Diperbarui tanggal 19/03/2022

Pembelajaran Daring

kategori Belajar dan Pembelajaran / tanggal diterbitkan 18 Maret 2022 / dikunjungi: 4.21rb kali

Pengertian Pembelajaran Daring

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah daring mengacu pada koneksi melalui jaringan computer, internet dan sebagainya. Menurut Sadikin dan Hamidah (2020:216), “pembelajaran daring mengacu pada penggunaan jaringan internet dengan aksesibilitas, fleksibilitas, konektivitas dan kemampuan untuk menghasilkan beragam jenis interaksi pembelajaran”. Seperti yang tercantum pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 berkenaan Sistem Pendidikan Nasional terhadap kalangan belajar terjadi proses interaksi antar pendidik, siswa dan sumber belajar. Interaksi dari aspek tersebut yang membuat proses belajar tersistem melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. 

Menurut Trianto (dalam Pane, 2017), “interaksi dalam pembelajaran akan berlangsung secara dinamis sehingga didalamnya akan ditemukan pengembangan dan pengalaman hidup agar tercapainya tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan”. Menurut Santika (2020:12) Pembelajaran daring atau dalam jaringan adalah terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan komputer. Dengan kata lain pembelajaran antara peserta didik dan guru tanpa pembelajaran tatap muka tetapi memakai jaringan internet (online) dari tempat yang berdeda-beda. Sejalan dengan Rigianti (2020: 298) mengatakan bahwa “pembelajaran daring sepenuhnya bergantung pada akses jaringan internet”. Disebabkan jaringan itu mampu terhubung langsung dan memiliki cakupan global (luas). Melalui internet, peserta didik mampu berpartisipasi dalam banyak studi tanpa batasan. Pembelajaran daring juga dapat diadakan dan diikuti secara gratis maupun berbayar”. Unsur-unsur pada pembelajaran secara daring diantaranya adalah guru, peserta didik, teknologi pembelajaran yang sesuai materi dan memakai media pembelajaran. Dalam memahami kesiapan belajar daring peserta didik, guru bukan hanya dapat memberikan pembelajaran secara daring jauh lebih baik tetapi juga untuk meningkatkan pengalaman pembelajaran daring (Chung, Subramaniam, & Dass, 2020:49).

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan pembelajaran secara daring dalam pelaksanaannya memakai jaringan internet atau smartphone maupun laptop yang terhubung langsung, cakupannya global (luas), memanfaatkan penggunaan teknologi mobile yang sesuai, dan Proses pembelajaran dapat diselesaikan kapanpun dimanapun dengan gratis atau dengan biaya.

Tujuan Pelaksanaan Pembelajaran Daring

Partisipan terpenting pembelajaran dalam jaringan ini yaitu pendidik dan guru, sehingga pembelajaran daring terlaksana. Karena pendidik dan guru merupakan pengurus pada proses pembelajaran (Wei Bao dalam Satrianingrum, 2020:634). Seorang guru bukan hanya ahli dalam menyediakan bahan ajar atau buku teks secara offline (tatap muka didalam kelas), tetapi juga dituntut untuk menggunakan metode pembelajaran daring (Jamaluddin dkk, 2020:2). Menurut Santi (dalam Elfahmi, 2020:47) “Secara umum, pembelajaran secara daring bertujuan untuk menyediakan layanan pembelajaran online berkualitas tinggi untuk memperluas peserta”. 
Dari paparan diatas diperoleh simpulan bahwa perencanaan pembelajaran daring telah berhasil mencapai tujuannya yaitu mewujudkan pembelajaran yang bisa dilaksanakan dimana saja, dan kebutuhan untuk menerapkan bentuk pembelajaran daring sudah mencukupi yang artinya sebagian besar siswa membutuhkan pembelajaran daring pada proses pembelajaran.

Prinsip dan Karakteristik Pembelajaran Daring

Menurut Bilfaqih dan Qomarudin (2015:6), “Secara umum, agar menghasilkan pembelajaran daring yang bermutu tinggi, prinsip-prinsip utama berikut harus diikuti, yaitu:

  1. Identifikasi capaian pembelajaran maupun pelatihan bagi peserta pendidikan, termasuk aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan.
  2. Pastikan bahwa strategi penilaian konsisten dengan hasil belajar.
  3. Menyusun kegiatan belajar secara bertahap supaya peserta didik mampu fokus pada sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terbangun selama proses pembelajaran.
    1. Menyajikan materi yang mendukung belajar aktif;
    2. Dalam durasi pembelajaran, pengetahuan dibangun mulai dari yang mendasar lalu meningkat menuju keterampilanpada tingkat yang tinggi seperti aplikasi, integrasi dan analisis.
    3. Memastikan adanya keseimbangan antara pendidik yang ada untuk memberikan materi, interaksi sosial, tantangan atau beban kognitif.

Bersamaan dengan itu, sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 mengenai Melaksanaan Kebijakan Pendidikan (Covid-19) dalam Keadaan Darurat Penularan Virus Corona, yaitu:

  1. Memperhatikan peserta didik, tenaga pendidik, kepala dinas pendidikan dan seluruh jajaran Dinas Pendidikan kesehatan maupun keselamatan fisik dan mental.
  2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara daring dirancang untuk memberikan peserta didik pengalaman belajar berharga tanpa dibebani oleh persyaratan untuk menyelesaikan semua capaian kurikulum;
  3. Pelaksanaan pembelajaran secara daring terfokus pada kecakapan hidup pendidikan, termasuk konten tentang pandemic Covid-19.
  4. Manurut usia dan tingkat pendidikan, latar belakang karakter, budaya dan jenis peserta didik termasuk materi pembelajaran.
  5. Kegiatan dan pengerjaan tugas selama melaksanakan pembelajaran daring bisa berbeda menurut wilayah, satuan pendidikan serta minat yang termasuk pertimbangan penggunaan fasilitas pembelajaran daring.
  6. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran daring akan langsung mendapat umpan balik dan berguna bagi guru tanpa memberi skor.
  7. Menumbuhkan interaksi dan komunikasi positif antara guru dan orang tua/wali.

Hardianti, dkk (2020) menjelaskan berdasarkan tren yang berkembang, pembelajaran secara daring mempunyai karakteristik yang utama sebagai berikut:

  1. Daring
    Pembelajaran secara daring adalah belajar melalui Internet. Setiap pelajaran menyediakan materi dalam bentuk video atau slide, dan pekerjaan rumah mingguan harus diselesaikan dalam batas waktu yang ditentukan, dan berbagai sistem penilaian digunakan.
  2. Masif
    Pembelajaran secara daring adalah pembelajaran terhadap partisipan yang tidak dibatasi melalui internet.
  3. Terbuka
    Sistem pembelajaran secara daring terbuka unutk pendidikan, industry, publik, dan perusahaan. Melalui pembukaan, peserta tidak memiliki persyaratan pendaftaran khusus. Siapapun dari berbagai latar belakang dan usia dapat mendaftar.

Sedangkan penjelasan Ditjen GTK (dalam Sobri dkk 2020:66), pendekatan pembelajaran berbasis daring mempunyai karakteristik sebagai berikut:

  1. Mewajibkan peserta didik supaya menciptakan dan membangun pengetahuan secara mandiri (constructivism).
  2. Peserta didik antar peserta didik lain akan berkolaborasi untuk memecahkan masalah bersama dan membangun pengetahuan (social constructivism).
  3. Membuka sutu komunitas pembelajaran (community of learners).
  4. Memanfaatkan halaman media (website) yang dapat diakses melalui internet, pembelajaran berbasis komputer, dan kelas virtual.

Menurut Dabbagh dalam Hasanah, dkk (2020:3), menjelaskan bahwa dari kegiatan pembelajaran daring adapun ciri-ciri pesera didik yaitu:

  1. Semangat belajar: Apakah peserta didik memiliki semangat belajar mandiri yang tinggi pada prodesur pembelajaran. Dalam pembelajaran secara daring peserta didik menentukan sendiri standar integritas materi pembelajaran. Pengetahuan akan berdiri sendiri dan peserta didik harus mandiri. Dengan cara ini, kemandirian belajar peserta didik menjadi berbeda dalam keberhasilan belajar.
  2. Literacy terhadap teknologi: Melainkan kemandirian kegiatan pembelajaran, pemahaman pesera didik terhadap pemanfaatan teknologi. Sebelum membuka pembelajaran daring, peserta didik harus menguasai teknologi yang akan dipergunakan. Alat yang sering dipakai sebagai metode pembelajaran secara daring adalah komputer, smartphone dan laptop. Kemajuan Teknologi di Era 4.0 Ini akan menciptakan banyak aplikasi atau fungsi yang dipergunakan untuk akses pembelajaran daring.
  3. Kemampuan berkomunikasi interpersonal: siswa harus menguasai keterampilan komunikasi dan keterampilan interpersonal, yang merupakan persyaratan untuk sukses belajar secara daring. Selaku manusia sosial, walaupun pembelajaran daring dilaksanakan secara mandiri tetapi harus berhubungan sama orang lain.
  4. Berkolaborasi: Pahami dan gunakan pembelajaran interaktif dan kolaboratif.
    Pelajar harus dapat berinteraksi dengan antar pelajar lain. Berlandaskan beberapa gagasan diatas disimpulkan bahwa untuk menghasilkan pembelajaran daring yang bagus dan bermutu untuk kecapaian pembelajaran pada peserta didik mampu dapat mencapai sikap keterampilan, dan pengetahuan yang dibangun dalam prosesnya.

Metode dan Media Pembelajaran Daring

Wuarlela (2020:263) rancangan pembelajaran yang paling mudah dan bervariasi dapat dirancang berdasarkan modalitas belajar pemelajar. Abdullah (2016:36) karena modalitas belajar pembelajar beragam, maka diperlukan prosedur dan alat pembelajaran yang bervariasi. Widodo dan Nurdyansyah (2015) menyatakan sebaik apa pun materi dirancang, jika pengajar tidak mampu menerapkan prosedur dan alat pembelajaran yang bagus dan bervariasi untuk mengakomodasi dan memfasilitasi kebutuhan gaya belajar pembelajar, maka pembelajaran yang ditargetkan tidak akan mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, meskipun pembelajaran dilakukan secara daring, proses pembelajaran tetap perlu bervariasi dan tidak satu arah.

Paisal (2020:42) menyatakan media sosial merupakan media online yang memudahkan pengguna untuk berkomunikasi, berpartisipasi, dan berbagi. Jenis media sosial di Indonesia yang sangat populer, antara lain: facebook, WhattsApp, Youtube, Flickr, Instagram, Twitter, Webblog, dan Linkedln (Kuntarto, 2017:101). Pembelajaran jarak jauh dilakukan memakai media sosial WhatsApp group menjadi alat untuk berkomunikasi. Pertama guru memberikan materi kepada semua peserta didiknya yang masuk dalam group tersebut, kemudian guru memberikan intruksi untuk mengerjakan soal mengenai materi tersebut. Setelah materi itu dikerjakan, orang tua atau wali kembali melaporkan kerjaan anaknya melalui media WhatsApp group. Saat melaporkan pekerjaan rumah harus mencantumkan nama agar guru bisa dengan gampang memberikan penilaian kepada peserta didik dalam kelompok. Pada saat belajar melalui WhatsApp group tidak hanya mengandalkan kiriman foto. Tetapi mampu menggunakan atau mengirim catatan / perekam suara antara siswa dan guru. Perekam suara barangkali dipakai peserta didik menyampaikan pendapatnya atau sama-sama tegur sapa antara peserta didik maupun guru dengan peserta didik.

Menurut Hutami dan Nugraheni (2020:129), prosedur yang dipakai guru pada pelaksanaan daring adalah:

  1. Metode bermain, guru meminta anak supaya bermain membuat bendera merah putih. Anak-anak menyiapkan bahan dan alat-alatnya kemudian anak mengikuti langkah-langkah pembuatan bendera setelah selesai hasil di share pada WhatsApp group.
  2. Metode bercakap-cakap, guru menggunakan fitur panggilan video di WhatsApp group untuk bercakap-cakap dengan anak mengenai tata cara menjaga kesehatan pada masa Covid-19.
  3. Metode bercerita, guru meminta anak bercerita mengenai kegiatan dirumah memakai rekaman vidio atau zoom meeting.
  4. Metode demonstrasi, guru mempersilahkan anak membuat rumah gadang menggunakan bahan dan alat yang ada dirumah. Guru memperagakan runtunan tata cara membuat rumah gadang. Sehabis selesai melaporkan foto atau vidionya menggunakan WhatsApp group kelas.
  5. Proses pemberian tugas, guru mengasih lembar kerja supaya anak mencontoh tulisan “tanah airku”. Selepas selesai mencontoh tulisan setelah itu melaporkan hasilnya dengan WhatsApp group.

Kemudian, hasil pekerjaan anak selama belajar daring di beri penilaian secara kualitatif lalu diperoleh kesimpulan tergantung tingkat kesampaian kemajuan peserta didik. Silvianita (2020:333) mengatakan WhatsApp dapat dihubungkan ke PC, kemudian guru dapat dengan gampang menyimpan, mengatur dan memberi penilaian kemajuan belajar siswa saat melakukan pembelajaran daring.

Keunggulan dan Kelemahan Teknologi Pembelajaran Daring

Smartphone sebagai media pembelajaran berbasis mobile atau yang sering disebut dengan mobile learning melalui penggunaan smartphone, peserta didik mampu belajar kapan dan dimana saja tidak ada keterbatasan tempat dan waktu. smartphone merupakan perangkat mobile dengan kadar yang masih terjangkau dapat dibeli oleh masyarakat dan hampir setiap orang memilikinya (Sari,
2019:10). Menurut Purwanto dalam Nisa dan Anim (2020:135), “Pembelajaran jarak jauh mengharuskan peserta didik dan pendidik menggunakan media pembelajaran daring (seperti WhatsApp, youtube, zoom, google classroom, dan lain-lain) dari pada pembelajaran tatap muka.

Menurut Purwanto (dalam Nisa dan Anim, 2020:135), pada pembelajaran jarak jauh yang dihadapi oleh peserta didik, pendidik dan orang tua terjadi banyak masalah yang mereka hadapi. Pembelajaran daring mempunyai kelemahan dan mempunyai kelebihan. Kelebihannya yaitu bisa melakukannya dimana dan kapanpun, strategi pembelajaran menciptakan interaksi antara siswa dengan guru, siswa sesama siswa dan sumber pelajaran dengan mempergunakan media pembelajaran.

Sementara, kelemahannya ialah

  1. Keterbatasan jaringan di daerah
  2. keterbatasan ekonomi dalam membelikan paket internet di sebagian kalangan,
  3. ketterbatasan kreativitas guru,
  4. ketidakmampuan peserta didik memiliki smartphone dan laptop.

Langkah-langkah Pembelajaran Daring

Menurut Nurhayati (2020:146) pembelajaran yang dilaksanakan secara daring merupakan tantangan bagi guru untuk tetap dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, berkesan dan aktif. Kalaupun pembelajaran dijalankan secara daring, guru mesti mampu meningkatkan motivasi siswa”. Majid (dalam Syarifudin, 2020:32) menjelaskan bahwa, “Perencanaan dapat disimpulkan yaitu proses menyusun topik, menggunakan media pembelajaran, menggunakan metode pengajaran, serta mengevaluasi alokasi waktu agar tercapai arah yang sudah ditetapkan pada waktu tertentu”. Berdasarkan pernyataan ini, bahkan rencana pembelajaran daring yang ideal pun harus mengikuti pola di atas. Pertama guru mesti menyiapkan bahan pembelajaran yang sesuai. Materi pembelajaran bersumber dari indikator pencapaian kemampuan, sehingga kombinasi materi yang dikenalkan guru akan menerapkan standar isi pada kurikulum 2013.

Menurut Ghasya dan Sabri (2020:172), hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan langkah-langkah pembelajaran yaitu:

  1. Struktur kegiatan pembelajaran dirancang untuk membantu calon pendidik dan pendidik agar bisa menjalankan langkah-langkah pembelajaran secara profesional.
  2. Kegiatan pembelajaran meliputi rangkaian kegiatan penyesuaian oleh calon pendidik, agar peserta didik mampu melakukan kegiatan pembelajaran sebanyak-banyaknya dirumah.

Sesuai lampiran Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020, pedoman tersebut berkaitan dengan pedoman belajar di rumah pada keadaan darurat penularan penyakit virus corona (Covid-19). Rencana kajian mengacu pada pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dilihat pada portal Guru Berbagi https://guruberbagi.kemdikbud.go.id/. Saat bersiap untuk pembelajaran, guru perlu memastikan beberapa cakupan berikut:

  1. Memastikan kemampuan untuk belajar
  2. Menyediakan materi saat menjalankan pembelajaran daring.
  3. Carilah metode untuk pembelajaran daring.
  4. Menentukan bermacam media pembelajaran seperti simulasi audio/video, alat peraga, multimedia, format teks. menyesuaikan dengan metode pembelajaran yang dipergunakan.
  5. Guru harus meluaskan kemampuannya dengan menerima pelatihan daring yang dibuat pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat untuk mendukung keterampilan menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh secara daring dalam keadaan darurat Covid-19. Guru perlu meningkatkan kemampuannya dengan menerima pelatihan online yang disediakan oleh pemerintah dan organisasi non-pemerintah untuk mendukung keterampilan mengatur pembelajaran jarak jauh secara online dalam keadaan darurat Covid-19.

Berikut langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran daring oleh guru di tengah wabah Covid-19:

  1. Sebelum pembelajaran
    1. Siapkan nomor telepon orang tua/wali peserta didik atau peserta didik dan buat grup WhatsApp (atau aplikasi komunikasi lainnya) sebagai media interaksi dan komunikasi.
    2. Diskusikan dengan orang tua/wali peserta didik atau peserta didik:
      1. Ketersediaan gawai/laptop/ komputer dan akses internet;
      2. Aplikasi media pembelajaran daring yang akan digunakan;
      3. Cara penggunaan aplikasi daring;
      4. Materi dan jadwal pembelajaran daring.
    3. Buat RPP yang sesuai dengan kondisi dan akses pembelajaran daring.
    4. Memastikan orang tua/wali peserta didik atau peserta didik mendukung proses pembelajaran daring.
  2. Saat Pembelajaran
    1. Periksa kehadiran peserta didik dan pastikan peserta didik siap mengikuti pembelajaran.
    2. Mengajak peserta didik berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran.
    3. Penyampaian materi sesuai dengan metode yang digunakan.
    4. Selalu berikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan/atau melakukan refleksi.
  3. Setelah Pembelajaran
    1. Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan belajar harian.
    2. Mengingatkan orang tua/wali peserta didik atau peserta didik untuk mengumpulkan foto lembar aktivitas dan penugasan.
    3. Memberikan umpan balik terhadap hasil karya/tugas peserta didik/lembar refleksi pengalaman belajar.

Sesuai lampiran Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020, pedoman pelaksanaan belajar dari rumah saat keadaan darurat penyebaran penyakit virus corona (Covid-19). Pembelajaran daring didasarkan pada peserta didik dan kesepakatan dengan guru atau satuan pendidikan menyesuaikan waktu dan kondisi orang tua/wali.Berikut langkahlangkah pelaksanaan pembelajaran daring oleh peserta didik di tengah wabah Covid-19:

  1. Sebelum Pembelajaran
    1. Siapkan perangkat pembelajaran daring baik gawai pintar maupun laptop, pastikan kuota internet dan baterai cukup.
    2. Pastikan memiliki nomor telepon guru dan masuk ke dalam grup daring yang telah dibuat, di bawah pengawasan orang tua/wali peserta didik.
    3. Pelajari cara kerja aplikasi dan aturan komunikasinya
    4. Siapkan tempat di rumah yang cukup nyaman untuk belajar, alat tulis, catatan, dan buku pegangan.
    5. Buatlah target belajar hari itu.
  2. Saat Pembelajaran
    1. Sampaikan diri siap mengikuti pembelajaran dengan tatap muka virtual dengan menuliskan nama atau pastikan terlihat di video (jika memungkinkan).
    2. Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran.
    3. Menuliskan dan menyampaikan refleksi diri atas situasi yang terjadi.
    4. Pahami jadwal pembelajaran serta tujuan pembelajaran.
    5. Ikuti instruksi dan materi pembelajaran.
    6. Aktif dalam diskusi dengan guru.
    7. Selesaikan tugas dari guru, ajak diskusi orang tua/wali.
    8. Ambil kesimpulan pembelajaran.
  3. Setelah Pembelajaran
    1. Isi lembar pemantauan pembelajaran (jika ada).
    2. Kumpulkan tugas hari ini (jika ada).
    3. Kumpulkan dokumentasi (foto) pembelajaran hari ini.
    4. Sampaikan ke guru atau orang tua/wali jika ada kesulitan mengakses pembelajaran daring hari ini.
    5. Tuliskan rencana kegiatan setelah jam belajar.

Menurut Kuntarto, E. (2017) (dalam Sadikin dan Hamidah 2020:216), Pembelajaran daring adalah sejenis pembelajaran yang mengharuskan peserta didik maupun guru untuk berkumpul dan berinteraksi melalui Internet. Menurut Nana Sudjana (dalam inah, 2015:159), ada tiga motif komunikasi dalam melakukan interaksi guru-peserta didik, yaitu komunikasi sebagai aksi, interaksi dan transaksi.

  1. Komunikasi sebagai tindakan atau komunikasi terarah dimana guru menjadi pengasih tindakan dan peserta didik menjadi pemeroleh tindakan. Guru aktif, peserta didik pasif, mengajar dianggap sebagai kegiatan menyampaikan materi pembelajaran.
  2. Komunikasi sebagai bentuk interaksi dua arah Guru dapat bertindak sebagai pemberi tindakan atau penerima tindakan. Selain itu, siswa penerima tindakan juga dapat mengajukan tindakan. Akan ada dialog antara peserta didik maupun guru.
  3. Komunikasi sebagai suatu interaksi dalam banyak arah, artinya komunikasi bukan cuma terjadi antara peserta didik maupun guru, tetapi juga antar peserta didik. Mintalah siswa lebih aktif dari guru. Serupa seperti guru, siswa dapat menjadi sumber belajar bagi siswa lainnya.

Menurut Inah (2015:162), Dalam melakukan belajar dan pembelajaran hubungan antara peserta didik maupun guru seperti berikut:

  1. Bentuk interaksi dasar, tidak ada bagian pembelajaran terlihat, baik guru, isi pembelajaran maupun peserta didik, semua unsur tersebut belum mendominasi proses pembelajaran interaksi. Dalam proses pembelajaran di satu segi terdapat aktivitas guru untuk mengajarkan konten pembelajaran, dan di segi lain aksi peserta didik untuk menggali konten pembelajaran, namun aktivitas tersebut tetap berfokus pada materi pembelajaran.
  2. Dalam mode interaksi yang berpusat pada guru, ketika kegiatan pembelajaran hanya berpusat pada guru, biasanya terdapat proses, yaitu penyajian atau penyampaian konten atau materi pembelajaran. Dalam praktik pembelajaran serupa ini kegiatan sepenuhnya berada di pihak guru, dan siswa hanya menerima dan memperoleh pembelajaran, yang disebut juga pembelajar pasif.
  3. Saat aktivitas pembelajaran berfokus pada siswa, bentuk interaksi yang berfokus ke siswa, siswa dapat merencanakan materi pembelajarannya sendiri, dan mempelajari materi pembelajaran pada saat yang bertepatan dengan proses pembelajaran. Peran guru bersifat toleran, yaitu memungkinkan siswa melaksanakan segala aktivitas yang dibutuhkan untuk pembelajaran.

Menurut Supriadi (2011:23) bukunya berjudul Pengantar Teknik Evaluasi Pembelajaran proses Edukatif ciri-ciri antara lain:

  1. Mencapai tujuan
  2. Ada materi/informasi
  3. Pembelajaran aktif
  4. Guru yang melaksanakan
  5. Struktur agar tujuan tercapai
  6. Dapat terlaksanakannya prosedur belajar mengajar dengan baik

Menurut Inah (2020:162) faktor-faktor yang menjadi dasar Interaksi Edukatif (Pembelajaran) adalah faktor pelajaran yang meliputi:

  1. Faktor Tujuan, tujuan pendidikan/pengajaran umum atau khusus dipilih membentuk tiga jenis:
    1. Tujuan kognitif, tujuan ini berkaitan dengan pemahaman dan pengetahuan
    2. Tujuan efektif, sasarannya berkaitan dengan perubahan minat, alasan dan nilai.
    3. Tujuan psikomotorik, keterkaitan keterampilan seperti tangan, mata, telinga, dan organ indra.
  2. Tiga utama persyaratan untuk terwujudnya interaksi pendidikan dan pengajian yang edukatif adalah:
    1. Menentukan tujuan, mempersempit ruang lingkup peserta didik
    2. Tujuan propesional
    3. Tujuan yang diharapkan benar-benar berguna untuk kemajuan peserta didik
  3. Faktor bahan ajar, penguasaan materi oleh guru akan menimbulkan ketrampilan khusus / kepakaran dalam ketrampilan yang diajarkan. Mengingat konten, sifat dan luasnya pengetahuan, guru mesti bisa mendeskripsikan pengetahuan atau keterampilan dan apa yang ajarkan dalam bidang pengetahuan atau keterampilan yang relevan.
  4. Faktor Guru Dan Peserta Didik, peserta didik maupun guru merupakan dua mata pelajaran saat komunikasi pengajaran. Guru adalah kelompok yang berinisiatif melaksanakan pengajaran, sedangkan siswa adalah kelompok yang langsung mengalami kegiatan mengajar yang berlangsung dan mendapat manfaat darinya.
  5. Faktor metode, metode adalah kata kerja sistem umum. Ini adalah alat untuk tercapai suatu tujuan.
  6. Faktor Situasi, ini mencakup suasana yang terkaitan dengan siswa, keadaan guru, dan situasi pengajaran yang berdekatan, yang mungkin terganggu atau diganggu oleh penggunaan metode tertentu.
  7. Faktor sumber belajar, sebenarnya ada banyak sumber belajar. Penggunaan sumber daya pengajaran ini didasarkan oleh kreativitas seorang guru, biaya, waktu dan kebijakan lainnya.
  8. Faktor Alat dan Peralatan, Alat dan perlengkapan yaitu semua sesuatu supaya terlaksana tujuan pembelajaran. Alat tidak hanya pelengkap, tetapi juga penolong untuk mendorong upaya terlaksanakannya tujuan. Alat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
    1. Non material, terdiri dari nasehat, larangan, perintah dan suruhan dan sebagain.
    2. Alat material, dapat berupa bagan, gambar, lukisan, slide, batu kapur, papan tulis dan sebagainya.

Manfaat Pembelajaran Daring

Manfaat pembelajaran daring menurut Wulf (dalam Mustofa dkk 2020:154), terdiri atas 3 hal, yaitu:

  1. Mengembangkan tingkat interaksi belajar antara peserta didik oleh guru atau tutor.
  2. Memungkinkan waktu dan tempat untuk belajar dan berinteraksi dimana dan kapan saja.
  3. Tingkatkan materi pembelajaran dengan mudah, konten dan fungsi pengarsipan yang mudah diperbarui.

Menurut Mulyani (2020:43), manfaat pembelajaran daring yaitu:

  1. Mengembangkan kualitas pendidikan dan penataran melalui penggunaan multimedia yang efektif untuk pembelajaran.
  2. Memgembangkan ketercapaian pendidikan dan penataran berkualitas yaitu dengan menerapkan pembelajaran dalam jaringan.
  3. Mengurangi biaya penyediaan pendidikan dan penataran berkualitas dengan menggunakan sumber daya bersama.

Berdasarkan landasan para ahli diperoleh tanggapan yaitu meski ada kekurangan dalam pelaksanaannya, pembelajaran online memberikan manfaat yang banyak pembelajaran didalam kelas saat keadaan begini tidak dimungkinkan kita bisa mengintegrasikann teknologi dalam pembelajaran. Manfaat pembelajaran dalam jaringan antara lain belajar bisa kapanpun dan dimanapun, untuk pembelajaran bisa disusuaikan dengan kemampuan masing-masing peserta didik.