Diperbarui tanggal 16/Nov/2022

Kedisiplinan Belajar

kategori Belajar dan Pembelajaran / tanggal diterbitkan 16 November 2022 / dikunjungi: 4.93rb kali

Pengertian Kedisiplinan Belajar

Menurut Faisal Rohman (2009:1) yang dikutip oleh Prasongko (2010:2). Mengartikan disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya Handayani (2015:94). Mengemukakan bahwa kedisiplinan belajar siswa adalah sikap yang sangat diperlukan dalam proses belajar karena dengan disiplin yang tinggi siswa dapat belajar dengan teratur dan dapat meraih prestasi yang baik. Disiplin belajar merupakan kondisi yang sangat penting dan ikut menentukan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Indikator dari kedisiplinan belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Sikap mental adalah potensi atau pendorong yang ada dalam diri siswa untuk bereaksi terhadap segala hal yang ada dalam lingkungannya dan dapat berpengaruh positif
  2. Pemahaman adalah kemampuan untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu dapat diketahui dan diingat. Siswa dikatakan memahami apabila dapat memberikan penjelasan atau memberikan uraian yang lebih rinci tentang hal-hal yang dipelajari
  3. Sikap perilaku adalah sikap untuk menyesuaikan diri dan bertindak dalam kegiatan pembelajaran serta dapat menanggapi situasi atau kondisi lingkungan didalam kelas dan sekolah serta di rumah berupa kesungguhan hati selama belajar, sikap perilaku siswa dapat dinilai dengan hasil prestasi belajar yang tinggi.

Fungsi Kedisiplinan Belajar

Menurut Singgih (dalam Amri, 2012:6) fungsi-fungsi kedisiplinan adalah sebagai berikut:

  1. Meresapkan pengetahuan dan pengertian social antara lain mengenai hak milik orang lain.
  2. Mengerti dan segera menurut, untuk menjalankan kewajiban dan secara langsung mengerti larangan-larangan.
  3. Mengerti tingkah laku yang baik dan yang buruk.
  4. Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman.
  5. Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain.

Sedangkan Menurut Tu’u (2004) dalam Yuliyantika (2017:36) beberapa fungsi disiplin yaitu:

  1. Menata kehidupan bersama
    Sikap disiplin diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Disiplin akan berpengaruh terhadap tata kehidupan bermasyarakat setiap individu. Sikap disiplin masing-masing anggota masyarakat akan membuat hubungan yang baik antara anggota masyarakat satu dengan anggota masyarakat yang lain. Hal ini disebabkan karena masing-masing anggota masyarakat bertindak dengan penuh rasa tanggung jawab, sehingga setiap anggota dapatmenata kehidupan bermasyarakat dengan baik
  2. Membangun kepribadian
    Lingkungan yang memiliki sikap disiplin yang baik sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Terutama bagi siswa yang sedang membentuk kepribadiannya, maka dari itu kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap pembentukan kepribadian siswa. Lingkungan sekolah yang tertib, teratur, dan disiplin memiliki peran penting dalam membangun kepribadian yang baik. Selain lingkungan sekolah, untuk membangun kepribadian yang baik diperlukan lingkungan keluarga yang memiliki sikap disiplin yang baik, sehingga siswa setiap harinya akan terlatih untuk bertindak disiplin dan penuh tanggung jawab.
  3. Melatih Kepribadian
    Disiplin berfungsi untuk melatih kepribadian siswa. Siswa harus berada pada lingkungan yang baik untuk berlatih membiasakan diri bersikap disiplin. Lingkungan yang dimaksud ialah lingkungan dimana terdapat individu- individu yang memiliki sikap disiplin dan dijadikan tauladan oleh siswa. Pada lingkungan sekolah siswa biasanya meniru sikap dari guru yang siswa segani, maka dari itu guru harus memberikan contoh sikap disiplin dan bertanggung jawab kepada siswa, sehingga siswa akan melatih kepribadiannya dengan meniru sikap disiplin dari guru tersebut.
  4. Pemaksaan
    Disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu. Pemaksaan ini berdampak positif, karena dengan dipaksanya seseorang untuk berperilaku disiplin, akan membuat orang tersebut terlatih mengikuti aturan-aturan yang ada di lingkungannya. Bentuk pemaksaan yang ada disekolah yaitu siswa yang tidak mengikuti aturan yang ada disekolah dan bersikap tidak disiplin akan diberikan hukuman atau sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
  5. Hukuman
    Hukuman ialah sanksi yang diberikan kepada siswa saat melanggar atau tidak mentaati aturan-aturan yang ada di lingkungannya. Dengan adanya sanksi tersebut siswa akan merasa takut untuk melanggar aturan yang ada, maka dari itu bentuk dan jenis hukuman disesuaikan dengan jenis pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Hukuman yang diberikan kepada siswa yang tidak disiplin bertujuan untuk memberikan dorongan kepada siswa agar mentaati aturan-aturan yang ada di lingkungannya
  6. Menciptakan Lingkungan Kondusif
    Lingkungan pendidikan yang kondusif adalah lingkungan yang nyaman, tenang, dan tidak ada gangguan dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga siswa dan guru dapat melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik. Untuk mewujudkan terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif maka pihak sekolah membuat peraturan sekolah yang diterapkan bagi semua pihak sekolah. Peraturan sekolah yang diimplementasikan dengan baik dapat memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Karena lingkungan pendidikan yang kondusif akan membuat siswa nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran dan memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran

Ciri-ciri Kedisiplinan Belajar

Menurut Djamarah (2002:13) ciri-ciri siswa yang mempunyai disiplin belajar yang tinggi adalah:

  1. Adanya kesadaran.
    Untuk menegakkan disiplin tidak selamanya harus melibatkan orang lain, tetapi melibatkan diri sendiri juga bisa. Bahkan yang melibatkan diri sendirilah yang lebih penting. Sebab penegakan disiplin karena melibatkan diri sendiri berarti disiplin yang timbul itu adalah karena kesadaran.
  2. Adanya semangat menghargai waktu.
    Disiplin dapat melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia- nyiakan waktu berlalu dalam kehampaan. Budaya jam karet adalah musuh besar bagi mereka yang mengagungkan disiplin.
  3. Selalu menempatkan disiplin di atas semua tindakan dan perbuatan
    Orang-orang yang berhasil dalam belajar dan berkarya disebabkan mereka selalu menempatkan disiplin di atas semua tindakan dan perbuatan. Semua jadwal kegiatan yang telah disusun mereka taati dengan ikhlas. Mereka melaksanakannya dengan penuh semangat. Rela mengorbankan apa saja demi perjuangan menegakkan disiplin pribadi.
  4. Mempunyai semangat yang tinggi dalam segala tindakan dan perbuatan orang yang penuh semangat biasanya penuh energi. Jika seseorang yang telah mempunyai semangat yang tinggi untuk berbuat dan bekerja, maka otomatis ia akan dapat mengusir, menghilangkan rintangan-rintangan seperti malas, santai, mudah mengantuk, melamun, lesu, bosan dan sebagainya.

Sedangkan menurut Djojonegoro (dalam Tu’u, 2004:15) ciri-ciri siswa yang memilki kedisiplinan belajar adalah:

  1. Adanya motivasi berpikir dan berkarya yang berorientasi pada prestasi unggul
  2. Adanya motivasi dalam mengembangkan bakat dan potensi dirinya untuk mencapai keunggulan
  3. Adanya daya saing sekaligus daya kerja sama yang tinggi; daya nalar yang tinggi serta matang dan berkeseimbangan
  4. Adanya kemampuan untuk berprakarsa; kemampuan untuk memperhitungkan resiko; sikap pencapaian prestasi dalam rangka persaingan.

Menurut Wantah (2005:150) disiplin mempunyai lima aspek meliputi hal- hal sebagai berikut:

  1. Aturan sebagai pedoman tingkah laku. Peraturan adalah ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan untuk menata tingkah laku seseorang dalam suatu kelompok, organisasi, institusi atau komunitas. Aturan tingkah laku tersebut mungkin ditetapkan orang tua, guru, atau teman bermain.
  2. Kebiasaan-kebiasaan. Di samping aturan-aturan yang bersifat positif dan formal, ada pula kebiasaan-kebiasaan (habit) sosial yang tidak tertulis. Meskipun tidak tertulis, kebiasaan-kebiasaan ini telah menjadi semacam keharusan sosial dan menjadi kewajiban setiap anggota masyarakat untuk melaksanakannya.
  3. Hukuman. Hukuman ini terjadi karena kesalahan, perlawanan, atau pelanggaran yang disengaja. Ini berarti bahwa orang itu mengetahui bahwa perbuatan itu salah namun masih dilakukan.
  4. Penghargaan. Penghargaan dapat mendorong orang lebih termotivasi untuk melakukan hal yang benar dan menghindari hukuman.
  5. Konsistensi. Konsisten menunjukkan kesamaan dalam isi dan penerapan sebuah peraturan, disiplin yang efektif harus memenuhi unsur konsistensi.

Ciri-ciri orang yang memiliki kedisiplinan belajar dijelaskan oleh Tu’u (2004:35) sebagai berikut:

  1. patuh pada ketentuan belajar di sekolah, siswa menaati seluruh perintah dan tugas dari guru yang diberikan kepadanya baik berupa tugas rumah ataupun tugas di sekolah;
  2. mendukung kegiatan belajar di sekolah, siswa aktif mencari bahan atau literatur untuk menunjang keberhasilan belajarnya baik dari perpustakaan atau sumber-sumber yang lain, misalnya internet;
  3. mempertahankan tegaknya peraturan yang berlaku dalam proses pembelajaran di sekolah, siswa menaati seluruh peraturan dan tata tertib yang ada di kelas dan di sekolah dan menaati aturan belajar untuk dirinya;
  4. adanya rasa tanggung jawab dalam belajar, siswa bertanggung jawab dalam proses pembelajaran, aktif dalam belajar sehari-hari, dan aktif dalam proses belajar dan pembelajaran di sekolah.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Belajar

Menurut Rohman (dalam Agustan, 2018:3) mengemukakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi disiplin belajar adalah:

  1. Faktor ekstrinsik
    Meliputi faktor non-sosial, seperti keadaan udara, suhu udara, waktu, tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar, dan faktor sosial, yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok
  2. Faktor intrinsik
    Meliputi faktor psikologis, seperti minat, bakat, motivasi, konsentrasi, dan kemampuan kognitif.

Ada 2 hal yang mempengaruhi perilaku disiplin menurut Syah (dalam Isnaini, 2014:3) yaitu dorongan yang datangnya dari dalam diri manusia dan dari luar diri manusia. Dorongan yang datangnya dari dalam diri manusia itu sendiri yaitu pengetahuan, kesadaran, dan kemauan untuk berbuat disiplin. Dengan disiplin yang datangnya dari dalam, maka pusat pengendalian berada pada pribadi peserta didik sehingga akan muncul keinginannya sendiri. Sedangkan dorongan yang datangnya dari luar manusia yaitu, berupa larangan, pengawasan, pujian, ancaman, hukuman dan sebagainya untuk berbuat disiplin. Dalam disiplin yang datangnya dari luar sebenarnya disiplin yang dipaksakan orang lain, jadi pusat pengendalian berada di luar diri.

Menurut Unaradjan (2003:27) dalam Anggraini (2014:10) menyebutkan bahwa terbentuknya kedisiplinan sebagai tingkah laku yang berpola dan teratur dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

  1. Faktor Internal
    Faktor internal yang dimaksud adalah unsur yang berasal dari dalam diri individu. Faktor ini dipengaruhi oleh keadaan fisik dan keadaan psikis pribadi. Keadaan fisik yang dimaksud adalah individu yang sehat secara fisik atau biologis yang dapat melaksanakan tugas dengan baik. Keadaan psikis pribadi yang dimaksud adalah keadaan individu yang normal atau sehat secara psikis atau mental yang dapat menghayati normanorma yang ada di masyarakat dan keluarga.
  2. Faktor Eksternal
    Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu. Faktor ini memiliki tiga unsur. Pertama, keadaan keluarga. Keluarga merupakan faktor yang sangat penting karena keluarga adalah tempat pertama dan utama dalam pembinaan kedisiplinan. Kedua, keadaan sekolah. Keadaan sekolah yang dimaksud adalah ada tidaknya sarana dan prasarana yang diperlukan untuk kelancaran proses belajar mengajar. Ketiga, keadaan masyarakat. Masyarakat sebagai lingkungan yang lebih luas ikut serta dalam menetukan berhasil tidaknya dalam membina kedisiplinan karena situasi masyarakat tidak selamanya stabil.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar menurut Sukaji (1998) dalam Suwigyono dan Nusantoro (2015:40) adalah:

  1. Kecakapan cara belajar yang baik
  2. Keteraturan
  3. Sadar dan tanggung jawab.

Unsur-Unsur Kedisiplinan

Disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Disiplin mempunyai empat unsur pokok yaitu:

  1. Peraturan
    Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Pola tersebut mungk ditetapkan orang lain, guru atau teman bermain. Tujuannya membekali anak dengan perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu misalnya peraturan sekolah dan peraturan di rumah. Fungsi peraturan adalah mempunyai nilai pendidikan sebab peraturan memperkenalkan kepada anak perilaku yang disetujui anggota kelompok.
  2. Hukuman
    Fungsi hukuman ada tiga macam, yaitu pertama menghalangi, maksudnya hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat. Kedua mendidik, sebelum anak mengerti peraturan mereka akan dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat hukuman karena melakukan tindakan yang salah dan tidak menerima hukuman bila mereka melakukan tindakan yang diperbolehkan. Sedangkan fungsi ketiga memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak diterima masyarakat.
  3. Penghargaan
    Istilah penghargaan berarti tiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang baik.Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata- kata pujian, senyuman atau tepukan di punggung.Fungsi penghargaan ada tiga macam yaitu pertama mempunyai nilai mendidik.Bila suatu tindakandisetujui, anak merasa hal itu baik.Kedua penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang disetujui secara sosial.Dan ketiga penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial, tiada penghargaan melemahkan keinginan untuk mengulangi perilaku ini. Berdasarkan uraian di atas betapa pentingnya penghargaan yaitu motivasi anak untuk lebih giat belajar.
  4. Konsistensi
    Konsistensi adalah tingkat keseragaman atau stabilitas. Bila disiplin itu konstan akan ada kebutuhan perkembangan yang berubah. Konsistensi ini harus menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada konsistensi dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam cara peraturan yang diajarkan dan dipaksakan, dalam hukuman yang diberikan pada mereka yang tidak menyesuaikan pada standar, dan dalam penghargaan bagi mereka yang menyesuaikan.

Berdasarkan pendapat Hurlock mengenai unsur-unsur dalam disiplin dapat disimpulkan sebagai berikut: peraturan sebagai pedoman berperilaku, konsistensi dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan peraturan, hukuman untuk pelanggaran peraturan yang dilakukan secara sengaja, dan penghargaan diberikan kepada seseorang yang memiliki sikap disiplin yang baik.

Menciptakan Disiplin untuk Siswa

Menambah disiplin untuk siswa memang berguna untuk dilakukan. Karena sekolah merupakan tempat bagi generasi calon pemimpin bangsa menimba ilmu pengetahuan dan berinteraksi dalam dunia keilmuan. Disadari atau tidak oleh siswa, sekolah menjadi salah satu tempat pendidikan bagi mereka untuk belajar tentang banyak hal agar nanti selaku orang yang eksis dan sukses. Disiplin menjadi salah satu faktor yang dapat menunjang seseorang menggapai kesuksesan, tidak terkecuali disiplin pada siswa.

Menurut Permana (dalam Majid, 2014:14), Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Trianto (2012:83) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah:

  1. memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang,
  2. mendorong siswa melakukan yang baik dan benar,
  3. membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan
  4. siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.

Indikator Kedisiplinan Belajar

Menurut Moenir (2012) dalam Pasaribu (2018:180) indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kedisiplinan belajar siswa adalah sebagai berikut:

  1. Disiplin waktu, yang meliputi:
    • Tepat waktu didalam belajar, mencakup datang dan pulang sekolah tepat waktu, mulai dan selesai belajar disekolah tepat waktu hingga selesai
    • Tidak keluar dan membolos saat sekolah
    • Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan
  2. Disiplin perbuatan
    • Patuh dan tidak menentang aturan
    • Tidak malas belajar
    • Tidak menyuruh orang lain bekerja demi dirinya
    • Tidak suka berbohong
    • Tingkah laku yang menyenangkan, mencakup tidakmencontek, tidak membuat keributan dan tidak mengganggu orang lain yang sedang belajar