Diperbarui tanggal 30/Nov/2021

Model Pembelajaran Snowball Throwing

kategori Model-model Pembelajaran / tanggal diterbitkan 30 November 2021 / dikunjungi: 36.05rb kali

Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing

Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Dalam pembelajaran snowball throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Dalam pembelajaran snowball throwing bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab. Menurut Bayor (2010), Snowball throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru disini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya, penertiban terhadap jalannya pembelajaran.

Snowball throwing adalah pembelajaran efektif yang merupakan rekomendasi UNESCO, yakni: belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning tobe) (Depdiknas, 2001:5). Snowball throwing adalah suatu model pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaannya) lalu dilempar kesiswa lainnya yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh (Arahman, 2010: 3).
Strategi pembelajaran Snowball Throwing (ST) atau yang juga sering dikenal dangan Snowball Fight merupakan pembelajaran yang diadopsi pertama kali dari game fisik dimana segumpalan salju dilempar dengan maksud memukul orang lain. Dalam konteks pembelajaran, Snowball Throwing diterapkan dengan melempar segumpalan kertas untuk menunjuk siswa yang diharuskan menjawab soal dari guru. Strategi ini digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut (Miftahul Huda 2013:226). Pada pembelajan ST, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok diwakili seorang ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru. Kemudian, masing-masing siswa membuat pertanyaan diselembar kertas yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar kesiswa lain. Siswa yang mendapat lemparan kertas harus menjawab pertanyan dalam kertas yang diperolah.

Model pembelajaran snowball throwing adalah suatu model pembelajaran yang membagi murid dalam beberapa kelompok, yang nantinya masing-masing anggota kelompok membuat sebuah pertanyaan pada selembar kertas dan membentuknya seperti bola, kemudian bola tersebut dilempar kemurid yang lain selama durasi waktu yang ditentukan, yang selanjutnya masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya. Kegiatan melempar bola pertanyaan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau berbicara. Akan tetapi, mereka juga melakukan aktivitas fisik, yaitu menggulung kertas dan melemparnya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas.

Dalam model Snowball Throwing, guru berusaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan menyimpulkan isi berita atau informasi yang mereka peroleh dalam konteks nyata atau situasi yang kompleks. Guru juga memberikan pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi dan konteks komunikasi alamiah, baik sosial, sains, hitungan dan lingkungan pergaulan. Dibentuk kelompok yang diawali ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar kesiswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Penggunaan pendekatan pembelajaran snowball throwing dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa ini dirasakan cukup efektif karena mampu menumbuhkembangkan potensi intelektual, sosial, dan emosional yang ada dalam diri siswa. Di sini, siswa akan terlatih untuk mengemukakan gagasan dan perasaan secara cerdas dan kreatif, serta mampu menemukan dan menggunakan kemampuan analitas dan imajinatif yang ada dalam dirinya untuk menghadapi berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Di dalam model pembelajaran snowball throwing ini kurang tepat digunakan mata pelajaran atau bidang studi ilmu pengetahuan sosial. Karena ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu yang cakupan materi pembelajarannya sangat luas, membutuhkan pengembangan yang mendalam karena materinya selalu berkembang. Sedangkan disini pembelajaran hanya berkutat pada pengetahuan siswa saja. Jadi, yang lebih tepat menggunakan model pembelajaran snowball throwing ini adalah jenis-jenis mata pelajaran ilmu pengetahuan alam atau aspek yang cenderung menggunakan rumus yang relatif tetap.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Snowball Throwing:

Adapun langkah-langkah model pembelajaran snowball throwing yaitu:

  1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, dan KD yang ingin dicapai.
  2. Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
  3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
  4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
  5. Kemudian ketas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa kesiswa yang lain selama ± 5 menit.
  6. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
  7. Evaluasi
  8. Penutup

Untuk melaksanakan model pembelajaran dengan menggunakan snowball throwing, pendidik perlu melakukan beberapa persiapan. Persiapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan, minimal 25 pertanyaan singkat, lebih banyak lebih baik.
  2. Guru menyiapkan bola kecil (bisa bola karet atau bola kain), yang akan digunakan sebagai alat lempar.
  3. Guru menerangkan cara bermain snowball throwing kepada siswa.

Aturan atau cara bermain snowball throwing adalah sebagaimana diterangkan berikut:

  1. Guru melemparkan bola secara acak kepada salah satu siswa.
  2. Siswa mendapat bola melemparkannya kesiswa yang lain, boleh secara acak atau secara sengaja.
  3. Siswa yang mendapatkan bola dari temannya melemparkannya kembali kesiswa lainnya.
  4. Siswa ketiga/siswa terakhir, berkewajiban untuk mengerjakan soal yang telah disiapkan oleh guru.
  5. Mengulangi terus metode diatas, sampai soal yang disediakan habis atau waktu habis.
  6. Guru membenarkan jika jawaban benar, menegaskan apabila kurang pas dan menerangkan / membahas soal yang baru saja dijawab.

Kelebihan dan Kekurangan Model Snowball Throwing

Kelebihan Model Snowball Throwing

Model snowball throwing mempunyai beberapa kelebihan yang semuanya melibatkan dan keikutsertaan siswa dalam pembelajaran. Kelebihan model snowball throwing adalah:

  1. suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.
  2. siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan siswa lain.
  3. membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu yang dibuat temannya seperti apa.
  4. siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
  5. pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam praktik.
  6. pembelajaran menjadi lebih efektif.
  7. aspek koknitif, afektif, dan psikomotor dapat tercapai.

Kekurangan Model Snowball Throwing
Disamping terdapat kelebihan tentu saja model snowball throwing juga mempunyai kelemahan. Kelemahan model ini adalah sebagai berikut:

  1. Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh yang telah diberikan.
  2. Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran.
  3. Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa saat berkelompok kurang termotivasi untuk bekerja sama tapi tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberian kuis individu dan penghargaan kelompok.
  4. Memerlukan waktu yang panjang
  5. Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar.
  6. Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.

Akan tetapi, kelemahan dalam penggunaan model ini dapat tertutupi dengan cara berikut.

  1. Guru menerangkan terlebih dahulu materi yang akan didemontrasikan secara singkat dan jelas disertai dengan aplikasinya.
  2. Mengoptimalisasi waktu dengan cara memberi batasan dalam pembuatan kelompok dan pembuatan pertanyaan.
  3. Guru ikut serta dalam pembuatan kelompok sehingga kegaduhan bisa diatasi.
  4. Memisahkan grup anak yang dianggap sering membuat gaduh dalam kelompok yang berbeda.
  5. Namun, juga tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberian kuis individu dan penghargaan kelompok.