Diperbarui tanggal 2/03/2023

Kematangan Emosi

kategori Belajar dan Pembelajaran / tanggal diterbitkan 2 Maret 2023 / dikunjungi: 1.49rb kali

Pengertian Emosi

Emosi merupakan segala sesuatu yang terkait dengan perasaan seseorang. dalam pembentukan emosi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat berperan sangat penting. Hal ini senada dengan pendapat Ahmad Susanto (2018:208) bahwa emosi adalah keadaan yang menggambarkan perasaan seseorang seperti sedih, senang, kesal, bahagia. Sedangkan menurut Daniel Goleman dalam Ahmad Susanto (2018:209) emosi lebih merujuk pada suatu pikiran dan perasaan yang khas, yang merupakan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Sehubungan dengan hal itu Lange dalam Nia Febbiyani dan Bunga Adelya (2017:31) berpendapat bahwa emosi merupakan hasil persepsi terhadap perubahan yang terjadi pada tubuh serta sebagai respon dari rangsangan yang berasal dari luar. Emosi memiliki banyak sekali jenis-jenisnya. Hal ini sesuai dengan pandangan Daniel Goleman dalam Ahmad Susanto (2018:209) bahwa jenis- jenis emosi adalah sebagai berikut: (1) rasa amarah, (2) rasa sedih, (3) rasa takut, (4) rasa bahagia, (5) rasa cinta, (6) rasa malu, (7) terkejut, (8) jengkel.
Jenis- jenis emosi tersebut tentu pernah dirasakan dan dialami oleh setiap manusia, untuk itu kita perlu mengenalinya agar dapat secara bijaksana mengendalikan emosi yang mungkin dianggap atau terlihat tidak baik.

Peranan Emosi

Emosi berpengaruh sangat penting didalam kehidupan manusia baik itu dalam penyesuaian pribadi maupun penyesuaian sosial. Menurut pendapat Syamsu Yusuf dan Nani Sugandhi (2011: 64) dalam proses pengendalian emosi kemampuan orang tua atau guru sangat berpengaruh. Apabila anak dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang suasana emosinya stabil, maka perkembangan emosi anak cenderung stabil . akan tetapi, apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosi kurang kontrol seperti marah-marah, mudah mengeluh, kecewa, dan pesimis maka perkembangan emosi anak akan cenderung kurang stabil atau tidak sehat.

Peranan emosional juga berpengaruh didalam kreativitas belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pandangan Djaali (2011: 46) bahwa adanya kesulitan dalam mengatasi emosional, stress, frustasi dll, akan dapat mengganggu hasil belajar. Hal tersebut terjadi karena faktor- faktor yang menyangkut afektif pada pengalaman yang dialami siswa akan mempengaruhi hasil belajarnya.

Pengertian Kematangan Emosi

Kematangan emosional merupakan keadaan dimana seseorang dapat mengendalikan emosinya dapat memunculkan sikap emosi yang sewajarnya dan tidak meledak- ledak. Hal tesebut dapat di aplikasikan dengan bersikap sabar, demokratis, dan bertoleransi. Menurut Yusuf dan Sugandhi (2012:63-64) kematangan emosi merupakan suatu kemampuan untuk dapat bersikap toleran, merasa nyaman, mempunyai kontrol diri, perasaan untuk menerima diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyatakan emosinya secara baik dan kreatif. Sedangkan menurut Yusuf dalam Ahmad Susanto (2018:211) kematangan emosi merupakan suasana atau respon emosional yang ditunjukan oleh seseorang berdasarkan pertimbangan yang matang yang terhindar dari sifat-sifat implusif dan kekanak-kanakan.

Selanjutnya Morgan dalam Ahmad Susanto (2018:211) mengatakan bahwa kematangan emosi adalah keadaan emosi seseorang yang tidak menunjukkan gangguan kondisi emosi.

Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Emosi

Kematangan emosi seseorang dapat dilihat pada perubahan perilaku seseorang. Hal tersebut sesuai dengan pandangan Syamsu Yusuf L.N (2012:197) bahwa mencapai kematangan emosional merupakan tugas perkembangan yang sulit bagi remaja. Dimana dalam proses pencapaianya sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosio emosional. Artinya apabila lingkungan tersebut diwarnai oleh hubungan yang harmonis, saling mempercayai, saling menghargai dan penuh tanggung jawab, maka remaja cenderung dapat mencapai kematangan emosional.

Menurut pendapat Muhammad Ali dan Asrori (2017: 69-72) kematangan emosi dipengaruhi oleh empat faktor yaitu (1) perubahan jasmani, (2) pperubahan pola Interaksi, (3) perubahan interaksi dengan teman sebaya, (4) perubahan tentang pandangan luar.

Menurut Darajat dalam Ahmad Susanto (2018: 221) beberapa faktor yang yang mempengaruhi kematangan emosi yaitu:

  1. Perubahan jasmani yaitu pertummbuhan yang terjadi pada tubuh
  2. Perlakuan orang tua
  3. Kehidupan disekolah
  4. Adat kebiasaan
  5. Pemikiran remaja
  6. Keadaan ekonomi.

Sehubungan dengan Ahmad Susanto (2018:219) menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kematangan emosi remaja yaitu:

  1. Pola asuh orang tua,
  2. Pengalaman tematik atau kejadian – kejadian traumatis,
  3. Tempramen atau suasana hati,
  4. Jenis kelamin,
  5. Dan usia.

Kematangan emosi sangat erat kaitan dengan perilaku manusia khususnya remaja, hal ini sesuai dengan pandangan Djawad Dahlan dalam Nurul Azmi (2015:43) bahwa pengaruh emosi pada perilaku manusia yaitu: (1) memperkuat semangat, hal tersebut terjadi apabila seseorang merasa puas atas keberhasilannya. (2) menurunkan semangat, hal tersebut terjadi apabila seseorang mengalami kegagalan dalam mencapai suatu yang diinginkan. (3) mengganggu konsentrasi, hal tersebut terjadi apabila seseorang mengalami ketegangan emosi sehingga menimbulkan kegugupan. (4) terganggunya penyesuaian sosial. (5) pengaruh dari emosi yang dialami pada masa lalu.

Sehubungan dengan hal tersebut untuk meningkatkan dan mengembangkan kematangan emosional kearah yang lebih baik, dibutuhkan upaya – upaya atau usaha- usaha dari dalam diri maupun lingkungan luar. Hal tersebut sesuai dengan pandangan Ansori dalam Nurul Azmi (2015:44) bahwa upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kematangan emosional yaitu: (1) identifikasi perasaan, (2) mengungkapkan perasaan, (3) mengelola dan mengendalikan perasaan, (4) hindari sesuatu yang membuat stress, (5) memahami perasaan, (6) memahami tindakan.

Pengaruh Kematangan Emosi Terhadap kreativitas Belajar Siswa

Kematangan emosi dianggap berpengaruh terhadap kreativitas belajar siswa karena didalam kreativitas belajar terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah emosi. Pada situasi tertentu permasalahan emosional yang terjadi pada masa peralihan dari masa anak – anak menuju masa remaja awal terdapat berbagai gejala – gejala permasalahan emosional seperti tekanan perasaan, kecemasan, frustasi, atau permasalahan yang timbul dari dalam diri maupun permasalahan yang timbul dari luar diri siswa tentunya dapat membawa pengaruh, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam kreativitas belajar siswa yang pada akhirnya dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Hurlock dalam Komarudin (2016:73) mengatakan bahwa dalam proses peningkatan kematangan emosi (hightened emotionality) remaja akan mengalami perasaan tidak aman, tidak menentu, sering mengalami kontrol tidak terkendali dan sering tidak dapat mengembangkan kreativitasnya. Dalam keadaan seperti ini remaja akan mengalami gangguan dalam belajarnya, karena dalam proses belajar diperlukan kreativitas belajar untuk dapat lebih memudahkan dalam menyerap materi yang dipelajari.

Kematangan emosi adalah faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi perilaku individu dalam belajar. Emosi yang positif seperti rasa senang, semangat, bergairah dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan dapat mempengaruhi individu untuk dapat kreatif dalam belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca buku, aktif berdiskusi dan bertanya, mengerjakan tugas sekolah dan mengerjakan pekerjaan rumah, serta disiplin dalam belajar (Yusuf dan Sugandhi, 2012:64-65).

Meningkatnya kematangan emosi siswa dapat dilihat dari bagaimana kebijaksanaan siswa dalam mengontrol emosinya, bagaimana ia menerima dirinya, bagaimana ia bertanggung jawab, bagaimana ia menghargai orang lain, tingkat kepercayaan diri, mempunyai konsep diri, serta dapat mengekspresikan emosinya pada waktu dan tempat yang tepat (Feinberg, dalam zulaikhah 2015:30). Ciri- ciri kedewasaan seseorang dapat dilihat dari segi psikologisnya. Dimana pada saat seseorang dapat mengendalikan emosinya maka dengan demikian seseorang tersebut dapat berfikir dengan baik dan kreatif, ia akan dapat menempatkan persoalan sesuai dengan keadaan yang seobjektif- objektifnya.