Diperbarui tanggal 1/Des/2021

Manajemen diri

kategori Belajar dan Pembelajaran / tanggal diterbitkan 1 Desember 2021 / dikunjungi: 2.35rb kali

Pengertian

Manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada pengindraan diri terhadap hal – hal yang tidak baik dan meningkatkan perbuatan baik dan benar. Manajemen diri juga menuju pada konsisten dan keselarasan pikiran. Ucapan dan perbuatan sehingga apa yang dipikirkan,ucapan dan perbuatan sama dan sejalan dengan apa yang diucapkan dan di perbuatkan. Menurut Goleman (2005:42) manajemen diri adalah mengelola kondisi, implus, dan sumber daya sendiri, sehingga dapat berdampak positif terhadap pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu gagasan maupun pulih kembali dari tekanan emosi, manajemen diri merupakan salah satu kunci keberhasilan seseorang agar berprestasi dan sukses. Menurut Uno(2008:219) Manajemen diri adalah perilaku siswa yang bertanggung jawab terhadap pengaturan segala perilakunya sendiri.

Menurut Zohar (2002:2) manajemen diri merupakan bagian penting dalam pendidikan yang meliputi mengembangkan kemampuan siswa dalam memelihara diri, menella waktu, mengembangkan keterampilan dan berpikir positif. Manajemen diri adalah kemampuan seseorang untuk mengenali dan mengelola dirinya (secara fisik, emosi, pikiran, jiwa, dan spiritual) sehingga dia mampu mengelola orang lain dan berbagai sumber daya untuk mengendalikan maupun menciptakan realitas kehidupan sesuai dengan misi dan tujuan. 

Indikator Manajemen Diri

Menurut Uno (2013:211) manajemen diri secara umum terdiri dari tiga langkah utama, yaitu menentukan tujuan, memonitor dan mengevaluasi kemajuan, dan memberikan penguatan diri. Adapun indikator manajemen diri tersebut dijabarkan sebagai berikut:

  1. Menentukan tujuan
    Setiap orang harus mempunyai tujuan dalam hidupnya, karena dengan adanya tujuan kita mengetahui arah yang harus ditujuh atau dicapai dalam hidup. Dapat dilihat bahwa perilaku seseorang diarahkan kepada tujuan dimasa mendatang yang sudah disusun sendiri. Setiap orang akan bertindak dengan baik dalam kehidupanya sehari-hari apabila ide-ide yang akan dikerjakan sudah disusun menjadi tujuan sehingga tindakan orang tersebut akan lebih mantap dan perjalanan hidupnya lebih berarti. Selanjutnya, di dalam menentukan atau menyusun suatu tujuan diperlukan beberapa hal yang dapat mendukung tercapainya suatu tujuan, meliputi:
    1. Perencanaan
      Perencanaan merupakan gambaran apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan dan bagaimana cara mengerjakanya. Dalam belajar perlu dibuat rencana-rencana agar tujuan yang sudah ditetapkan dapat tercapai. Setiap usaha yang dibangun berdasarkan perencanaan yang baik akan menjadi kuat dan mudah dalam menjalankannya sehingga hasil yang diperoleh pun juga optimal (Uno, 2013).
    2. Persiapan
      Persiapan merupakan hal-hal yang dapat menunjang jalannya suatu rencana untuk mencapai tujuan. Suatu rencana tidak akan berhasil tanpa adanya persiapan yang baik. Dapat dicontohkan jika seorang siswa ingin memiliki nilai ekonomi yang bagus, maka perlu mempersiapkan segala sesuatu, misalnya buku-buku dan peralatan tulis apa yang dibutuhkan dalam belajar. Buku-buku yang akan dipelajari dan peralatan tulis harus dipersiapkan dengan baik sehingga pada saat belajar semua telah tersedia dan tidak mustahil bahwa nilai yang bagus pun dapat diperoleh dengan mudah (Uno, 2013).
    3. Fokus dan realistis
      Fokus dan realitas membuat belajar lebih produktif, tidak membuang banyak waktu dan mengurangi beban dalam bekerja karena bisa memusatkan perhatian terhadap apa yang sedang dikerjakan. Menentukan skala prioritas dalam melakukan sesuatu juga dapat membantu agar kita tetap fokus dan menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak penting. Sebelum bertindak akan lebih baik jika sejak awal saat merumuskan tujuan kita dapat memusatkan pikiran terhadap tujuan yang disusun, berapa banyak tujuan, ketepatan mempresentasikan tujuan, serta tidak asal dalam menentukan kualitas tujuan sehingga memudahkan langkah dalam mencapai tujuan tersebut. Sementara realistis adalah berfikir dengan kemungkinan nyata atau tidak muluk-muluk (Uno, 2013).
    4. Mengatur Waktu
      Penguatan waktu juga menjadipersoalan bagi siswa, mengatur waktu dengan baik berarti mengatur hidup dengan baik dan membuat hidup lebih efisien. Seorang siswa dapat saja telah menyusun dan membagi waktunya. Tetapi kenyataannya masih ada siswa yang mengabaikan waktu. Akibatnya waktu yang harus dimanfaatkan terbuang degan percuma. Prestasi belajar diidam – idamkan untuk dicapai hanya tinggal harapan . Oleh karena itu, betapa pentingnya bagi siswa membagi waktu belajarnya dengan membuat jadwal pelajaran agar lebih efektif dan efisien dalam belajar.
  2. Monitori diri (Memonitoring Diri)
    Memonitor diri atau monitoring diri maksudnya mengobservasi, mengawasi atau mencatat perkembangan dari kegiatan (kinerja) yang dilakukan. Beberapa penelitian menunjukan adanya efektifitas monitoring diri terhadap kinerja siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Glynn dan Thomas (dalam Uno, 2013:216) menemukan bahwa siswa yang bisa memonitor dirinya dengan selalu bertanggung jawab dan disiplin terhadap tugas yang diberikan menunjukan peningkatan baik pada perilaku belajar maupun prestasi belajarnya Dalam memonitoring diri siswa mengobservasi pekerjaan sendiri serta mencatat perkembangan perilakunya, yaitu bagaimana mereka bertanggung jawab terhadap pekerjaanya sebagai seorang pelajar seperti menyelesaikan tugas yang diberikan, membaca buku pelajaran, memperhatikan pelajaran dan lain-lain (Uno, 2013:214). Selain itu, disiplin diri siswa dalam belajar serta kepatuhan terhadap peraturan dan tata tertib, ketepatan waktu juga merupakan tolak ukur dari keberhasilan monitoring diri siswa apakah telah berjalan sesuai dengan harapan sesuai dengan harapan. Jadi, secara garis besar didalam monitoring diri terdapat unsur-unsur, seperti:
    1. Tanggung jawab
      Tanggung jawab dapat diartikan sebagai kesadaran untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan. Seseorang dikatakan bertanggung jawab apabila dapat memenuhi komitmen dan mematuhi janji, bertanggung jawab sendiri untuk memperjuangkan tujuan mereka, serta terorganisasi dan cermat dalam bekerja (Uno, 2013).
    2. Disiplin
      Disiplin, yaitu patuh kepada peraturan dan tata tertib yang berlaku. Seseorang dikatakan mempunyai kedisiplinan apabila memenuhi aspek-aspek diantaranya, tepat waktu, mengikuti semua kegiatan, dan tidak melanggar kaidah yang telah ditetapkan (Uno, 2013).
  3. Mengevaluasi diri
    Evaluasi diri penting bagi pelaksanaan pembelajaran karena untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dicapai untuk setiap kegiatan. Evaluasi diri dapat dilakukan sebagai kontrol diri sendiri terhadap keberhasilan dan kegagalan. Seorang siswa dapat mengevaluasi apa-apa saja yang telah dilakukanya selama proses pembelajaran, apakah telah belajar dengan benar sesuai dengan norma-norma yang ada seperti belajar dengan jujur sesuai kemampuan serta tidak mencontek sewaktu ulangan. Selain itu, mahasiswa juga dapat melihat apakah dirinya sudah cukup berusaha dalam belajar untuk mencapai tujuan, mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada disekitarnya selama proses pembelajaran juga mampu menerima masukan dan informasi serta perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dan lingkungan belajarnya. Kemampuan membuat patokan penilaian terhadap kinerja sendiri tersebut sangat diperlukan sehingga pada
    akhirnya siswa dapat mengetahui sejauh mana keberhasilanya. Jadi, secara garis besar didalam evaluasi diri terdapat unsur-unsur, seperti:
    1. Kendali diri
      Kendali diri, yaitu kemampuan mengelola emosi dan desakan hati yang merusak. Menurut Goleman (2005:130) seseorang dapat dikatakan cakap dalam pengendalian diri apabila mampu mengelola dengan baik perasaan imfulsif dan emosi yang menekan, tetap teguh, tetap positif, dan tidak goyah walaupun dalam situasi yang paling berat, serta berpikir jernih walaupun dalam tekanan.
    2. Sifat dapat dipercaya
      Memelihara norma-norma kejujuran dan integritas merupakan bagian dari sifat dapat dipercaya. Seseorang dikatakan memiliki kecakapan dalam sifat dapat dipercaya apabila bertindak menurut etika dan tidak pernah mempermalukan orang, membangun kepercayaan lewat keandalan dan autentisitas, serta menunjukan kejujuran dan integritas.
    3. Adaptabilitas
      Adaptabilitas yaitu keluesan dalam menghadapi perubahan. Seseorang dikatakan memiliki adaptabilitas yang baik apabila terampil dalam menangani beragamnya kebutuhan, bergesernya prioritas, dan pesatnya perubahan, siap mengubah tanggapan dan taktik untuk menyesuaikan diri dengan keadaan, serta luwes dalam memandang situasi.
    4. Inovasi
      Inovasi yaitu mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan, dan informasi baru. Seseorang dikatakan memiliki inovasi apabila selalu mencari gagasan baru dari berbagai sumber dan menciptakan gagasan sendiri, mendahulukan solusi-solusi yang orisinil dalam pemecahan masalah, serta berani mengubah wawasan dalam mengambil resiko akibat pemikiran baru mereka.
  4. Penguatan diri
    Penguatan diri merupakan suatu bentuk penghargaan diri untuk pekerjaan yang dilakukan. Bandura (dalam Uno, 2008:217) mengatakan bahwa pemberian penghargaan diri untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik akan mengarahkan tercapainya prestasi yang lebih tinggi. Penguatan diri sangat membantu siswa yang kurang memiliki motivas berprestasi agar berusaha dan mendorong dirinya sendiri untuk mencapai tujuanya dan meraih kesuksesan. Penguatan diri dapat bersifat positif dan dapat juga bersifat negatif. Penguatan positif terjadi saat seseorang memberikan hadiah kepada dirinya sendiri karena sukses mencapai prestasi atau kinerja yang sudah ditetapkan, sedangkan penguatan negatif terjadi saat seseorang menghukum dirinya karena gagal mencapai prestasi yang diinginkan. Banyaknya frekwensi pemberian penguatan setelah melakukan suatu pekerjaan juga turut mempengaruhi peningkatan dan motivasi kinerja seseorang selanjutnya. Jadi menurut Bandura (dalam Uno, 2008), secara garis besar didalam penguatan diri terdapat unsur-unsur seperti:
    1. Ketetapan kinerja dengan penguatan
      Ketetapan kinerja dengan penguatan yaitu kesesuaian atau tepat sasaran dalam menjalankan pekerjaan akibat pemberian penguatan.
    2. Kualitas/jenis penguatan
      Kualitas atau jenis penguatan yaitu penguatan diri yang bersifat positif dan negatif.
    3. Frekuensi pemberian penguatan
      Frekuensi pemberian penguatan yaitu seberapa banyak jumlah penguatan yang diberikan atas hasil dari kinerjanya.