Diperbarui tanggal 2/03/2023

Kreativitas Belajar

kategori Belajar dan Pembelajaran / tanggal diterbitkan 2 Maret 2023 / dikunjungi: 1.64rb kali

Pengertian Kreativitas Belajar

Kreativitas belajar terdiri dari kata kreativitas dan belajar. Kreativitas adalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang. Menurut Barron dalam Ali dan Asrori (2017:41) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan mengkombinasikan unsur-unsur lama menjadi sesuatu yang baru. Sedangkan menurut Utami Munandar (2004:6) mengemukakan bahwa kreativitas adalah daya cipta yang memungkinkan menghasilkan penemuan-penemuan baru dalam segala bidang dari aspek kehidupan manusia.

Belajar merupakan segala bentuk kegiatan seseorang yang dilakukan untuk memperoleh ilmu, pengetahuan, serta perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Belajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang luas. Oemar Hamalik (2015:27) mengemukakan definisi belajar sebagai suatu proses, yakni suatu kegiatan modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurutnya belajar merupakan suatu proses dan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Aunurrahman (2010:48) belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi karena latihan atau pengalaman, perubahan tingkah laku tersebut relatif permanen, tetap, dan ada untuk waktu yang cukup lama.

Sehubungan dengan itu Utami Munandar dalam Ali dan Asrori (2017:41) berpendapat bahwa kreativitas belajar adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, serta orisinalitas siswa dalam berfikir dan belajar, serta kemampuan dalam mengolaborasi suatu gagasan menjadi penemuan yang baru. Menurut Drevdahl dalam Ali dan Asrori (2017:42) kreativitas belajar merupakan kemampuan untuk memproduksi gagasan – gagasan baru sebagai wujud dari aktivitas imajinatif yang dapat membuat dan membentuk pola- pola baru dengan mengkombinasikan pengalaman belajar masa lalu kemudian dihubungkan dengan situasi belajar saat ini. Dimana hasil dari kombinasi pengalaman belajar tersebut dapat berguna, serta memiliki tujuan arah dan tidak hanya sekedar fantasi.

Sedangkan Torrance dalam Ali dan Asrori (2017:43) mendefinisikan kreativitas belajar sebagai kemampuan dalam memahami kesenjangan atau hambatan didalam proses belajar, dapat merumuskan hipotesis- hipotesis baru, serta dapat mengkomunikasikan hasil hipotesis baru tersebut dalam kegiatan belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian kreativitas dan belajar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar merupakan kemampuan dalam menciptakan karya-karya, ide-ide, serta gagasan- gagasan baru dalam proses belajar untuk memperoleh perubahan tingkah laku, sikap, pengetahuan, serta kecakapan dalam belajar kearah yang lebih baik. Oleh karena itu kreativitas sangat perlu dan penting, pikiran harus diarahkan pada suatu titik, baik didalam belajar maupun didalam perkerjaan agar dapat membentuk pikiran yang semakin hari semakin kreatif dan kuat.

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas Belajar

Kreativitas belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya tersedianya fasilitas yang mendukung, kondisi kesehatan, minat akan belajar, keadaan lingkungan atau ruangan belajar, serta perasaan tenang, nyaman dalam mengikuti proses belajar. Menurut Arieti dalam Ali dan Asrori (2017:46) kreativitas belajar siswa dipengaruhi oleh faktor ketersediaan sarana dan fasilitas yang menunjang kreativitas dalam belajar, keterbukaan cara berfikir dan keberagaman cara berfikir, adanya keleluasaan cara berfikir, sikap toleransi terhadap pandangan- pandangan serta ide- ide baru, adanya sikap memberi penghargaan terhadap orang – orang yang berprestasi, serta kestabilan atau kematangan emosi dalam belajar.

Selanjutnya Utami Munandar dalam Ali dan Asrori (2017:53-54) mengemukakan bahwa faktor – faktor yang memengaruhi kreativitas belajar yaitu usia, tingkat pendidikan orang tua, ketersediaan fasilitas yang menunjang kreativitas belajar siswa, serta penggunaan waktu luang yang digunakan untuk lebih mempertajam dan memperkuat kreativitas belajar. Disamping itu Torrance dalam Ali dan Asrori (2017:55) mengemukakan beberapa kesalahan orang tua yang dapat menghambat kreativitas belajar anak yaitu terlalu cepat dalam mengeliminasi fantasi atau imajinasi anak, membatasi rasa ingin tahu anak, terlalu melarang anak dalam mencoba hal baru, terlalu menekankan anak agar memiliki rasa malu, terlalu sering memberikan kritik atas temuan – temuan baru anak.

Sehubungan dengan itu Ali dan Asrori (2017:54) mengemukakan faktor yang dapat menghambat kreativitas belajar yaitu ketidakberanian dalam menanggung resiko, ketidakberanian dalam dalam mengejar sesuatu yang belum diketahui, tekanan sosial, kurang berani dalam dalam melakukan eksplorasi, kurang berani dalam menggunakan imajinasi, serta sikap tidak menghargai fantasi dan khayalan.

Selanjutnya Miller dan Gerard dalam Ali dan Asrori (2017: 54) mengemukakan bahwa keluarga juga dapat mempengaruhi kreativitas belajar siswa seperti sikap orang tua dalam memberikan rasa aman, sikap orang tua dalam memberikan kepercayaan dan menghargai kemampuan anak, sikap orang dalam memberikan kebebasan pada anak, sikap orang tua daam mendorong anak untuk melakukan serta mencoba sesuatu yang baru.

Cara Meningkatkan Kreativitas Belajar

Dalam meningkatkan kreativitas belajar banyak hal yang bisa dilakukan oleh siswa. Salah satunya memanfaatkan waktu luang untuk lebih mengasah dan mempertajam kreativitas berfikir dalam belajar, peran orang tua serta peran guru juga dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar. Menurut Torrance dalam Ali dan Asrori (2017:58) beberapa peran orang tua dan guru yang dapat meningkatkan kreativitas belajar anak yaitu membimbing dan berusaha memahami pikiran dan perasaan anak, mendorong anak untuk dapat mengungkapkan gagasan – gagasannya, membimbing anak untuk dapat lebih menekankan proses daripada hasil, tidak memaksakan pendapat, pendangan, atau nilai-nilai tertentu pada anak, berusaha mengekplorasi segi positif yang dimiliki anak, berusaha menempatkan aspek berfikir dan perasaan secara seimbang.

Menurut Dedi Supriadi dalam Ali dan Asrori (2017:58) kreativitas belajar anak dapat ditingkatkan dengan cara memberikan bantuan yang dapat digunakan dalam mengembangkan kreativitas anak yaitu dengan cara menciptakan rasa aman kepada anak mengekspresikan kreativitasnya, menghargai gagasan-gagasan dan ide- ide anak, mendorong anak agar dapat mengkomunikasikan dan mewujudkan ide serta gagasannya, membantu anak dalam memahami, bersikap, dan berfikir, memberi peluang kepada anak dalam mengkomunikasikan gagasannya, memberika informasi mengenai peluang-peluang yang tersedia.

Sedangkan menurut Hudaya Latuconsina (2014:58-69) hal yang dapat dilakukan oleh siswa dalam meningkatkan kreativitas belajarnya adalah memiliki kemauan, keteladanan, serta tekad yang kuat untuk merubah keadaan. Kemauan serta tekad yang kuat merupakan sumber paling penting dalam memunculkan kreativitas. Sedangkan cara yang dapat dilakukan oleh orang tua atau guru untuk meningkatkan kreativitas siswa dapat dilakukan dengan cara (1) mendorong anak utuk dapat memunculkan rasa ingin tahu yang tinggi, (2) memberikan tantangan ketimbang tekanan atau hukuman, (3) mengajarkan bagaimana mengelola rasa ketidakpuasan secara kreatif, (4) meyakinkan dan membuktikan ketika anak merasa tidak percaya diri atau
mudah menyerah, (5) membiasakan kritik yang membangun, (6) melatih anak membedakan yang baik dan yang buruk, (7) mengasah imajinasi dan kreasi yang dimiliki anak dengan cara mengadakan berbagai kegiatan yang positif agar anak dapat menemukan bakatnya dari kegiatan itu, (8) melatih dan membiasakan anak dalam mempelajari kesalahan.

Karakteristik Siswa Yang Memiliki Kreativitas Belajar.

Utami Munandar (2004:35) menjelaskan anak yang memiliki kreativitas dalam belajar biasanya menunjukan ciri – ciri sebagai berikut:

  1. memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
  2. memiliki minat yang luas,
  3. menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif,
  4. mandiri,
  5. memiliki rasa percaya diri,
  6. berani mengambil resiko,
  7. tidak takut mengemukakan pendapat,
  8. ulet dan tekun,
  9. tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuan,
  10. memiliki rasa humor yang tinggi,
  11. memiliki kemampuan untuk bermain dengan ide, konsep, atau kemungkinan-kemungkinan yang dikhayal.

Disamping itu Treffinger dalam Utami Munandar (2004:35) memaparkan bahwa karakteristik siswa yang memiliki pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dan terarah dalam mengambil tindakan, memikirkan dan mempertimbangkan dengan matang terlebih dahulu, serta mempertimbangkan masalah yang mungkin akan timbul, serta ditandai dengan memiliki tingkat energi dan spontanitas yang luar biasa.

Selanjutnya Piers dalam Ali dan Asrori (2017:52) menjelaskan bahwa karakteristik siswa yang kreatif adalah (1) memiliki dorongan yang tinggi, (2) keterlibatan yang tinggi dalam suatu hal, (3) rasa ingin tahu yang tinggi, (4) tekun, (5) percaya diri, (6) mandiri, (7) bebas dalam mengambil keputusan, (8) menerima diri sendiri, (9) memiliki intuisi yang tinggi, (10) humoris, (11) bersifat sensitif, dan (12) toleransi terhadap ambiguitas.

Hambatan- Hambatan Dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar

Menurut Hudaya Latuconsina (2014:71-82) beberapa hal yang dapat menghambat kreativitas dalam belajar yaitu:

  1. tindakan kreatif sering dipandang sebagai hal yang aneh,
  2. ketergantungan dalam menggunakan internet yang serba instan sehingga tidak mendorong kreativitas,
  3. tidak bisa mengatur waktu atau merasa ditekan oleh kesibukan sehingga tidak muncul ide-ide kreatif dengan alasan tidak memiliki waktu,
  4. takut gagal,
  5. tidak berani mengambil dan menghadapi resiko,
  6. lemah mental dan tidak memiliki konsep diri,
  7. memiliki pikiran yang sempit, dan
  8. berpikir jangka pendek.

Clark dalam Ali dan Asrori (2017:54) mengemukakan bahwa hal yang dapat menghambat kreativitas belajar adalah sebagai berikut

  1. ketidakberanian dalam menanggung resiko,
  2. mengalami tekanan sosial,
  3. kurang berani dalam menggunakan imajinasi,
  4. tidak berani melakukan eksplorasi,
  5. tidak menghargai fantasi dan khayalan.

Selanjutnya Torrace dalam Ali dan Asrori (2017:55) mengemukakan bahwa hal yang dapat menghambat kreativitas anak tidak semata – mata terjadi karena faktor dari dalam diri anak, melainkan juga dapat terjadi akibat pengaruh dari orang tua atau guru yang terlalu cepat mengeliminasi fantasi anak, membatasi rasa ingin tahu anak, terlalu menekankan berdasarkan perbedaan jenis kelamin, bersikap terlalu melarang, terlalu menekankan agar anak memiliki rasa malu, terlalu meprioritaskan anak pada keterampilan verbal tertentu, serta bersikap sering memberikan kritik yang membuat anak kehilangan semangat dalam mengembangkan kreativitasnya.