Diperbarui tanggal 23/Des/2021

Model Pembelajaran CORE

kategori Model-model Pembelajaran / tanggal diterbitkan 30 November 2021 / dikunjungi: 6.02rb kali

Pengertian

CORE merupakan singkatan dari empat kata yang memiliki kesatuan fungsi dalam proses pembelajaran, yaitu Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending. Menurut Harmsem, elemen-elemen tersebut digunakan untuk menghubungkan informasi lama dengan informasi baru, mengorganisasikan sejumlah materi yang bervariasi, merefleksikan segala sesuatu yang peserta didik pelajari, dan mengembangkan lingkungan belajar. Calfee et al (Jacob, 2005) mengungkapkan bahwa model CORE adalah model pembelajaran menggunakan metode diskusi yang dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan dan berpikir reflektif dengan melibatkan siswa yang memiliki empat tahapan pengajaran yaitu Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending.

  1. Connecting
    Connecting Berarti menghubungkan. Seperti yang dikemukan oleh Dymock bahwa: “An effective lesson connects students to the topic. Connectedness is the link between what the reader knows and what is being learned. Teachers should connect students to the content and the next structure”. Hal ini perlu diterapkan kepada siswa, karena dengan adanya koneksi yang baik, maka siswa akan mengingat informasi dan menggunakan pengetahuan metakognitifnya untuk menghubungkan dan menyusun ide-idenya. Sesuai dengan apa yang dipaparkan Novak (Kumalasari, 2011) bahwa dalam belajar orang mengkonstruksikan pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi sebelumnya.
  2. Organizing
    Orginizing digunakan oleh siswa untuk mengorganisasikan informasiinformasi yang diperolehnya. Untuk membantu proses pengorganisasian informasi yang didapat siswa bisa dilakukan dengan cara diskusi kelompok.
  3. Reflecting
    Reflecting merupakan tahap saat siswa memikirkan secara mendalam terhadap konsep yang dipelajarinya. Menurut Sagala (Tamalene, 2010) refleksi adalah cara berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan dalam hal belajar di masa lalu. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Dymock (kumalasari, 2011) bahwa: “Reflect is where students explain or critique content, structures, and strategies”. Jadi siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Siswa menyimpulkan dengan bahasa sendiri tentang apa yang mereka peroleh dari pembelajaran ini. Dengan proses ini dapat dilihat bahwa kemampuan siswa menjelaskan informasi yang telah mereka peroleh dan akan terlihat bahwa tidak setiap siswa memiliki kemampuan yang sama.
  4. Extending
    Extending adalah tahap saat siswa dapat menggeneralisasikan pengetahuan yang mereka peroleh selama proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan untuk perluasan pengetahuan tersebut disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswa. Pengetahuan deklaratif dan procedural siswa diperluas dengan cepat sehingga mereka meneliti tentang jawaban atas pertanyaan yang mereka miliki, pengetahuan metakognitif meningkat sehingga mereka melakukan strategi berdiskusi untuk memperoleh informasi sesama temannya dan guru serta mencoba untuk menjelaskan temuannya kepada teman-temannya di kelas.

Model pembelajaran CORE adalah model pembelajaran yang mengharapkan siswa untuk dapat mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri dengan cara menghubungkan dan mengorganisasikan
pengetahuan baru dengan pengetahuan lama kemudian memikirkan konsep yang sedang dipelajari serta diharapkan siswa dapat memperluas pengetahuan mereka selama proses belajar-mengajar berlangsung.

Kelebihan dan Kekurangan Model CORE

Kelebihan Model CORE

  1. Siswa Aktif dalam belajar
  2. Melatih daya ingat siswa tentang suatu konsep/informasi
  3. Melatih daya pikir kritis siswa terhadap suatu masalah
  4. Memberikan siswa pembelajaran yang bermakna

Kekurangan Model CORE

  1. Membutuhkan persiapan matang dari guru untuk menggunakan model ini
  2. Memerlukan banyak waktu
  3. Tidak semua materi pelajaran dapat menggunakan model CORE