Diperbarui tanggal 30/Nov/2021

Model Pembelajaran Problem Based Instruction

kategori Model-model Pembelajaran / tanggal diterbitkan 29 November 2021 / dikunjungi: 8.02rb kali

Pengertian

Menurut Dewey (dalam Trianto, 2009:91), belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respons, hubungan antara dua arah, yaitu belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan dijadikan bahan dan materi guna dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya. Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Instruction), merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Problem Based Instruction adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah, sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah. Tan dalam Rusman (2014:229) Problem Based Instruction merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam Problem Based Instruction kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

Arends dalam Trianto (2009: 92) menjelaskan bahwa pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Problem Based Instruction berpusat pada siswa. Problem Based Instruction merupakan salah satu dari berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengaktifkan siswa dalam belajar (Abbas dkk 2007: 8). Guru berkewajiban menggiring siswa untuk melakukan kegiatan . guru sebagai penyaji masalah, memberikan instruksi-instruksi, membimbing diskusi, memberikan dorongan dan dukungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri . guru diharapkan dapat menberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi. Pelaksanaan Problem Based Instruction didukung dengan beberapa metode mengajar diantaranya metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, penemuan dan pemecahan masalah.

Bern dan Erickson (2001:5) menegaskan bahwa pembelajaran berbasis masalah (problem based istruction) merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Strategi ini meliputi mengumpulkan dan menyatukan informasi, dan mempresentasikan penemuan. Sedangkan Moffit (Depdiknas, 2002:12) mengemukakan bahwa Problem Based Instruction merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. Model pembelajaran Problem Based Instruction menggunakan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah kehidupan nyata. Problem Based Instruction dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran, melalui pengalaman belajar dalam kehidupan nyata. 

Karakter Problem Based Instruction

Arends dalam Trianto (2009: 93-94) menyatakan bahwa pengembangan Problem Based Instruction memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Pengajuan pertanyaan atau masalah. Problem Based Instruction menggunakan masalah yang berpangkal pada kehidupan nyata siswa dilingkungannya. Masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami siswa sehingga tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa, selain itu masalah yang disusun mencakup materi pelajaran yang disesuaikan dengan waktu, ruang dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
  2. Adanya keterkaitan antar disiplin ilmu. Apabila Problem Based Instruction diterapkan pada pembelajaran mata pelajaran tertentu, hendaknya memilih masalah yang autentik sehingga dalam pemecahan setiap masalah siswa melibatkan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan masalah tersebut.
  3. Penyelidikan autentik. Problem Based Instruction mewajibkan siswa melakukan penyelidikan autentik menganalisis dan merumuskan masalah, mengansumsi, mengumpulkan dan menganalisis data, bila perlu melakukan eksperimen dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah.
  4. Menghasilkan dan memamerkan hasil suatu karya. Problem Based Instruction menuntut siswa menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang ditemukan. Siswa menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang ditemukan, dan menyusun hasil pemecahan masalah berupa laporan atau mempresentasikan hasil pemecahan masalah di depan kelas.
  5. Kolaborasi. Problem Based Instruction memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil. Guru juga perlu memberikan minimal bantuan pada siswa, tetapi harus mengenali seberapa penting bantuan itu bagi siswa agar mereka lebih saling bergantung satu sama lain, dari pada bergantung pada guru.

Problem Based Instruction mengacu pada inkuiri, kontruktivisme dan menekankan pada berpikir tingkat tinggi. Model ini efektif untuk mengajarkan proses berpikir tingkat tinggi, membantu siswa membangun sendiri pengetahuannya dan membantu siswa memproses informasi yang telah dimiliki. Problem Based Instruction menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah. Lingkungan belajar yang terbuka menuntut peran aktif siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah sehingga menjadi pembelajar yang mandiri.

Tujuan Problem Based Instruction

Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah adalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan antar disiplin. Penyelidikan autentik, kerja sama yang menghasilkan karya dan peragaan. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Berdasarkan karakteristik tersebut, pembelajaran berdasarkan masalah memiliki tujuan:

  1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah.
    Problem Based Instruction memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkret, tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks. Dengan kata lain Problem Based Instruction melatih kepada peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hakikat kekomplekan dan konteks dari keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang dirancang untuk mengerjakan ide dan keterampilan yang lebih konkret, tetapi hanya dapat dilakukan menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) oleh peserta didik sendiri.
  2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik.
    Menurut Resnick dalam Trianto (2009: 95) bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah sangat penting untuk menjembatani antara pembelajaran di sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Berdasarkan pendapat Resnick tersebut, maka PBI memiliki implikasi:
    1. Mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas;
    2. Memiliki elemen-elemen belajar magang, hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga secara bertahap siswa dapat memahami peran orang yang diamati atau yang diajak dialog.
    3. Melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, sehingga memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahaman terhadap fenomena tersebut secara mandiri.
  3. Menjadi pembelajar yang mandiri.
    Problem Based Instruction membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom. Dengan bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam hidup kelak (Trianto, 2009:94-96).

Tahapan dalam Model Pembelajaran Problem Based Instruction

Tahapan Problem Based Instruction dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian hasil kerja siswa. Tahapan Problem Based Instruction disajikan pada tabel berikut:

NOTAHAPKEGIATAN GURU
1Orientasi siswa pada masalahGuru menjelaskan tujuan pembelajaran, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, menjelaskan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan memotivasi untuk siswa terlibat dalam aktivitas problem solving yang dipilih sendiri.
2Mengorganisasi siswa untuk belajarGuru membagi siswa dalam kelompok, membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berubungan dengan masalah tersebut.
3Membimbing penyelidikan kelompokGuru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melakukan eksperimen, dan mencari penjelasan serta pemecahan masalah.
4Mengembangkan dan menyajikan hasil karyaMembantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan serta membantu siswa untuk berbagi tugas dengan kelompoknya.
5Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalahMembantu siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

 

Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Instruction

  1. Pendahuluan
    1. Orientasi siswa pada masalah yaitu dengan guru menjelaskan tujuan pembelajaran, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, menjelaskan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan memotivasi untuk siswa terlibat dalam aktivitas problem solving yang dipilih sendiri.
    2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
      1. Membagi kelas menjadi 5 kelompok belajar yang anggotanya heterogen dan terdiri dari 8-9 siswa dengan cara menghitung peserta mulai 1 s/d 8, yang nomor 1 masuk ke kelompok 1, yang nomor 2 masuk ke kelompok 2 dan seterusnya.
      2. Masing-masing kelompok menghadap satu meja
      3. Guru membagikan lembar kerja siswa sebagai pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan eksperimen pada saat itu
      4. Guru menyuruh siswa mempersiapkan alat dan bahan yang sudah tersedia
      5. Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan eksperimen
      6. Guru mengingatkan siswa tentang materi yang akan kita pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dilakukan untuk merangsang pembentukkan ide, pengajuan ide dan penyusunan konsep dasar serta rasa ketertarikan siswa untuk belajar.
  2. Kegiatan inti
    1. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok yaitu:
      1. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai
      2. Siswa merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, mengumpulkan data , diskusi kelompok, melakukan penyelidikan, melakukan analisis data, memecahkan masalah dan membuat kesimpulan.
    2. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya yaitu
      1. Siswa mempersiapkan untuk merencanakan hasil pemecahan masalah
      2. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan mempresentasikan hasil pemecahan masalah
      3. Guru membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
      4. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil pemecahan masalah, Kelompok yang presentasi dipilih acak melalui pengundian.
    3. Mengevaluasi proses pemecahan masalah yaitu:
      1. Guru menyuruh siswa untuk mengevaluasi terhadap penyelidikan mereka.
      2. Siswa melakukan kegiatan mengevaluasi dengan mencocokkan hasil mereka dengan kelompok.
  3. Penutup
    1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran,
    2. Guru memberikan tugas atau arahan untuk pertemuan selanjutnya

Manfaat Problem Based Instruction

Problem Based Instruction merupakan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis, sebab disini guru berperan sebagai penyaji, penanya, mengadakan dialog, pemberi fasilitas penelitian, menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual peserta didik Problem Based Instruction tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Siswa dilibatkan dalam pengalaman nyata dan menjadi pembelajaran yang mandiri. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan dijadikan bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta dapat dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.

Problem Based Instruction dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemempuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual Problem Based Instruction dapat dijadikan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri. Siswa harus mengansumsi, mengumpulkan informasi, menginterpretasi data, menginferensi, menganalisis, dan mengevaluasi.

Problem Based Instruction dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah, keterampilan berpikir dan perlibatan siswa dalam pengalaman nyata. Model ini dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah serta untuk mendapatkan pengetahuan tentang konsep – konsep penting. Siswa dituntut untuk mengajukan pertanyaan dan permasalahan serta mencari sendiri jawaban atau pemecahan dari permasalahan yang diajukan melalui penyelidikan autentik dan kerjasama dengan teman kelompoknya sehingga diharapkan dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa.

Kelebihan dan Kelemahan Problem Based Instruction

  1. Kelebihan
    Kelebihan Problem Based Instruction adalah:
    1. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif siswa.
    2. Dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah para siswa dengan sendirinya.
    3. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
    4. Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi yang serba baru.
    5. Dapat mendorong siswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri.
    6. Mendorong kreativitas siswa dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang telah ia lakukan.
    7. Dengan model pembelajaran ini akan terjadi pembelajaran yang bermakna.
    8. Dengan model ini siswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
    9. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
  2. Kelemahan
    1. Ketika peserta didik tidak memiliki minat tinggi, atau tidak mempunyai kepercayaan diri bahwa dirinya mampu menyelesaikan masalah yang dipelajari, maka mereka cenderung enggan untuk mencoba karena takut salah.
    2. Tanpa pemahaman “mengapa mereka berusaha” untuk memecahkan maslah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari. Artinya, perlu dijelaskan manfaat menyelesaikan maslah yang dibahas pada peserta didik.
    3. Proses pelaksanaan Problem Based Instruction membutuhkan waktu yang lebih lama atau panjang. Itu pun belum cukup, karena sering kali peserta didik masih memerlukan waktu tambahan untuk menyelesaikan persoalan yang diberikan. Padahal, waktu pelaksanaan Problem Based Instruction harus disesuaikan dengan beban kurikulum yang ada.