Diperbarui tanggal 17/03/2022

Manajemen Kelas

kategori Belajar dan Pembelajaran / tanggal diterbitkan 9 Desember 2021 / dikunjungi: 6.60rb kali

Pengertian Manejemen Kelas

Dalam kegiatan belajar mengajar, tugas guru yang paling utama adalah mampu mengupayakan dan mengkondisikan kegiatan belajar mengajar yang baik karena akan mempengaruhi berjalannya proses pembelajaran yang baik pula. Proses pembelajaran yang baik akan mendukung keberhasilan siswa dalam memperoleh hasil belajar. Oleh karena itu sangat penting bagi seorang guru memiliki kemampuan menciptakan kondisi belajar yang baik. Kemampuan inilah yang disebut dengan kemampuan mengelola kelas. Manejemen kelas adalah tugas seorang guru untuk menciptakan, memperbaiki dan memelihara sistem atau organisasi kelas, sehingga siswa dapat memanfaatkan kemampuan, bakat dan energinya pada tugas -tugas individual. Manejemen kelas juga diartikan sebagai upaya mengembangkan potensi yang ada pada anak didik secara optimal untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran (Djamarah, 2013:172).

Tingkah laku siswa di dalam kelas sangat beragam. Hal itu merupakan permasalahan bagi guru dalam upaya mengelola kelas. Menurut Made Pidarta dalam Djamarah (2013:173) ada beberapa masalah dalam manejemen kelas yang berhubungan dengan perilaku siswa, di antaranya sebagai berikut.

  1. Kurang kesatuan, misalnya adanya geng-geng, kelompok-kelompok, dan pertentangan gender.
  2. Tidak adanya standar perilaku dalam kerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-cakap, pergi kesana kemari, dan sebagainya.
  3. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya bermusuhan, saling mengucilkan, dan merendahkan kelompok bodoh.
  4. Kelas menoleransi kesalahan - kesalahan temannya, menerima dan mendorong perilaku anak didik yang keliru.
  5. Mudah mereaksi terhadap hal-hal yang negatif.
  6. Moral rendah, permusuhan dan agresif
  7. Tidak mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan,

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manejemen kelas menyangkut usaha untuk menyelenggarakan suatu proses belajar mengajar pada suatu tingkat kelompok tertentu. Hal ini tentunya memberikan suatu pemahaman tersendiri yang sangat jelas bahwa manejemen kelas dimaksudkan untuk menyelenggarakan proses atau kegiatan belajar mengajar di kelas agar dapat berlangsung dengan baik dan efektif serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Komponen-komponen Keterampilan Manejemen Kelas

Menurut Djamarah (2013:186) beberapa komponen manejemen kelas secara umum di bedakan menjadi dua bagian, yaitu ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentif) dan ketrampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.

  1. Ketrampilan yang berhu bungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif).
    Ketrampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil keputusan dan mengendalikan proses belajar mengajar dan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan ketrampilan-ketrampilan berikut ini.
    1. Sikap Tanggap
      Komponen ini dapat dilihat dari tingk ah laku guru bahwa ia hadir bersama siswa. Guru mengetahui kegiatan siswa, mengetahui ada atau tidaknya perhatian dan tahu apa saja yang siswa kerjakan. Sikap ini dapat dilakukan dengan cara:
      1. Memandang Secara Seksama : Memandang secara seksama dengan mengundang dan melibatkan siswa, kontak pandang dalam pendekatan guru untukbBercakap - cakap, bekerja sama, dan menunjukkan rasa persahabatan.
      2. Gerak Mendekati : guru dapat mendekati kelompok kecil atau individu menandakan kesiagaan, minat dan perhatian guru yang guru berikan terhadap tugas serta aktivitas anak didik. Pendekatan guru hendaknya dilakukan secara wajar, bukan untuk menakut-nakuti, mengancam atau memberi kritikan dan hukuman.
      3. Memberi Pernyataan : Pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan oleh siswa sangat diperlukan, baik berupa tanggapan, komentar, ataupun yang lain. Akan tetapi sebaiknya dihindari pernyataan yang mengandung ancaman atau komentar-komentar yang menunjukkan dominasi guru, seperti: “ siapa yang tidak senang dengan pelajaran saya, silakan keluar!”, dan sebagainya.
      4. Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan dan Ketakacuhan : Tidak selamanya keadaan kelas tenang, seringkali ada gangguan. Hal ini perlu guru sadari dan segera di atasi. Teguran perlu dilakukan guru agar keadaan kelas kembali tenang. Teguran merupakan tanda bahwa guru ada bersama siswa.
    2. Membagi Perhatian
      Membagi perhatian dapat dilakukan dengan cara:
      1. Visual : Guru dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan kegiatan pertama, namun juga dapat melirik kegiatan yang kedua, tanpa kehilangan perhatian pada kegiatan pertama. Perhatian visual ini dapat dilakukan terhadap kelompok siswa atau siswa secara individual.
      2. Verbal: Guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pernyataan dan sebagainya terhadap aktivitas siswa pertama sementara ia memimpin dan terlibat supervisi pada siswa yang lain.
      3. Pemusatan Perhatian Kelompok
        Guru dapat mengambil inisiatif dan mempertahankan perhatian anak didik dan memberitahukannya bahwa ia bekerja sama dengan kelompok atau sub kelompok yang terdiri dari tiga sampai empat orang. Untuk itu beberapa hal yang dapat guru lakukan di antaranya:
        1. Memberi tanda: Dalam memulai proses pembelajaran guru memusatkan pada perhatian kelompok terhadap suatu tugas dengan memberi beberapa tanda misalnya membuat situasi tenang sebelum memperkenalkan objek, pertanyaan atau topik dengan memilih siswa secara acak untuk meresponnya.
        2. Tanggung Jawab : Guru meminta pertanggungjawaban siswa atas kegiatan dan keterlibatannya dalam suatu kegiatan. Setiap anak didik sebagai anggota kelompok harus bertanggung jawab terhadap kegiatan sendiri, maupun kegiatan kelompoknya. Misalnya dengan meminta siswa melaporkan hasil diskusi atau menanggapinya.
        3. Pengarahan dan petunjuk yang jelas : Guru harus sering kali memberikan pengarahan dan petunjuk yang benar- benar jelas dan singkat dalam memberikan pelajaran kepada siswa, sehingga tidak terjadi kebingungan pada diri siswa.
        4. Penghentian : Guru perlu menanggani siswa siswa yang nyata - nyata melanggar dan mengganggu dalam kegiatan di kelas. Bila siswa menyela kegiatan siswa lain dalam kelompoknya, guru secara verbal menegur dan menghentikan gangguan siswa tersebut.
        5. Penguatan : Guru dapat memberikan penguatan yang dipilih sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa. Penggunaan penguatan untuk mengubah tingkah laku merupakan strategi remidial untuk mengatasi siswa yang terus mengganggu atau mengerjakan tugas.
        6. Kelancaran: Kelancaran siswa dalam belajar dapat menjadi indikator bahwa siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang diberikan di kelas.
        7. Kecepatan : Kecepatan diartikan sebagai tingkat yang dicapai anak didik dalam suatu pelajaran. Perlu dihindari kesalahan menahan kecepatan yang tidak perlu, atau menahan penyajian bahan pelajaran yang sedang berjalan, atau kemajuan tugas.
  2. Ketrampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal. Ketrampilan ini berhubungan dengan respon guru terhadap gangguan anak siswa yang berkelanjutan dengan tujuan agar guru dapat memberikan tindakan remidial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Namun pada tingkatan tertentu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam tugas di kelas, strategi itu adalah sebagai berikut.
    1. Modifikasi tingkah laku: Guru menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
    2. Pendekatan pemecahan masalah kelompok: Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan-kegiatan dalam kelompok.
    3. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah: Guru dapat menggunakn cara-cara untuk mengendalikan disaat muncul tingkah laku siswa yang keliru, dan mengetahui penyebab yang mengakibatkan ketidakpatuhan tingkah laku tersebut serta berusaha memecahkan masalahnya.

Tujuan Manejemen Kelas

Peranan guru dalam manejemen kelas sangat penting demi kelancaran proses belajar mengajar. Maka dari itu sangat diperlukan perhatian dari guru agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Novan (2013:61) tujuan dari manejemen kelas adalah penyediaan fasilitas bagi berbagai macam kegiatan belajar mengajar siswa dalam lingkungan sosial,emosional dan intelektual dalam kelas. “Suharsimi Arikunto (2013:68) mengemukakan tujuan manejemen kelas adalah agar tiap anak di kelas itu dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:

  1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
  2. Setiap anak terus melak ukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
  3. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.”

Dari beberapa penjelasan tentang tujuan manejemen kelas di atas dapat dilihat betapa pentingnya peranan manejemen kelas yang baik terhadap kelancaran proses belajar mengajar. Maka perlu sekali manejemen kelas diperhatikan oleh guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Fungsi Manajemen Kelas

Menurut TIM Dosen Administrasi Pendidikan (2009: 114-115), fungsi manajemen kelas adalah sebagai berikut:

  1. Merencanakan
    Merencanakan berarti membuat suatu target-target yang akan dicapai. Perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan berpikir dan upaya dalam mencapai tujuan dari proses pembelajaran. Menetapkan secara matang arah, tujuan, dan tindakan.
  2. Mengorganisasikan
    Mengorganisasikan berati menentukan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang mampu membawa pada tujuan, menugaskan suatu tanggungjawab tugas dan fungsi tertentu, serta mendelegasi wewenang kepada individu yang berhubungan dengan keleluasaan dalam melaksanakan tugas.
  3. Memimpin
    Seorang pemimpin (guru) dalam melaksanakan tugasnya, harus mempunyai sifat kepemimpinan yang senantiasa sifat tersebut dapat menjadi pengaruh yang baik dan menjadikan ide serta pemikiran positif bagi siswa.
  4. Mengendalikan
    Pengendalian adalah cara yang dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan yang sebenarnya sudah sesuai dengan aktifitas yang direncanakan sebelumnya. Jika nantinya tidak sesuai rencana, maka dapat dilakukan perbaikan pada rencana selanjutnya.
    Menurut Widiasworo (2018: 16), manajemen kelas berfungsi untuk melakukan perubahan di dalam kelas, mengembangkan kontrol diri untuk siswa, sehingga akan tercapainya keberhasilan dalam proses pembelajaran. Saat proses pembelajaran, guru harus mampu menciptakan kelas yang memungkinkan siswa mempunyai semangat belajar yang tinggi. Fungsi manajemen kelas yaitu memberi makna, dan tercipta serta terpeliharanya kondisi kelas yang optimal (Gunawan, 2019: 13).

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi dari manajemen kelas adalah merencanakan tujuan, menentukan kegiatan yang dibutuhkan siswa, melaksanakan kegiatan, selanjutnya mengevaluasi kegiatan. Pada tahap evaluasi, tentu akan melihat kegiatan tersebut sudah sesuai dengan rencana dan tujuan atau belum. Apabila tujuan tidak terlaksana dengan baik, maka akan segera dilakukan perbaikan.

Kegiatan Manajemen Kelas

Kegiatan manajemen kelas dilaksanakan untuk mendukung terpenuhinya program pengajaran yang berkualitas. Ada tiga kegiatan inti pada manajemen kelas menurut Wiyani (2013: 65-67) yaitu:

  1. Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat
    Kegiatan ini diarahkan untuk mewujudkan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan agar siswa dapat termotivasi untuk belajar dengan baik sesuai perkembangan dan kemampuannya. Hal yang harus dilakukan oleh seorang guru, antara lain:
    1. Mengkaji konsep dasar manajemen kelas
    2. Mengkaji prinsip-prinsip manajemen kelas
    3. Mengkaji aspek dan fungsi manajemen kelas
    4. Mengkaji pendekatan-pendekatan manajemen kelas
    5. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi suasana belajar mengajar
    6. Menciptakan suasana belajar yang baik
    7. Menangani masalah pengajaran di kelas
  2. Mengatur ruangan belajar
    Kegiatan belajar mengajar akan berjalan efektif jika ruangan belajar ditata dengan baik. Seharusnya di dalam ruangan belajar harus tercipta kondisi kelas yang menyenangkan dan dapat emmunculkan rasa semangat belajar. Ada 3 hal yang perlu dilakukan guru, antara lain:
    1. Merencanakan sarana kelas yang dibutuhkan
    2. Mengkaji berbagai tata ruang belajar
    3. Mengkaji berbagai sarana kelas
    4. Mengatur ruang belajar yang tepat
  3. Mengelola interaksi belajar-mengajar
    Interaksi belajar mengajar sangat dibutuhkan saat kegiatan belajar mengajar. Guru dan siswa harus aktif (sikap, mental, dan perbuatan). Interaksi harus dibangun agar terjadinya proses interaksi yang edukatif. Ada 5 hal yang perlu dilakukan guru, antara lain:
    1. Mengkaji cara mengamati kegiatan belajar mengajar
    2. Mampu mengamati kegiatan belajar mengajar
    3. Menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar
    4. Mempraktikkan berbagai keterampilan dasar mengajar
    5. Mengatur siswa dalam kegiatan belajar mengajar
      Penjelasan tersebut membuktikan bahwa kegiatan guru dalam manajemen kelas tidaklah mudah. Arsil dkk (2018: 40) menjelaskan bahwa sekolah yang efektif harus memperhatikan iklim yang kondusif. Hal ini ditandai dengan terciptanya lingkungan belajar yang aman, tertib, dan nyaman. Jadi, dapat disimpulkan bahwa guru harus bisa menciptakan kelas yang kondusif dan menyenangkan, harus mampu mengatur ruangan belajar yang efektif, dan harus bisa membangun interaksi dengan siswa selama pembelajaran.

Indikator Keberhasilan Manajemen Kelas

Menurut Rusydie dalam Wiyani (2013: 67-68) indikator keberhasilan manajemen kelas ada 2, yaitu:

  1. Manajemen kelas berhasil jika setelah belajar siswa tetap terus mau belajar
  2. Manajemen kelas berhasil jika setiap siswa segera menyelesaikan tugasnya.

Berdasarkan dua indikator keberhasilan dalam manajemen kelas tersebut, apabila setelah pembelajaran siswa tidak mau terus belajar dan tidak segera menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, maka dapat dikatakan bahwa manajemen kelas belum berhasil dan perlu adanya perubahan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kelas

Salah satu komponen yang harus dilibatkan dalam menerapkan pendidikan karakter di sekolah adalah manajemen kelas (Rismayanthi, 2011: 7). Dalam menerapkan manajemen kelas tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Menurut TIM Dosen Administrasi Pendidikan (2009: 111-114), faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen kelas ada 3, antara lain:

Kondisi Fisik

Kondisi fisik di desain agar menguntungkan dan sebagai syarat minimal untuk mendukung meningkatnya intensitasnya proses kegiatan belajar mengajar dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan.

  1. Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
    Ruangan belajar harus memungkinkan siswa bergerak bebas dan nyaman pada saat melaksanakan aktivitas pembelajaran, tidak berdesak-desakan , dan tidak saling mengganggu satu sama lainnya pada saat pembelajaran.
  2. Pengaturan tempat duduk
    Mengatur tempat duduk yang paling penting adalah harus terjadi tatap muka antara guru dengan siswa, agar guru dapat mengontrol tingkah laku siswanya. Tempat duduk dapat diatur secara berkelompok agar memungkinkan siswa bekerja sama. Tidak ada aturan baku dalam mengatur kelas, artinya dapat diatur sesuai kondisi kelas.
  3. Ventilasi dan pengaturan cahaya
    Ventilasi dan penerangan harus dibuat (meskipun sulit) oleh guru agar terciptanya suasana yang nyaman dan menjamin kesehatan siswa. Sebisa mungkin harus mengatur ventilasi dengan baik agar semua siswa dapat menghirup udara segar yang cukup mengandung oksigen.
  4. Pengaturan penyimpanan barang-barang
    Barang-barang yang dipergunakan selama kegiatan belajar mengajar seharusnya disimpan ditempat khusus. Barang-barang tersebut seharusnya digunakan saat ada kepentingan atau keperluan belajar.

Kondisi Sosio-Emosional

Kondisi sosio-emosional akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses pembelajaran, kegairahan siswa, dan keefektifan tercapainya tujuan pembelajaran.

  1. Tipe kepemimpinan
    Kepemimpinan guru yang sifatnya demokratis, otoriter, adaptasi akan memberikan pengaruh bagi siswa. Hal ini nantinya akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Guru harus bisa menempatkan diri sebagai model, pengembang, perencana, pembimbing, dan fasilitator bagi siswa.
  2. Sikap guru
    Sikap seorang guru seharusnya dapat menjadi panutan bagi siswa. Guru harus tetap dalam keadaan sabar dan berwibawa selama kegiatan belajar mengajar. Guru harus bersikap hangat dan mendengar harapan siswa.
  3. Suara guru
    Suara guru hendaknya relatif rendah namun intonasi tetap jelas dan cenderung membuat siswa mau mendengarkan penjelasan dari guru. Tekanan suara harus bervariasi agar siswa tidak bosan mendengarkan guru.
  4. Pembinaan hubungan baik
    Hubungan antara guru dengan siswa harus dibangun agar siswa senantiasa gembira, bergairah, semangat, bersikap optimis dan realistik dalam kegiatan belajar mengajarnya.

Kondisi Organisasional

Kegiatan rutin siswa yang telah diatur secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada seluruh siswa secara terbuka, sehingga menjadi kebiasaan yang baik bagi mereka. Kegiatan rutin ini misalnya pergantian pelajaran, guru berhalangan hadir, terjadinya masalah antar siswa, kegiatan upacara bendera, dan kegiatan lain.

  1. Faktor internal siswa
    Faktor internal ini berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa dengan ciri khasnya masing-masing, menyebabkan antar individunya berbeda.
  2. Faktor eksternal siswa
    Faktor ekternal ini berhubungan dengan lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa dan sebagainya. Semakin banyak jumlah siswa di dalam kelas, maka akan semakin mudah munculnya konflik dan ketidaknyamanan, begitupun sebaliknya.

Hal serupa juga dipaparkan oleh Widiasworo (2018: 42-66, 137-139). Menurutnya, guru perlu memperhatikan kondisi ruang kelas: ventilasi, penataan cahaya, penataan bangku, kemudian kondisi sosio-emosional: tipe kepemimpinan, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik, serta kondisi organisasional.

Gunawan (2019: 122-138) juga menjelaskan bahwa kondisi yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yaitu: kondisi fisik kelas, kondisi sosio-emosional kelas, kondisi organisasional kelas, dan kondisi administrasi kelas. Menurutnya, keempat aspek tersebutlah yang menentukan keberhasilan guru dalam memanajemen kelas.