Gaya Belajar Model David Kolb
Gaya Belajar Model David Kolb
Kolb merupakan seorang ahli penganut aliran humanistik. Dia terkenal dengan teori “Belajar Empat Tahap”nya. Teori ini dikembangkan oleh David Kolb pada sekitar awal tahun 1980-an. Dalam teorinya, Kolb mendefinisikan belajar sebagai proses dimana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman. Pengetahuan dianggap sebagai perpaduan antara memahami dan mentransformasi pengalaman. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses mengisyaratkan bahwa dalam proses pembelajaran, seorang guru hanya dapat memperhatikan karakteristik siswanya. Karakteristiktik siswa sesungguhnya memiliki cakupan yang luas. Salah satu karakteristik siswa yang perlu diperhatikan guru dan akan mewarnai terhadap efektivitas belajar dan pembelajaran yaitu berkenaan dengan gaya belajar siswa.
Secara sederhana, gaya belajar siswa atau student learning style dapat diartikan sebagai karakteristik kognitif, afektif, dan perilaku psikologis seorang siswa tentang bagaimana dia memahami sesuatu, berinteraksi dan merespons lingkungan belajarnya, yang bersifat unik dan relatif stabil. Dalam berbagai literatur tentang belajar dan pembelajaran, kita akan menjumpai sejumlah konsep tentang gaya belajar siswa, dan salah satunya adalah gaya belajar sebagaimana dikemukakan oleh David Kolb, salah seorang ahli pendidikan dari Amerika Serikat, yang mempopulerkan teori belajar “Experiential Learning”.
David Kolb mengemukakan adanya empat kutub kecenderungan seseorang dalam proses belajar, kutub-kutub tersebut antara lain:
- Kutub Perasaan/Pengalaman Konkrit (Concrete Experience)
Individu belajar melalui perasaan, dengan menekankan segi-segi pengalaman konkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama dan sensitivitas terhadap perasaan yang lain. Dalam proses belajar, individu cenderung lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya. Individu yang berada pada kutub ini suka dengan hal-hal atau pengalaman-pengalaman baru dan ingin segera mengalaminya. Prinsip yang mereka yakini adalah “menikmati apa yang ada pada saat ini dan di sini”. Individu ini juga tidak takut untuk mencoba, suka berkumpul dengan orang lain, berusaha keras memecahkan permasalahan yang dihadapinya dengan bertukar pikiran dengan teman-teman atau kumpulannya, tapi akan merasa bosan jika permasalahan tersebut membutuhkan waktu yang lama. - Kutub pengamatan/Refleksi Pengamatan (Reflective Observation)
Individu belajar melalui pengamatan, penekanannya mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang diamati. Dalam proses belajar, individu akan menggunakan pikiran dan perasaannya untuk membentuk opini atau pendapat. Individu yang berada pada kutub ini melihat masalah dari berbagai perspektif, mengumpulkan sebanyak-banyaknya data yang berhubungan dengan permasalahan dari berbagai sumber, sehingga terkadang terlihat suka menunda-nunda menyelesaikan masalah. Namun sebenarnya hati-hati, sebelum membuat keputusan atau melakukan sebuah langkah. Suka melihat atau mengamati perilaku orang lain. Berpikiran apa yang dilakukan saat ini harus minimal sama atau lebih baik dari apa yang dilakukan sebelumnya. - Kutub Pemikiran/Konseptualisasi Abstrak (Abstract Conceptualization)
Individu belajar melalui pemikiran dan lebih terfokus pada analisis logis dari ide-ide, merencanakan secara sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang dihadapi. Dalam proses belajar, individu akan mengandalkan perencanaan sistematis serta mengembangkan teori dan ide untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Individu yang berada pada kutub ini mengadaptasi dan mengintegrasi dari hasil amatannya ke dalam sebuah teori. Dalam memecahkan sebuah masalah, individu akan bekerja secara vertical, runtut, sistematis, step-by-step. Akan berusaha mengasimilasikan fakta-fakta yang ada atau yang diketahui ke dalam pertalian teori. Orang lain melihat individu ini adalah orang yang perfeksionis, tidak bisa istirahat dengan tenang jika permasalahan yang dihadapinya belum dapat diselesaikan dengan baik dan dapat dimasukan ke dalam skema rasional. Dalam berpikir cenderung objektif dengan pendekatan yang analitis, pendekatan terhadap masalah dengan logis. - Kutub Tindakan/Eksperimen Aktif (Active Experimentation)
Individu belajar melalui tindakan, cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya. Dalam proses belajar, individu akan menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya. Individu yang berada pada kutub ini sering untuk mencoba-coba teori, ide dan teknis melakukan sesuatu, menyenangi hal-hal yang berhubungan dengan aplikasi, ingin cepat mendapatkan sesuatu dan segera melakukannya dengan kepercayaan diri yang tinggi. Individu ini merespons sesuatu sebuah tantanga sebagai suatu kesempatan. Siswa menggunakan teori atau rumus-rumus untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Dalam menghapal, menyelesaikan sesuatu permasalahan, memahami sesuatu lebih menyukai dengan praktik langsung, turun ke lapangan, ataupun mencoba-coba.
Kutub kecenderungan seseorang dalam proses belajar dilukiskan oleh Kolb sebagai suatu siklus yang berkesinambungan dan berlangsung diluar kesadaran orang yang belajar. Secara teoritis kutub kecenderungan seseorang dalam proses belajar tersebut memang dapat dipisahkan, namun dalam kenyataannya proses peralihan dari satu kutub ke kutub belajar di atas seringkali terjadi begitu saja sulit untuk ditentukan kapan terjadinya. Kolb (1984:60) berpendapat tidak ada individu yang gaya belajarnya secara mutlak didominasi oleh salah satu saja dari kutub tersebut. Biasanya yang terjadi adalah kombinasi dari dua kutub dan membentuk satu kecenderungan atau orientasi belajar.
Experiential Learning merupakan model pembelajaran yang sangat memperhatikan perbedaan atau keunikan yang dimiliki siswa, karenanya model ini memiliki tujuan untuk mengakomodasi perbedaan dan keunikan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Dengan mengamati inventori gaya belajar (learning style inventory) yang dikembangkan masing-masing siswa, David Kolb mengklasifikasikan gaya belajar seseorang menjadi empat kategori yaitu:
- Converger;
- Diverger;
- Assimilation; dan
- Accomodator