Diperbarui tanggal 11/Des/2021

Kesiapan Belajar

kategori Belajar dan Pembelajaran / tanggal diterbitkan 11 Desember 2021 / dikunjungi: 35.71rb kali

Pengertian Kesiapan Belajar

Secara umum kesiapan belajar sering kali disebut “readiness”. Seseorang baru dapat belajar tentang sesuatu apabila di dalam dirinya sudah terdapat readiness untuk mempelajari sesuatu itu. Dalam hal belajar, seseorang harus terlebih dahulu mempersiapkan diri atau dalam kondisi siap untuk melakukan aktivitas belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Siswa yang memiliki kesiapan belajar yang baik akan cenderung mempunyai rasa ketertarikan terhadap proses belajar yang akan dilakukan, sehingga dengan rasa tertarik ini akan membangkitkan semangat belajar untuk meningkatkan kemampuan belajarnya. Jika kemampuan belajar siswa meningkat maka akan ada kemungkinan hasil belajarnya juga akan meningkat. Seperti yang dijelaskan oleh Djamarah (2011:35) bahwa kesiapan belajar merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Kemudian menurut Dalyono (2012:166), readiness adalah kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu.

Apabila kondisi siswa dari awal kegiatan pembelajaran sudah tidak baik atau tidak siap, maka akan mempengaruhi kegiatan belajar selanjutnya yang memicu proses belajar yang tidak akan berjalan dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Thorndike yang dikutib dalam Slameto (2013:114) bahwa kesiapan belajar adalah prasyarat untuk belajar berikutnya. Dalam konteks proses pembelajaran, kesiapan untuk belajar sangat menentukan aktifitas belajar siswa. Siswa yang belum siap belajar, cenderung akan berperilaku tidak kondusif, sehingga pada gilirannya akan mengganggu proses belajar secara keseluruhan. Seperti siswa yang gelisah, ribut (tidak tenang) selama proses belajar dimulai. Jadi kesiapan amat perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

Dari gambaran di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa kesiapan belajar adalah suatu keadaan siswa yang sudah siap atau sedia untuk melakukan aktivitas dengan penuh kesadaran untuk memperoleh hasil berupa perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, kebiasaan, nilai, dan sikap dengan cara mengamati, meniru, latihan, menyelidiki, serta masuknya pengalaman baru pada diri siswa.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Belajar

Hasil belajar yang baik membutuhkan faktor penunjang lain yang mampu menguatkan kesiapan belajar itu sendiri, faktor-faktor tersebut bertalian dengan pengetahuan, pikiran, dan kualitas berfikir seseorang dalam menghadapi situasi belajar yang baru. Ada beberapa faktor yag dapat mempengaruhi kesiapan belajar siswa. Di bawah ini dikemukakan faktor-faktor kesipaan belajar dari beberapa pendapat, yaitu sebagai berikut:

Dalyono (2012:166) mengemukakan bahwa kesiapan dalam belajar melibatkan beberapa faktor yang bersama-sama membentuk kesiapan, yaitu:

  1. Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis, menyangkut pertumbuhan terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alat indera, dan kapasitas intelektual.
  2. Motivasi yang menyangkut kebutuhan, minat, serta tujuan-tujuan individu untuk mempertahankan dan menyeimbangkan diri. Motivasi berhubungan dengan sistem kebutuhan dalam diri manusia serta tekanan-tekanan lingkungan.

Selain itu, Dalyono (2012:167) juga mengemukakan bahwa setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yaitu dengan kemampuan yang cukup, baik fisik, mental, maupun tenaga yang cukup, dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental diantaranya yaitu memiliki minat dan motivasi fisik, mental, dan motivasi yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik, mental, dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar yang baik. Menurut Daryanto (2013:87), aspek-aspek yang mempengaruhi kesiapan belajar adalah sebagai berikut:

  1. Kondisi fisik, mental, dan emosional
  2. Kebutan-kebutuhan, motif, dan tujuan.
  3. Keterampilan, pengetahuan, dan pengertian lain yang telah dipelajari.

Kemudian lebih rinci dijelaskan oleh Djamarah (2011:39) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan belajar meliputi:

  1. Kesiapan fisik
    Kesiapan fisik berkaitan erat dengan kesehatan yang akan berpengaruh pada hasil belajar dan penyesuaian sosial individu. Individu yang kurang sehat mugkin kurangnya vitamin dan badannya kurang energi untuk belajar. Begitupun sebaliknya jika badan tidak sakit (jauh dari gangguan lesu, mengantuk, dan sebagainya), hal ini akan memudahkan untuk belajar karena tidak ada gangguan kondisi fisiknya.
  2. Kesiapan psikis
    Kesiapan psikis berkaitan dengan kecerdasan, daya ingat tinggi, kebutuhan yang tercukupkan, ada hasrat atau motivasi untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada perhatian.
  3. Kesiapan materi
    Individu dalam mempelajari materi tentunya harus mempunyai bahan yang dapat dipelajari dan dikerjakan, misalnya buku bacaan, buku paket dari sekolah maupun diklat lain yang relevan digunakan sebagai bahan acuan belajar, mempunyai buku catatan, dan lain-lain. Dengan didukung dengan berbagai sumber bacaan maka akan memberikan pengetahuan dan akan membantu siswa dalam merespon atas pertanyaan-pertanyaan dari guru terkait dengan pelajaran.

Sejalan dengan pendapat Dalyono, Soemanto menjelaskan (2006:191-192) bahwa faktor yang membentuk readiness, meliputi:

  1. Perlengakapan dan pertumbuhan fisiologi, ini menyangkut pertumbuhan terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alat-alat indera, dan kapasitas intelektual
  2. Motivasi, yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan-tujuan individu untuk mempertahankan serta mengembangkan diri.

Prinsip-prinsip Kesiapan Belajar

Menurut Slameto (2013:115) prinsip-prinsip kesiapan belajar meliputi:

  1. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi).
  2. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman.
  3. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan.
  4. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.

Sependapat dengan Slameto, Daryanto (2013:88) menjelaskan prinsip-prinsip kesiapan belajar juga meliputi:

  1. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi).
  2. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untk memperoleh manfaat dari pengalaman.
  3. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan
  4. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.

Menurut Dalyono (2012:166-167) prinsip-prinsip kesiapan belajar adalah sebagai berikut:

  1. Semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersama membentuk readiness, yaitu kemampuan dan kesiapan
  2. Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan fisiologis individu.
  3. Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi-fungsi kepribadian individu, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah.
  4. Apabila readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada diri seseorang, maka saat-saat tertentu dalam kehidupan seseorang merupakan masa formatif bagi perkembangan pribadinya.

Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut jelaslah bahwa apa yang telah dicapai oleh seseorang pada masa-masa yang lalu akan mempunyai arti bagi aktivitas-aktivitas sekarang. Apa yang telah terjadi pada saat sekarang akan memberikan sumbangan terhadap readiness individu di masa mendatang.

Indikator Kesiapan Belajar

Menurut Daryanto (2013:87) kondisi kesiapan belajar mencakup kondisi fisik, mental, kebutuhan-kebutuhan, motif, tujuan, keterampilan, pengetahuan, dan pengertian yang lain yang telah dipelajari. Kesiapan fisik misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu, mengantuk, dan sebagainya) akan memudahkan siswa untuk menerima pelajaran di sekolah. Kondisi fisik yang normal tentu merupakan hal yang sangat menentukan kesiapan belajar. Selain itu bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan dan catatan juga menunjang kesiapan belajar siswa. Mental siswa yang positif akan mendorong kemauan belajar dan menunjang kesiapan belajar di sekolah.

Sesuai dengan pengertian kesiapan belajar yang telah diuraikan, maka dalam penelitian ini yang digunakan sebagai dasar indikator kesiapan belajar menurut Daryanto (2013:87) yaitu:

  1. Kondisi fisik siswa, Kondisi fisik adalah salah satu bagian yang harus benar-benar diperhatikan oleh siswa, karena dengan kondisi fisik yang baik tidak mudah sakit-sakitan, akan membantu seseorang dalam menerima materi pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah akan dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi pelajaran yang dipelajari kurang atau tidak dipahami. Kondisi fisik ini meliputi sehat fisik(tidak sakit), tidak mengantuk dan lesu dikelas, dan panca indera yang sehat.
  2. Kondisi mental, Kondisi mental siswa yang baik akan membuat siswa senang dan santai dalam mengikuti pelajaran. Materi pelajaran yang disampaikan oleh guru akan mudah dipahami dan memberikan kesan dalam dirinya, sehingga setelah pelajaran selesai dapat membekas dan mudah diingat. Kondisi mental yang kurang baik yang biasanya dialami oleh siswa disebabkan siswa tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya, sehingga dalam mengikuti pelajaran merasa terkekang dan terpaksa. Tidak adanya kemauan dan kepercayaan diri dalam belajar mengakibatkan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tidak dapat masuk dalam fikirannya (tidak membekas). Siswa tidak merasa tertekan pada saat belajar dan memiliki rasa percaya diri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
  3. Kebutuhan yang dimaksud adalah motif siswa dalam mempelajari mata pelajaran. Kebutuhan akan mengakibatkan adanya dorongan untuk berusaha tanpa ada paksan dari siapapun. Keinginan untuk berhasil dalam pembelajaran berasal dari dalam diri sendiri yang kemudian usaha belajar yang dilakukan akan diarahkan untuk mencapai tujuan.
  4. Pengetahuan, Ilmu pengetahuan yang sudah dipelajari oleh siswa sebelum mengikuti pelajaran disekolah akan mempermudah siswa untuk menangkap pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Ilmu pengetahuan yang termasuk didalam materi pelajaran yang terlebih dahulu siswa pelajari dirumah, akan memberikan gambaran kepada siswa tentang apa yang akan siswa pelajari disekolah. Siswa yang mempunyai gambaran materi pelajaran yang akan dipelajari disekolah akan dapat mempermudah menerima materi pelajarannya sehingga hasil belajar menjadi baik. Pengalaman siswa yang berkaitan dengan materi yang disampaikan guru juga mempermudah siswa dalam menerima materi pelajarannya.