Diperbarui tanggal 8/01/2023

Literasi Digital

kategori Belajar dan Pembelajaran / tanggal diterbitkan 16 November 2022 / dikunjungi: 1.51rb kali

Pengertian Literasi Digital

Literasi berasal dari bahasa inggris yaitu literacy yang artinya sebagai kemampuan untuk baca tulis. Namun akhirnya literasi ini berkembang meliputi proses membaca, menulis, membayangkan, melihat dan mendengar. (Gilster: 1997; 1-2) dalam bukunya yang berjudul digital literacy mengemukakan literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi dan informasi dari piranti digital secara efektif dan efisien dalam berbagai konteks seperti, akademik, karir dan kehidupan sehari-hari. Menurut (Unesco: 2019; 2) dalam jurnalnya yang berjudul Digital Literacy In education, literasi adalah kumpulan untuk mengidentifikasi, menafsirkan, menciptakan, menghitung, berkomunikasi dan menggunakan bahan cetak dan tulisan yang terkait dengan berbagai konteks. Literasi digital merupakan kecakapan hidup (life skills) yang tidak hanya melibatkan kemampuan menggunakan teknologi, informasi, dan komunikasi, tetapi juga melibatkan kemampuan bersosialisasi, belajar, dan memiliki sikap berpikir kritis, kreatif dan inspirasi dalam kompetensi digital.

Kata digital berasal dari kata digitus yang artinya dalam bahasa yunani berarti jemari-jemari. Literasi digital adalah satu kesatuan kemampuan dasar teknis untuk menjalankan perangkat computer dan internet. Menurut (Riel, Christian, dan Hinson: 2012; 327) yang dikutip oleh (Herlina: 2012; 3) literasi digital adalah kemampuan menggunkan teknologi informasi dari piranti digital secara efektif dan efisien dalam berbagai konteks seperti akademik, karir, dan kehidupan kita sehari-hari.

Berbasis pada literasi digital, (Bawden: 2001; 220) menyusun konsep literasi digital yang lebih komprehensif. Bawden menyebutkan bahwa literasi digital menyangkut beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:

  1. Kemampuan membaca dan memahami materi informasi yang tidak berurutan dan dinamis.
  2. Penggunaan saringan terhadap informasi yang akan datang.
  3. Merasa nyaman dan memiliki akses ntuk mengkomunikasikan dan mempublikasikan informasi.
  4. Kemampuan menyajikan informasi dengan kewaspadaan terhadap validitas dan kelengkapan sumber dari internet.
  5. Kesadaran arti penting dalam medua konvensional dan menghubungkannya dengan media berjaring (internet).

Berdasarkan berbagai definisi diatas, dengan demikian defenisi literasi digital adalah, ketertarikan, sikap, dan kemampuan seseorang dalam menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi seperti smartphone, leptop, dan Pc desktop untuk mengakses, mengelola, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. (Buckingham: 2007; 47-49) menyatakan bahwa digital literasi juga berkaitan dengan empat komponen penting yaitu:

  1. Representasi
    Sebagaimana media lain, media digital juga mempresentasikan dunia dan bukan hanya semata-mata merefleksikan dunia itu sendiri. Beberapa bagian dalam media digital adalah hasil intreprestasi dan seleksi atas kenyataan
  2. Bahasa
    Individu tidak saja dituntut mampu berbahasa namun juga mampu memahami aneka kode dan konvensi pada berbagai genre konten. Hal ini membutuhkan kemampuan untuk memahami berbagai retorika fungsi bahasa seperti, persuasi, eufimisme, hiperbola dan lain sebagainya.
  3. Produksi
    Literasi juga berkaitan dengan pemahaman mengenai siapa yang berkomunikasi, kepada siapa dan mengapa. Hal ini berkaitan dengan motif komunikasi sehingga khalayak dapat memahami keamanan konten.
  4. Khalayak
    Pemahaman tentang bagaimana media menempatkan, menarget dan merespon khalayak termasuk didalamnya cara-cara media digital mendapatkan informasi dari khalayak yang berkaitan dengan isu privasi dan keamanan pengguna.

(Martin: 2008: 149) mengemukakan literasi digital merupakan gabungan dari beberapa bentuk literasi yaitu:

  1. Komputer.
  2. Informasi.
  3. Teknologi.
  4. Visual.
  5. Media.
  6. Komunikasi.

Dengan enam keterampilan tersebut (Martin: 2008: 151) merumuskan beberapa dimensi literasi digital, yaitu sebagai berikut:

  1. Literasi digital secara individual bervariasi, tergantung terhadap situasi sehari-hari yang kita alami.
  2. Literasi digital melibatkan kesadaran seseorang dalam tingkat literasi digitalnya dan pengembangan literasi digital.
  3. Literasi digital melibatkan kemampuan aksi digital tang terkait kerja, pembelajaran, kesenangan dan aspek lain dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Literasi digital melibatkan kemampuan mengumpulkan dan menggunakan pengetahuan, teknik, sikap dan kualitas personal selain hal itu, literasi digital juga melibatkan kemampuan merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi tindakan sebagai bagian dari penyelesaian tugas.

(Martin: 2008; 102) mengatakan bahwa literasi digital bersifat berjenjang. Pada literasi tingkat satu, kompetensi digital, seseorang harus mampu menguasai kemampuan dasar, konsep, pendekatan dan tindakan ketika berhadapan dengan media digital. Pada tingkat dua, penggunaan digital, seseorang dapat menerapkan aplikasi untuk tujuan produktif/professional misalnya menggunakan media digital untuk bisnis, pengajaran, kampanye sosial dan sebagainya. Sedangkan di tingkat atas, transformasi digital, seseorang mampu menggunakan digital untuk melakukan inovasi dan kreatifitas bagi masarakat luas.

(Sukmadinata: 2012; 18) menunjukan bahwa literasi digital merupakan keterampilan yang bersifat multi dimensi. Seseorang dapat menguasai literasi digital secara bertahap karena satu jenjang lebih rumit daripada jenjang sebelumnya. Kompetensi digital mensyaratkan literasi computer dan teknologi. Namun untuk dapat dikatakan memiliki kompetensi literasi digital maka seseorang harus menguasai literasi informasi, visual, media dan komunikasi. Literasi digital membuat masyarakat dapat mengakses, memilah dan memahami berbagai jenis informasinya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup seperti kesehatan dan pengasuhan anak, keluarga. Literasi digital membuat seseorang dapat mengawasi lingkungannya dengan baik, sehingga ia dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial dengan lebih baik, maka dari itu, literasi ini sangat perlu dikembangkan dikalangan mahasiswa, dan masyarakat.
Kesimpulannya literasi digital adalah kemampuan menggunakan, mengidentifikasi, menafsirkan, berkomunikasi dan mampu menggunakan teknologi secara efektif dan efisien dalam berbagai konteks, serta literasi digital mampu membuat masyarakat dapat mengakses, mimlah dan memahami berbagai informasi, atau informasi yang sedang di butuhkan.

Faktor- faktor Literasi Digital

Literasi digital sangat diperlukan dalam keadaan sekarang ini, karena literasi digital dapat mengembangkan kemampuan setiap orang dalam era digitalisasi saat sekarang ini. Penggunaan kemampuan literasi digital didukung dengan adanya media social yang dapat mendorong perubahan dalam sikap dan perilaku ke arah yang lebih baik (Syah dan Darmawan: 2019). Literasi digital tentunya dipengaruhi beberapa faktor di antara lainnya yaitu:

  1. Penggunaan media online
    Penggunaan media online didukung dari perkembangan gadget atau gawai, sehingga masyarakat dapat mengakses segala informasi yang mereka perlukan. Literasi media pada saat ini lebih menjurus kepada penggunaan media sosial yang dapat lebih dispesifikasikan pada literasi digital yang merupakan turunan dari literasi media.
    Menurut (Riyan dan Xenos: 2011; 27), mengemukakan tiga tipe pengguna media online yaitu sebagai berikut:
    1. Naracissm
      Mengunggah sesuatu dengan lebih sering dari pengguna lainnya, memamerkan hal-hal yang semestinya tidak perlu diunggah (posting) (superficial Behavior), media social lebih banyak digunakan sebagai self promoting behavior (menawarkan diri sendiri).
    2. Shyness
      Kecemasan emosional tinggi, menggunakan media soisal lebih sering daripada yang lain (terlihat dari jumlah postingan), media sosial digunakan untuk mengatasi kecemasan.
    3. Loneliness
      Cenderung memiliki sifat yang merasa lebih nyaman dengan hubungan on line antar sesama manusia, selalu merasa kesepian, penuh rasa cemas, media sosial dimanfaatkan untuk mencari siapa saja.
  2. Nilai akademik
    Literasi digital dapat meningkatkan nilai akademik setiap pelajar, salah satu alternative yang muncul terkait dengan literasi digital, yaitu beralihnya bacaan fisik menjadi bacaan digital. Prinsip literasi digital adalah memudahkan pembaca dalam mengakses informasi kapanpun dan di manapun informasi itu dibutuhkan. Era digital yang berkembang saat ini diharapkan mampu memacu pelajar dalam memanfaatkan literasi digital dalam bidang akademik. Salah satu keuntungan dari adanya literasi digital ini bagi pelajar adalah, pelajar mampu mengakses informasi edukatif yang up to date.
  3. Peran orang tua/ keluarga
    Peran orang tua dalam literasi digital sangat penting. (Davidson: 2012; 40) mengatakan bahwa untuk bisa menggunakan internet dengan positif, anak-anak membutuhkan bimbingan orang tua. Oleh karena itu, untuk dapat membimbing anak-anak dalam menggunakan internet yang positif, orang tua dituntut mempunyai kecakapan baik dalam teknis, pengetahuan, maupun emosi dalam mengakses berbagai informasi maupun hiburan di internet. Pentingnya peran oran gtua sebagai pendamping anak dalam menggunakan internet, tidak lain karena anak belum mempunyai kecakapan dalam teknis, pengetahuan, maupun emosi dalam mengakses informasi dan hiburan.
  4. Intensitas membaca
    Intensitas membaca diistilahkan dengan teknik membaca, intensitas membaca saat ini memiliki ketergantungan terhadap perangkat digital. Segala sesuatu informasi yang ingin didapat pasti akan mudah melalaui literasi digital.

Indikator Literasi Digital

Indikator Literasi digital di Universitas

Indikator literasi digital di Universitas terbagi dalam dua poin, yaitu basis kelas dan basis budaya universitas

  1. Basis Kelas
    1. Intensitas penerapan dan pemanfaatan literasi digital dalam kegiatan pembelajaran.
    2. Tingkat pemahaman dosen dan siswa dalam menggunakan media digital internet.
  2. Basis budaya Universitas
    1. Jumlah kegiatan di Universitas yang memanfaatkan teknologi dan informasi
    2. Tingkat penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam layanan universitas (pemanfaatan data mahasiswa).
    3. Jumlah kebijakan Universitas tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan sekolah.

Indikator Literasi digital di lingkungan keluarga

Terdapat enam (6) indikator literasi digital dalam lingkungan keluarga, yang akan di jelaskan sebagai berikut:

  1. Meningkatnya frekuensi membaca bahan bacaan literasi digital dalam keluarga setiap harinya
  2. Meningkatnya intensitas pemanfaatan media digital dalam berbagai kegiatan di keluarga.
  3. Meningkatnya jumlah dan variasi bacaan literasi digital yang dimiliki oleh keluarga.
  4. Meningkatnya jumlah bacaan literasi yang dibaca oleh anggota keluarga.
  5. Jumlah pelatihan literasi digital yang aplikatif dan berdampak pada keluarga.
  6. Meningkatnya frekuensi akses anggota keluarga terhadap pengguna internet secara bijak.

Indikator Literasi digital di lingkungan Masyarakat

Terdapat tujuh (7) komponen dalam indikator literasi digital di lingkungan masyarakat:

  1. Meningkatnya jumlah fasilitas publik yang mendukung literasi digital.
  2. Meningkatnya frekuensi jumlah bacaan literasi digital yang dibaca masyarakat setiap hari.
  3. Meningkatnya jumlah partisipasi aktif komunitas, lembaga atau instansi dalam penyediaan bahan bacaan literasi digital.
  4. Meningkatnya jumlah pelatihan literasi digital yang aplikatif dan berdampak pada masyarakat
  5. Meningkatnya pemahaman masyarakat terkait penggunaan internet dan UU ITE.
  6. Meningkatnya angka ketersediaan akses dan pengguna (melek) internet di suatu daerah.
  7. Meningkattnya jumlah variasi bahan bacaan literasi digital yang dimiliki setiap fasilitas publik.

Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa indikator Literasi digital itu terbagi menjadi tiga indikator, yaitu: Indikator bagi Universitas, bagi masyarakat dan keluarga.