberikan masukan, dan keterbukaan terhadap kritik.
- Mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
- Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui.
- Tidak memerlukan banyak media pembelajaran.
Kekurangan
Penerapan model time token hanya untuk mata pelajaran tertentu saja dengan jumlah siswa yang relative sedikit karena model pembelajaran ini memerlukan waktu yang banyak agar setiap siswa bisa berbicara mengenai pendapat mereka.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Time Token adalah model pembelajaran kooperatif yang menuntut partisipasi siswa dalam kelompok untuk berbicara (mengeluarkan ide atau gagasannya) dengan diberi kupon berbicara sehingga semua siswa harus berbicara, maka dari itu siswa tidak ada yang mendominasi atau diam sama sekali dalam pelaksanaan diskusi.