Diperbarui tanggal 2/02/2022

Pembelajaran Tematik

kategori Belajar dan Pembelajaran / tanggal diterbitkan 1 Februari 2022 / dikunjungi: 4.78rb kali

Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah konsep pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada para peserta didik. Apabila mengacu pada pengertian tersebut, maka jika guru mengadakan kegiatan belajar mengajar dengan pembelajaran tematik, maka guru harus merancang pembelajaran berdasarkan tema-tema tertentu dan guru harus membahas tema-tema tersebut dari berbagai materi pelajaran yang tersedia.

Menurut Prastowo (2014:52) “Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pendekatan pembelajaran terpadu pada jenjang taman kanak-kanak (TK) atau sekolah dasar (SD) untuk kelas awal (yaitu, kelas 1, 2, dan 3) yang didasarkan pada tema-tema tertentu yang sesuai dengan dunia anak”. Sedangkan menurut Kadir dan Asrohah (2014:1), Pembelajaran tematik merupakan program pembelajaran yang berangkat dari satu tema/topik tertentu dan kemudian dielaborasi dari berbagai aspek atau ditinjau dari berbagai perspektif mata pelajaran yang biasa diajarkan disekolah.

Landasan Pembelajaran Tematik

Terdapat beberapa landasan yang menopang penerapan pembelajaran tematik agar dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Secara garis besar, landasan tersebut dapat dibedakan menjadi landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan yuridis.

Landasan Filosofis

Menurut Hajar (2013:26), landasan filosofis dalam pembelajaran tematik dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu:

  1. Aliran filsafat progresivisme diaman segala proses kegiatan belajar dan mengajar antara guru dan para peserta didik di sekolah harus menekankan pada pengembangan kreativitas, memberikan sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah, serta memperhatikan pengalaman para peserta didik.
  2. Aliran konstruktivisme yaitu berupaya melihat pengalaman siswa secara langsung sebagai kunci dalam pembelajaran.
  3. Aliran humanisme yaiu berusaha melihat peserta didik dari segi keunikan, karakteristik, potensi, serta motivasi mereka.

Landasan Psikologis

Menurut Prastowo (2014:84) landasan psikologis pembelajaran tematik berkaitan erant dengan psikologi perkembangan siswa dan psikologi belajar. hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan Kadir dan Asrohah (2014:18) menyatakan bahwa praktik pembelajaran tematik berlandaskan pada psikologi perkembangan dan psikologi belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan, maka dapat diketauhi bahwa landasan psikologis dalam pembelajaran tematik adalah psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Dimana psikologi perkembangan dibutuhkan terutama dalam menentukan isi atau materi pembelajaran tematik yang diberikan oleh guru kepada para peserta didiknya di sekolah. Adapun psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal cara menyampaikan isi atau materi pembelajaran tematik kepada para peserta didik, dan bagaimana pula mereka harus mempelajarinya agar mampu memahaminya dengan sempurna.

Landasan Yuridis

Pembelajaran tematik merupakan konsep pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema. Implementasi pembelajaran tematik diperlukan payung hukum sebagai landasan yuridisnya. Menurut Kadir dan Asrohah (2014:22), landasan yuridis tersebut adalah:

  1. undang-undang dasar republik indonesia tahun 1945, pasal 31 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak;
  2. undang-undang no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. pasal 9 menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya; 3)undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. bab v pasal 1-b menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

Menurut Prastowo (2014:91), “Landasan hukum dan kebijakan pelaksanaan pembelajaran tematik untuk siswa sekolah dasar (SD) atau madrasah ibtidaiyah (MI) berkaitan erat dengan legalitas formal yang menjadi tumpuannya”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa landasan yuridis dari pembelajaran tematik yaitu berkaitan dengan legalitas formal yang menjadi tumpuan penerapan pembelajaran tematik itu sendiri. Legalitas formal tersebut terdiri atas berbagai ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang sifatnya memaksa, serta mendukung penerapan pembelajaran tematik ditingkat pendidikan dasar (SD/MI). Ketentuan yang digariskan undang-undang tersebut selaras dengan prinsip-prinsip pembelajaran tematik, yaitu pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didik.

Karakteristik Pembelajaran Tematik

Dalam penerapan pembelajaran tematik di sekolah, guru harus memunculkan karakteristik pembelajaran tematik sebagai pembeda dengan pembelajaran lainnya. Hal ini penting dan harus dilakukan karena indikator pembelajaran tematik terletak pada karakteristik-karakteristik tertentu. Hajar (2013:43), berpendapat bahwa beberapa karakter dalam kurikulum tematik adalah Berpusat pada peserta didik; memberikan pengalaman langsung; tidak terjadi pemisahan materi pelajaran secara jelas; menyajikan konsep dari berbagai materi pelajaran; bersifat fleksibel; hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik; menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan; mengembangkan komunikasi peserta didik; mengembangkan kemampuan metakognisi peserta didik; lebih menekankan proses daripada hasil.

Berdasarkan dari pendapat tentang karakteristik pembelajaran tematik yang telah dijelaskan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran tematik memiliki banyak sekali karakteristik diantanya berpusat pada peserta didik, memberikan pengalaman langsung, tidak terjadi pemisahan materi pelajaran secara jelas, menyajikan konsep dari berbagai materi pelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan, mengembangkan komunikasi peserta didik, mengembangkan kemampuan metakognisi peserta didik, lebih menekankan proses dari pada hasil, dan lainnya. Jadi guru dituntut agar dapat mengenal karakteristik dari pembelajaran tematik itu sendiri. Jika guru tidak mampu memunculkan karakteristik pembelajaran tematik dalam kegiatan pembelajaran, maka pembelajaran tersebut tidak dapat dikatakan sebagai pembelajaran tematik.

Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik

Rambu-rambu di sini maksudnya adalah tanda atau petunjuk yang harus diperhatikan dalam pembelajaran tematik. Menurut pendapat Kadir dan Asrohah (2014:24), rambu-rambu dalam pembelajaran tematik yaitu:

  1. Pembelajaran tematik berdasarkan pada satu tema tertentu, ketika seseorang akan merancang pembelajaran tematik maka ia akan menentukan tema tertentu
  2. sehubungan dengan pembelajaran tematik berangkat dari satu tema dengan pandangan dari berbagai perspektif, maka dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar dari berbagai kompetensi yang ada dalam silabus baik dari segi konten atau dari segi waktu
  3. pencapaian kompetensi dasar (mata pelajaran tertentu) dalam suatu pembelajaran tematik tidak harus dicapai semuanya
  4. pembelajaran tematik yang biasanya dilaksanakan pada kelas awal, titik tolaknya adalah pencapaian kompetensi membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral
  5. sesuai dengan prinsip pembelajaran tematik yang menekankan pada pengalaman, maka setiap pelaksanaan pembelajaran tematik selalu menggunakan sumber belajar yang kongkret atau paling tidak berupa alat peraga yang bisa diserap oleh anak didik
  6. judul maupun jumlah tema yang dipilih atau yang ditentukan oleh masing-masing sekolah, disesuaikan dengan karakterisik anak didik, minat, lingkungan dan daerah setempat
  7. kemampuan guru untuk melaksanakan pembelajaran tematik kadang-kadang sangat terbatas, maka untuk memudahkan pelaksanaannya dapat mempergunakan team teaching, sebuah kelas dapat diasuh oleh beberapa guru untuk pelaksanaan pembelajaran tematik
  8. diusahakan agar anak didik mengalami sendiri proses pembelajaran dengan metode eksperimen atau demonstrasi misalnya.

Selain itu Majid (2014:91), menyebutkan bahwa rambu-rambu pembelajaran tematik yaitu Tidak semua mata pelajaran harus disatukan, dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester, kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, bisa dibelajarkan secara tersendiri, kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri, kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral, tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, lingkungan, dan daerah setempat.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

Kelebihan

Menurut Majid (2014:92), pembelajaran tematik memiliki kelebihan sebagai berikut:

  1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak didik.
  2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar-mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak didik.
  3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
  4. Mengembangkan keterampilan berfikir anak didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi; menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.
  5. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
  6. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan anak didik.

Selain itu Kadir dan Asrohah (2014:26), mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran yang memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat, yaitu:

  1. Dapat mengurangi overlapping antara berbagai mata pelajaran, karena mata pelajaran disajikan dalam satu unit.
  2. Menghemat pelaksanaan pembelajaran terutama dari segi waktu, karena pembelajaran tematik dilaksanakan secara terpadu antara beberapa mata pelajaran.
  3. Anak didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir.
  4. pembelajaran menjadi holistik dan menyeluruh akumulasi pengetahuan dan pengaman anak didik tidak tersegmentasi pada disiplin ilmu atau mata pelajaran tertentu, sehingga anak didik akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang saling berkaitan antara satu sama lain; keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan lainnya akan menguatkan konsep yang telah dikuasai anak didik, karena di dukung dengan pandangan dari berbagai perspektif.

dari beberapa pendapat tentang keunggulan pembelajaran tematik, maka dapat diketahui bahwa keunggulam pembelajaran tematik yaitu:

  1. keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan lainnya akan menguatkan konsep yang telah dikuasai anak didik.
  2. Didukung dengan pandangan dari berbagai perspektif.
  3. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar
  4. Kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
  5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya.
  6. Anak didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir dan lain sebagainya.

Kelemahan Pembelajaran Tematik

Selain keunggulan yang dimiliki pembelajaran tematik juga mempunyai sejumlah keterbatasan, seperti yang dikemukakan oleh Prastowo (2013:152), ada enam aspek keterbatasan atau kelemahan dalam pembelajaran tematik, diantaranya “Keterbatasan pada aspek guru keterbatasan pada aspek siswa, keterbatasan pada aspek sarana dan sumber pembelajaran, keterbatasan pada aspek kurikulum, keterbatasan pada aspek penilaian, keterbatasan pada aspek suasana pembelajaran”.

Sedangkan menurut pendapat Kadir dan Asrohah (2014:26), kelemahan yang mencolok dalam pembelajaran tematik yaitu pembelajaran menjadi lebih kompleks dan menuntut guru untuk mempersiapkan diri sedemikian rupa supaya ia dapat melaksanakannya dengan baik, persiapan yang harus disiapkan oleh guru pun lebih lama, karena guru harus merancang pembelajaran tematik dengan memperhatikan keterkaitan antara berbagai pokok materi tersebar di beberapa mata pelajaran, menuntut penyediaan alat, bahan, sarana dan prasarana untuk berbagai mata pelajaran yang dipadukan secara serentak.