Diperbarui tanggal 20/07/2022

Teori Belajar Konstruktivisme

kategori Belajar dan Pembelajaran / tanggal diterbitkan 20 Juli 2022 / dikunjungi: 2.81rb kali

Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme

Menurut Suyono (2014), bahwa teori kostruktivisme melandasi pemikiran bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang pemberian dari alam karena hasil kontak manusia dengan alam, tetapi pengetahuan merupakan hasil konstruksi (bentukan) aktif manusia itu sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan. Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.

Asumsi-asumsi dasar dari kontruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Merril dalam Suyono (2014) adalah sebagai berikut:

  1. Pengetahuan dikontruksikan melalui pengalaman
  2. Belajar adalah penafsiran personal tentang dunia nyata
  3. Belajar adalah sebuah proses aktif dimana makna dikembangkan berdasarkan pengalaman
  4. Pertumbuhan konseptual berasal dari negosiasi makna, saling berbagi tentang perspektif ganda dan pengubahan representasi mental melalui pembelajaran kolaboratif
  5. Belajar dapat dilakukan dalam setting nyata, ujian dapat diintegrasikan dengan tugas-tugas dan tidak merupakan aktivitas yang terpisah (penilaian autentik).

Dalam sebuah teori belajar konstruktivisme terdapat beberapa tokoh yang mempunyai pemikiran yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut:

A. Teori Konstruktivisme Piaget

Piaget menyatakan bahwa struktur kognitif anak meningkat sesuai sengan perkembangan usianya. Bergerak dari sekedar reflek-reflek awal menuju aktivitas mental yang kompleks. Dasarnya tentu saja teori perkembangan kognitif, sehingga beberapa konsep pokok seperti skema, asimilasi, akomodasi tetap relevan karena memang teori konstruktivisme piaget memiliki kesinambungan hubungan dengan teori konstruktivisme.

Menurut teori konstruktivisme pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari pikiran guru kepada pikiran peserta didik. Artinya peserta didik harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Sehubungan dengan itu terdapat tiga penekanan dalam teori belajar konstruktivisme yaitu, peran aktif peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna, pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara bermakna dan mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang diterima.

B. Teori Konstruktivisme Sosial menurut Vygotsky

Pembelajaran kognisi sosial meyakini bahwa kebudayaan merupakan penentu utama bagi pengembangan individu. Manusia merupakan satu-satunya spesies di atas dunia ini yang memiliki kebudayaan hasil rekayasa sendiri, dan setiap anak manusia berkembang dalam konteks kebudayaannya sendiri. Oleh karenanya, perkembangan pembelajaran anak dipengaruhi banya maupun sedikit oleh kebudayaan, termasuk budaya dari lingkungan keluarga dimana mereka berkembang.

Terdapat beberapa konsep dari teori konstruktivisme social yaitu, peserta didik sebagai individu yang unik, self regulated learner (pembelajar yang dapat mengelola diri sendiri), tanggung jawab pembelajaran, motivasi pembelajaran, zona perkembangan (Zone of Development, ZD), peran guru sebagai fasilitator, interaksi dinamik antara tugas-tugas, instruktur dan pembelajar, kolaborasi Antar pembelajar, pemagangan kognitif (cognitive apprenticeship), proses top-down (proses dari atas ke bawah), pembelajaran kooperatif sebagai implementasi konstruktivisme, belajar dengan cara mengajar (learning by teaching) sebagai metode konstruktivisme.