Diperbarui tanggal 14/05/2023

Norma kesopanan

kategori Belajar dan Pembelajaran / tanggal diterbitkan 14 Mei 2023 / dikunjungi: 679 kali

Pengertian kesopanan

Menurut Lickona (Sihombing et al., (2020:201) salah satu yang berasal dari nilai moral mendasar harus di miliki oleh manusia yaitu karakter sopan santun. Menurut Iwan (2020:109) kesopanan merupakan suatu tata cara ataupun aturan yang di kembangkan melalui turun-temurun pada suatu yang di dalamnya terdapat budaya di masyarakat serta dapat memberikan manfaat dalam pergaulan di antara sesama manusia serta terjalinnya hubungan yang akrab, saling menghormati dan pengertian. Menurut Widiasworo (Afriyanto (2019:51) kesopanan merupakan sikap dan juga suatu tingkah laku yang baik, hormat yang beradab dan di lengkapi dengan rasa belas kasihan serta berbudi yang mencerminkan suatu tingkah laku, tutur kata, serta cara berpakaian yang baik. Menurut Iwan (2020:109) sopan santun di perlukan untuk seseorang pada saat berkomunikasi terutama pada:

  1. Pada orang yang lebih tua, orangtua, guru dan atasan
  2. Pada orang yang lebih muda : anak, murid dan bawahan
  3. Pada teman sebaya yaitu setingkat pada status sosialnya

Aspek-aspek kesopanan

Ada beberapa aspek dalam kesopanan menurut Muzak (2019:129) antara lain:

  1. Sopan santun bergaul terhadap orangtua seperti: tidak bersuara keras ketika berbicara dengan orangtua, mencium tangan orangtua ketika akan berangkat ke sekolah atau bepergian dan mendengarkan nasehat orangtua,
  2. Sopan santun dengan guru di sekolah seperti: menghormati guru, meminta izin kepada guru jika ingin keluar kelas dan tidak memotong pembicaraan guru,
  3. Sopan santun bergaul dengan orang yang lebih tua seperti: menghormati yang lebih tua, menyapa memberi salam kepada oranglain dengan hangat dan tidak memotong pembicaraannya,
  4. Sopan santun bergaul dengan yang lebih muda seperti: menyayangi yang lebih muda dan memberi contoh teladan yang baik dan memberi motivasi. menghargai pendapat,
  5. Sopan santun dengan teman sebaya seperti: menghargai pendapat teman, meminta izin sebelum menggunakan barang teman kelas dan tidak memotong pembicaraan teman,
  6. Sopan santun dengan lawan jenis seperti: saling menghormati dan menghargai, menaati norma agama dan norma masyarakat serta menghindari pergaulan bebas dan menjaga keseimbangan diri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesopanan

Faktor-faktor kesopanan yang dapat terbentuk sejak dini melalui beberapa macam faktor yaitu: a) faktor lingkungan, b) faktor sekolah, c) faktor pribadi (Sihombing et al., 2020:202).

Faktor lingkungan

Menurut Rifai (2016:198) faktor lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam sebuah pembentukan karakter dan juga kepribadian anak ketika anak tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang disharmonis, maka dari itu perilaku anak tersebut cenderung akan kepada penyimpangan di dalam diri anak itu sendiri. faktor lingkungan bisa terjadi di keluarga dan juga masyarakat.

Keluarga

Secara umum manusia menganggap bahwa keluarga merupakan sumber dalam mendidik moral yang paling utama pada anak-anak, dengan kata lain orangtualah yang menjadi guru pertama dalam mengembangkan moral anak dengan kata lain orangtua yang memberikan pengaruh besar terhadap perilaku sopan santun anak pada perkataan dan perbuatan yang di lakukan pada orangtua. (Lickona, 2012:48).

Masyarakat

Keharmonisan dalam suatu lingkungan sangat menentukan sifat anak yang baik pada adiktif ataupun maladaptif (Muzak, 2019:129).

Faktor sekolah

Dalam program pendidikan moral yang berdasarkan terhadap dasar hukum moral yang dapat di laksanakan di dua moral utama, yaitu sikap hormat dan bertanggung jawab Lickona (2012:69). Perilaku yang di perlihatkan pada peserta didik dapat terbentuk dan juga di pengaruhi oleh sekolah, karena sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk perilaku siswa, dengan kata lain di sekolah siswa berinteraksi dengan guru yang mendidik dan juga mengajarnya, dengan sikap dan teladan serta perbuatan dan juga perkataan para guru yang di lihat bahkan di dengar siswa akan berdampak pada sikap dan perilakunya (Rifai, 2016:198).

Faktor pribadi

Menurut Tangney dkk dalam Farhatilwardah et al., (2019:121) dalam faktor-faktor perilaku yang disesuaikan pada situasi dan kondisi, yang di mana kontrol diri merupakan suatu fungsi utama pada diri yang menyebabkan seseorang bisa menahan suatu respon negatif dan juga mengarahkan ke respon positif dalam hal disiplin pada diri sendiri.

Norma kesopanan

Norma kesopanan merupakan suatu etika di dalam pergaulan hidup sehari-hari dengan orang lain, contohnya dengan bagaimana cara berbicara, cara berpakaian, cara bersikap, cara bergaul, cara makan, dan lainnya. Ada beberapa contoh yang berhubungan terhadap norma sopan santun:

  1. Di tempat tertentu, jika seseorang sedang makan atau setelah makan kemudian bersendawa di anggap tidak sopan. Sedangkan di tempat lain, dengan bersendawa tersebut justru di anggap sopan dan juga merupakan tanda bagaimana cara mengungkapkan tanda berterima kasih kepada orang yang menjamunya.
  2. Pada negara-negara barat, dalam berpelukan ataupun berciuman di tempat umum di anggap biasa saja, tetapi jika di negara timur, perilaku seperti itu di anggap melanggar sopan santun.
  3. Orang Jawa yang lemah lembut dalam berbicara, di anggap melestarikan budaya feodal bagi daerah lain.

Ciri khas norma sopan santun:

  1. Penilaian pada baik dan buruknya berhubungan erat terhadap adat kebiasaan setempat.
  2. Dalam perilakunya bersifat lokal.
  3. Melanggar dalam norma ini biasanya di kenai sanksi spontan berupa reaksi kurang senang atau sikap tidak setuju pada masyarakat yang ada disekitarnya sekitarnya (Bakri & Mustafa, 2014:4)

Macam-macam kesopanan

Adapun macam-macam di sekolah kesopanan menurut Afriyanto (2019:53) sebagai berikut:

  1. Perilaku sopan santun saat berbicara
    Menurut Suryani (2017:119) perilaku sopan santun dalam berbicara pada peserta didik di terapkan dengan, berbicara tidak lantang dan keras, tidak menggunakan kata-kata kotor, tidak menyela saat bicara, menggunakan bahasa yang baik dan benar.
  2. Perilaku sopan santun berpakaian
    Menurut Diren dkk (Afriyanto (2019:53) dalam berpakaian juga termasuk dalam sopan santun antara lain, memakai seragam dengan bersih dan rapi, kancing baju tidak boleh lepas, rok tidak terlalu tinggi dan kemeja tidak di keluarkan ataupun menutup ketimang/ikat pinggang.
  3. Perilaku sopan santun saat berprilaku
    Menurut Diren dkk (Afriyanto (2019:54) perilaku sopan santun dalam berperilaku yaitu bagaimana cara dalam menghormati orang lain yang lebih tua, bagaimana menerima jika menerima sesuatu dengan menggunakan tangan kanan, dan tidak meludah di sembarang tempat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi lunturnya nilai-nilai kesopanan

Menurut Mahfudz (Martono (2016:473) ada faktor-faktor dalam kurangnya kesopanan yang di sebabkan oleh beberapa hal antara lain:

  1. anak-anak tidak mengerti yang sudah ada ataupun ekspektasi yang di inginkan dari dirinya jauh melebihi dari apa yang di dapat mereka serap pada perkembangan tumbuh mereka pada saat itu,
  2. anak-anak ingin melakukan banyak hal seperti yang mereka inginkan,
  3. anak-anak akan meniru perbuatan dari orang tuanya,
  4. terdapat perbedaan pada perlakuan di sekolah ataupun di rumah,
  5. kurangnya dalam membiasakan sopan santun yang sudah di terapkan oleh orang tua sejak masih kecil.