Diperbarui tanggal 18/Des/2021

Model Pembelajaran Inkuiri

kategori Model-model Pembelajaran / tanggal diterbitkan 17 Desember 2021 / dikunjungi: 6.76rb kali

Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu. Menemukan (inkuiri) merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Kegiatan menemukan merupakan sebuah siklus yang terdiri dari observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data dan penyimpulan (Syaifurahman dan Ujiati, 2013).

Sementara menurut Komalasari (2014) berpendapat, Inkuri merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memahami konsep dan memecahkan masalah. Walaupun dalam praktiknya aplikasi inkuiri sangat beragam tergantung pada situasi dan kondisi sekolah. Diptoadi mengungkapkan bahwa, model Inkuiri bisa sangat terstruktur dalam arti bahwa pengajar mengontrol interaksi dalam kelas serta mengarahkan prosedur inkuiri. Namun proses inkuiri ini harus ditandai dengan kerja sama yang baik antara pengajar-siswa, kebebasan siswa untuk menyatakan pendapat atau mengajukan pertanyaan serta persamaan hak antara pengajar dan siswa dalam mengemukakan pendapat. Freinet berpendapat bahwa pengetahuan akan diperoleh melalui pengalaman secara inkuiri dan tidak cukup hanya dengan mengamati, mendengarkan penjelasan atau melihat demonstrasi. Perolehan pengalaman dimulai dari pengalaman dengan mengikuti siklus dasar proses inkuiri yang dideskripsikan sebagai berikut:

Proses dasar inquiri

Proses dasar inquiri II

 

Tujuan utama pembelajaran Inkuiri menurut Council dalam Amri dan Ahmadi (2010), yaitu (1) mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep Sains, (2) mengembangkan keterampilan ilmiah siswa hingga mampu bekerja seperti layaknya seorang ilmuan, (3) membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan. Sementara menurut Fathurrohman (2015), mengemukakan tujuan utama pembelajaran Inkuiri untuk memberikan cara bagi peserta didik untuk membangun kecakapan intelektual. Melalui pembelajaran yang berbasis Inkuiri, siswa belajar Sains sekaligus juga belajar metode Sains.

Proses Inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif, siswa dilatih bagaimana memecahkan masalah sekaligus membuat keputusan. Pembelajaran berbasis Inkuiri memungkinkan siswa belajar sistem karena disini memungkinkan terjadi integrasi dari berbagai disiplin ilmu. Peran guru didalam pembelajaran Inkuiri lebih sebagai pemberi bimbingan (Amri dan Ahmadi, 2010). Menurut pendapat Fathurrohman (2015), kegiatan pembelajaran selama menggunakan model Inkuiri ditentukan oleh keseluruhan ospek pengajaran di kelas, proses keterbukaan, dan peran peserta didik aktif. Pada prinsipnya, keseluruhan proses pembelajaran membantu peserta didik menjadi mandiri, percaya diri, dan yakin pada kemampuan intelektualnya sendiri untuk terlibat secara aktif.

Langkah-langkah model inkuiri

Langkah-langkah model inkuiri menurut Kurniasih dan Sani (2015) yaitu sebagai berikut;

  1. Melakukan orientasi
    1. Memberikan pemahaman tentang topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
    2. Memberikan pemahaman kepada siswa tentang pokok-pokok kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
  2. Merumuskan masalah
    Langkah ini dalam rangka membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang memecahkan teka-teki.
  3. Merumuskan hipotesis
    Meminta pendapat siswa tentang persoalan tersebut hingga nanti mereka menemukan sendiri kesimpulan yang seharusnya.
  4. Mengumpulkan data
    Dari persoalan yang ada siswa diajak menemukan data-data yang menunjang persoalan-persoalan yang ada, dan data tersebut nantinya diolah dan didiskusikan dengan teman ataupun secara individu.
  5. Menguji hipotesis
    Jawaban yang akan didapat bukan lagi sekedar pendapat pribadi saja, tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan, dapat dipertanggungjawabkan.
  6. Merumuskan kesimpulan
    Merumuskan kesimpulan dengan melihat hipotesis yang ada, dan proses ini bisa bersama-sama dengan guru, jika siswa menemukan kesulitan.

Sementara menurut Suyadi (2013), langkah-langkah model Inkuiri yaitu sebagai berikut:

  1. Merumuskan masalah
  2. Mengumpulkan data
  3. Menguji hipotesa berdasarkan data yang ditemukan dan
  4. Membuat kesimpulan

Agar model pembelajaran Inkuiri dapat berjalan lancar dan memberi hasil yang optimal, maka ada dua hal menurut Diptoadi dalam Wena (2014), yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut:

  1. Interaksi pengajar-siwa. Model ini bisa sangat terstruktur, dalam arti bahwa pengajar mengontrol interaksi dalam kelas serta mengarahkan prosedur Inkuiri. Namun, proses Inkuiri ini harus ditandai dengan kerja sama yang baik antara pengajar-siswa, kebebasan siswa untuk menyatakan pendapat atau mengajukan pertanyaan serta persamaan hak antara pengajar dan siswa dalam mengemukakan pendapat. Secara bertahap pengajar dapat memberikan kewenangan yang lebih banyak daripada siswa dalam melaksanakan proses Inkuiri.
  2. Peran pengajar, dalam model ini pengajar mempunyai beberapa tugas yang penting yaitu:
    1. Mengarahkan pertanyaan siswa
    2. Menciptakan suasana kebebasan ilmiah dimana siswa tidak merasa dinilai pada waktu mengemukakan pendapatnya,
    3. Mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan teoritis yang lebih jelas dengan mengemukakan bukti yang menunjang.

Jenis-Jenis Pembelajaran Inkuiri

Callahan menyusun klasifikasi Inkuiri lain yang didasarkan pada intensitas siswa. Tingakatan inkuiri berdasarkan variasi bentuk keterlibatannya dan intensitas keterlibatan siswa, yaitu sbb:

  1. Inkuiri tingkat pertama.
    Inkuiri tingkat pertama merupakan kegiatan inkuiri dimana masalah dikemukakan oleh guru atau sebagai sumber dari buku teks, kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan intensif dari guru. Dalam Inkuiri Terbimbing kegiatan belajar harus dikelola dengan baik oleh guru dan luaran pembelajaran sudah dapat dipredisikan sejak awal. Inkuiri jenis ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep dan prinsip yang mendasar dalam bidang tertentu.
  2. Inkuiri bebas.
    Dalam inkuiri bebas, siswa difasilitasi untuk mengidentifikasi masalah dan merancang proses penyelidikan. Siswa juga dimotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan merancang cara untuk menguji gagasan tersebut.

Hardian membagi pembelajaran inkuiri berdasarkan besarnya bimbingan guru yang diberikan kepada siswanya sebagai berikut:

  1. Inkuiri terbimbing (guided inquiry approach)
    Inkuiri terbimbing adalah pembelajaran dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan kepada suatu diskusi. Guru pun mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pada pembelajaran ini, siswa akan diberikan tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan, baik melalui diskusi kelompok maupun individual, agar bisa menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri. Pada dasarnya, selama proses belajar siswa akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan. Kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri.
  2. Inkuiri bebas (free inquiry approach)
    Pada umumnya inkuiri bebas digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar. Sebab dalam inkuiri bebas ini siswa seolah-olah bekerja sebagai ilmuwan. Siswapun diberi kebebasan dalam menentukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, serta merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan. Selama proses itu bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan, bahkan tidak diberikan sama sekali. Dalam pendekatan ini bimbingan yang diberikan guru sangat minim, atau bahkan tanpa bimbingan. Dalam inkuiri terbuka siswa diberikan kebebasan dan inisiatif untuk memikirkan bagaimana memecahkan persoalan yang dihadapi. Metode ini umumnya sukar diterapkan untuk semua siswa. Karena hanya tepat bagi yang sudah berpengalaman dengan metode inkuiri. Guru sungguh hanya berfungsi sebagai fasilitator, membantu sejauh siswa membutuhkan.
  3. Inkuiri bebas termodifikasi (modified free inquiry approach)
    Inkuiri bebas termodifikasi ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari kedua pembelajaran inkuiri sebelumnya, yaitu pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas. Meskipun begitu, permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam pendekatan ini, siswa tidak dapat memilih atau menemukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun ia belajar dengan pendekatan ini dalam menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Tetapi bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari pada inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur. Dalam pendekatan inkuiri jenis ini guru membatasi memberi bimbingan, agar siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri

Adapun kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran Inkuiri menurut pendapat dari Kurniasih dan Sani (2015), yaitu dapat dilihat seperti dibawah ini:

  1. Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri
    1. Model pembelajaran Inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran dianggap lebih bermakna.
    2. Model pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
    3. Model pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan.
    4. Model pembelajaran Inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
  2. Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri
    1. Model pembelajaran Inkuiri digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
    2. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dalam kebiasaan siswa dalam belajar.
    3. Memungkinkan untuk terjadi proses pembelajaran yang panjang sehingga akan terkendala oleh waktu.