Diperbarui tanggal 10/Okt/2022

Budaya Sekolah

kategori Belajar dan Pembelajaran / tanggal diterbitkan 10 Oktober 2022 / dikunjungi: 9.69rb kali

Pengertian Budaya Sekolah

Menurut Zamroni (2011:111) memberikan batasan bahwa budaya sekolah adalah pola nilai-nilai, prinsi-prinsip, tradisi-tradisi dan kebiasaan kebiasaan yang terbentuk dalam perjalanan panjang sekolah, dikembangkan sekolah dalam jangka waktu yang lama dan menjadi pegangan serta diyakini oleh seluruh warga sekolah sehingga mendorong munculnya sikap dan perilaku warga sekolah. Warga sekolah menurut UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional terdiri dari peserta didik, pendidik, kepala sekolah, tenaga pendidik serta komite sekolah. Salah satu subyek yang diambil dalam penelitian budaya sekolah ini yaitu peserta didik (siswa).

Menurut Nasution (2015:64) sistem pendidikan mengembangkan pola kelakuan tertentu sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat dari murid-murid. Kehidupan di sekolah serta norma-norma yang berlaku di situ dapat disebut kebudayaan sekolah. Menurut Zamroni (2013:120) budaya sekolah atau kultur sekolah merupakan nila-nilai, keyakinan-keyakinan, slogan-slogan atau moti, kebiasaan-kebiasaan, dan upacara-upacara yang telah dikembangkan dalam waktu lama dan dipegang teguh oleh seluruh warga sekolah dan diturunkan kepada generasi baru sebagai pegangan untuk mengelola dan menghadapi berbagai persoalan dalam perjalanan sekolah.

Menurut Deal dan Peterson dalam Deni (2015:7). “Budaya sekolah adalah sekumpulannilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbolyang dipraktekkan oleh kepala sekolah, pendidik/guru, petugas tenagakependidikan/administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah”. Budayasekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut dimasyarakat luas.

Budaya sekolah bersifat dinamik, milik seluruh warga sekolah, merupakanhasil perjalanan sekolah, serta merupakan produk dari interaksi berbagai kekuatanyang masuk ke sekolah. Kondisi sekolah yang dinamis merupakan perpaduanseluruh warga sekolah yang memilki latar belakang kehidupan sosial yangberbeda dan saling berinteraksi secara kontinyu, sehingga membentuk systemnilai yang membudaya dan menjadi milik bersama di sekolah. Budaya yangberintikan tata nilai mempunyai fungsi dalam memberikan kerangka dan landasan yang berupa ide, semangat, gagasan dan cita-cita bagi seluruh warga sekolah.

Sekolah sebagai sistem memiliki tiga aspek pokok yang sangat berkaitan erat dengan mutu sekolah, yakni: proses belajar mengajar, kepemimpinan dan manajemen sekolah, serta budaya sekolah. Budaya merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat, yang mencakup cara berfikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abstrak. Budaya dapat dilihat sebagai perilaku, nilai-nilai, sikap hidup dan cara hidup untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan, dan sekaligus untuk memandang persoalan dan memecahkannya. Oleh karena itu suatu budaya secara alami akan diwariskan oleh satu generasi kegenerasi berikutnya.

Memperhatikan konsep diatas, maka dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah merupakan pola-pola yang mendalam, kepercayaan nilai, upacara, simbol-simbol dan tradisi yang terbentuk dari rangkaian, kebiasaan dan sejarah sekolah, serta cara pandang dalam memecahkan persoalan-persoalan yang ada di sekolah.

Unsur-Unsur Budaya Sekolah

Bentuk budaya sekolah muncul sebagai fenomena yang unik dan menarik, karena pandangan, sikap serta perilaku yang hidup dan berkembang disekolah mencerminkan kepercayaan dan keyakinan yang mendalam dan khas bagi warga sekolah yang dapat berfungsi sebagai semangat membangun karakter siswanya.

Budaya sekolah merupakan aset yang bersifat unik dan tidak sama antara sekolah satu dengan yang lainnya. Budaya sekolah dapat diamati melalui pencerminan hal-hal yang dapat diamati atau artifak. Artifak dapat diamati melalui aneka ritual sehari-hari di sekolah, berbagai upacara, benda-benda simbolik di sekolah, serta aktifitas yang berlangsung di sekolah. Keberadaan kultur ini segera dapat dikenali ketika orang mengadakan kontak dengan sekolah tersebut.

Menurut Sudrajat (2011:13),”Kultur akademik menerapkan budaya akademik yaitu bersifat kritis, objektif, analitis, kreatif, terbuka untuk menerima kritik, menghargai waktu dan prestasi ilmiah, memiliki dan menjunjung tinggi tradisi ilmiah, dinamis, dan berorientasi ke masa depan. Sedangkan kultur budaya adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh dari turun temurun oleh suatu komunitas. Serta kultur demokratis tercermin dalam pengambilan keputusan dan menghargai keputusan, serta mengetahui secara penuh hak dan kewajiban diri sendiri, orang lain, bangsa dan Negara sehingga bisa bertindak objektif dan transparan pada setiap tindakan maupun keputusan.

Seperti yang telah di kemukakan oleh pendapat sudrajat di atas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Kultur akademik yaitu Kultur yang lebih menekankan pada budaya ilmiah yang ada dalam diri seseorang dalam berfikir, bertindak dan bertingkah laku dalam lingkup kegiatan akademik. Dengan demikian kepala sekolah, guru dan siswa selalu bersikap dan bertindak dalam kesehariannya. Kultur akademik tercermin pada keilmuan, kedisiplinan dalam bertindak, kearifan dalam bersikap, serta kepiawaian dalam berpikir dan berargumentasi. Ciri-ciri warga sekolah yang menerapkan budaya akademik yaitu : gemar membaca., rasa ingin tau, menghargai prestasi, disiplin, kerja keras kreatif dan mandiri.
  2. Kultur sosial budaya yaitu merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan hamper setiap kegiatan manusia tidak lepas dari unsur sosial budaya kultur sosial tercermin pada pengembangan sekolah yang memelihara, membangun dan mengembangkan budaya bangsa yang positif dalam rangka membangun manusia seutuhnya serta menrapkan kehidupan sosial yang harmonis antar warga sekolah, seperti religius,bersahabat, cinta damai, peduli lingkungan tanggung jawab dan jujur.
  3. Kultur demokrasi adalah menampilkan corak berkehidupan yang mengakomodasi perbedaan secara bersama membangun kemajuan suatu kelompok maupun bangsa. Kultur demokratis tercermin dalam pengambilan keputusan dan menghargai keputusan, toleransi, semangat kebangsaan, dan cinta tanah air. (Saputra, 2018:96).

Unsur-unsur tersebut merupakan landasan yang dapat dijadikan sebagai acuan atau indikatoe untuk menentu kan bagaimana budaya dalam sekolah tersebut. Memperhatikan paparan di atas, maka dapat diartikan bahwa budaya yang harus di kembangkan di sekolah ada tiga macam yaitu kultur akademik, kultur sosial budaya dan kultur demokratis.

Karakteristik Budaya Sekolah

Budaya sekolah diharapkan memperbaiki mutu sekolah, kinerja di sekolah dan mutu kehidupan yang diharapkan memiliki ciri sehat, dinamis atau aktif, positif dan profesional. Budaya sekolah yang sehat memberikan peluang sekolah dan warga sekolah yang berfungsi secara optimal, bekerja secara efisien, energik, penuh vitalitas, memiliki semangat tinggi, dan akan mampu terus berkembang. Oleh karena itu, budaya sekolah ini perlu dikembangkan.

Budaya sekolah merupakan milik kolektif dan merupakan hasil perjalanan sejarah sekolah, produk dari interaksi berbagai kekuatan yang masuk ke sekolah. Sekolah perlu menyadari secara serius keberadaan aneka budaya sekolah dengan sifat yang ada: sehat-tidak sehat; kuat-lemah; positif-negatif; kacau-stabil, dan konsekuensinya terhadap perbaikan sekolah. Nilai-nilai dan keyakinan tidak akan hadir dalam waktu singkat. Mengingat pentingnya sistem nilai yang diinginkan untuk perbaikan sekolah, maka langkah-langkah kegiatan yang jelas perlu disusun untuk membentuk budaya sekolahSegenap warga sekolah perlu memiliki wawasan bahwa ada unsur kultur yang bersifat positif, negatif, netral. Dalam kaitannya dengan visi dan misi sekolah mengangkat persoalan mutu, moral, dan multikultural; sekolah harus mengenali aspek-aspek kultural yang cocok dan menguntungkan, aspek-aspek yang cenderung melemahkan dan merugikan, serta aspek-aspek lain yang cenderung netral dan tak terkait dengan visi dan misi sekolah. (dalam Maryamah,2016 : 92).

Fungsi Budaya Sekolah

Budaya memiliki fungsi yang penting di dalam sekolah sebab budaya akan memberikan dukungan terhadap identitas sekolah. sehingga budaya sekolah yang terpelihara dengan baik mampu menampilkan perilaku iman, takwa, kreatif dan inovatif yang harus dikembangkan terus menerus. Menurut Peterson dalam Susanto (2016:195), kenapa budaya sekolah penting dipelihara adalah karena beberapa alasan sebagai berikut:

  1. Budaya sekolah mempengaruhi prestasi dan perilaku sekolah. artinya bahwa budaya menjadi dasar bagi siswa dapat meraih prestasi melalui ketenangan yang diciptakan iklim dan peluang-peluang kompetetitif yang diciptakan program sekolah.
  2. Budaya sekolah tidak tercipta dengan sendirinya, tetapi memerlukan tangantangan kreatif , inovatif, dan visioner untuk menciptakan dan menggerakkannya.
  3. Budaya sekolah adalah unik walaupun mereka menggunakan komponen yang sama tetapi tidak ada dua sekolah yang persis sama.
  4. Budaya sekolah memberikan kepada semua level manajemen untuk fokus pada tujuan sekolah dan budaya menjadi kohesi yang mengikat bersama dalam melaksanakan misi sekolah.
  5. Meskipun demikian, budaya dapat menjadi counter productive dan menjadi suatu rintangan suksesnya bidang pendidikan dan budaya dapat bersifat membedakan dan menekankan kelompok-kelompok tertentu di dalam sekolah.
  6. Perubahan budaya merupakan suatu proses yang lambat, seperti perubahan cara mengajar dan struktur pengambilan keputusan.

Sehingga dari pengertian diatas budaya sekolah berfungsi untuk mentransmisi segala bentuk perilaku dari seluruh warga sekolah. Hampir sama dengan fungsi pendidikan, fungsi budaya juga adalah sebagai wahana untuk proses pendewasaan dan pembentukan kepribadian siswa.

Pada dasarnya fungsi dari budaya sekolah adalah sebagai identitas sekolah yang mempunyai kekhasan tertentu yang membedakan dengan sekolah lainnya. Identitas tersebut dapat berupa kurikulum, tata tertib, logo sekolah, ritual-ritual, pakaian seragam dan sebagainya. Budaya tersebut tidak secara instan diciptakan oleh sekolah, akan tetapi melalui berbagai proses yang tidak singkat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh komariah yang menyebutkan bahwa pada awal kemunculannya, budaya sekolah terbentuk atas dasar visi dan misi seseorang yang dikembangkan sebagai adaptasi lingkungan (masyarakat) baik internal maupun eksternal.

Dari paparan diatas dapat dirumuskan fungsi budaya sekolah sekurang-kurangnya ialah menjadi pembeda antara sekolah satu dengan yang lain, sebagai identitas sekolah, serta dapat menjadi standar perilaku bagi warga sekolah.

Aspek Budaya Sekolah

Budaya sekolah sebenarnya dapat dikembangkan terus-menerus kearah yang lebih positif. Balitbang (2003) memaparkan aspek-aspek mengenai budaya utama (core culture) yang direkomendasikan untuk dikembangkan sekolah yaitu sebagai berikut:

  1. Budaya jujur Adalah budaya yang menekankan pada aspek-aspek kejujuran pada masyarakat dan teman-teman.
  2. Budaya saling percaya Adalah budaya yang mengkondisikan para siswa dan warga sekolah untuk saling mempercayai orang lain.
  3. Budaya kerja sama Adalah budaya yang membuat orang-orang saling membantu dalam berbagai hal untuk mencapai tujuan.
  4. Budaya membaca Adalah budaya yang membuat seseorang menjadi gemar membaca.
  5. Budaya disiplin dan efisien Adalah budaya taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercayai termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.
  6. Budaya bersih Adalah budaya yang mengajarkan tentang bagaimana menjaga kebersihan baik badan maupun lingkungan.
  7. Budaya berprestasi Budaya yang menciptakan kondisi yang kompetitif untuk memacu prestasi siswa.
  8. Budaya memberi penghargaan dan menegur Adalah budaya yang memberikan respon dengan menyapa pada setiap orang yang ditemui.

Tujuan dan Manfaat Penngembangan Budaya Sekolah

Hasil pengembangan budaya sekolah adalah meningkatkan perilaku yang konsisten dan untuk menyampaikan kepada personil sekolah tentang bagaimana perilaku yang seharusnya dilakukan untuk membangun kepribadian mereka dalam lingkungan sekolah yang sesuai dengan iklim lingkungan yang tercipta di sekolah baik itu lingkungan fisik maupun iklim kultur yang ada. Pemahaman bahwa budaya dan iklim sekolah memiliki sifat yang sama, tidak berarti bahwa tidak akan terdapat sub-budaya didalam budaya sekolah. Oleh karena itu budaya yang terbentuk dalam lingkungan sekolah yang merupakan karakteristik sekolah adalah budaya dominan atau budaya yang kuat, dianut, diatur, dengan baik dan dirasakan bersama secara luas. Makin banyak personil sekolah yang menerima nilai-nilai inti, menyetujui gagasan berdasarkan kepentingannya dan merasa sangat terikat pada nilai yang ada maka makin kuat budaya tersebut. Karena para personil sekolah memiliki pengalaman yang diterima bersama, sehingga dapat menciptakan pengertian yang sama. Hal ini bukan berarti bahwa anggota yang stabil memiliki budaya yang kuat, karena nilai inti dari budaya sekolah harus dipertahankan dan dijunjung tinggi, namun juga harus dinamis.

Untuk menciptakan budaya sekolah yang kuat dan positif Menurut Daryanto (2015:12) perlu dibarengi dengan rasa saling percaya dan saling memiliki yang tinggi terhadap sekolah, memerlukan perasaan bersama dan intensitas nilai yang memungkinkan adanya kontrol perilaku.

Manfaaat yang diperoleh dengan pengembangan budaya sekolah yang kuat, intim, kondusif, dan bertanggung jawab adalah:

  1. Menjamin kualitas kerja yang lebih baik.
  2. Membuka seluruh jaringan komunikasi dari segala jenis dan level baik komunikasi vertikal maupun horisontal.
  3. Lebih terbuka dan transparan.
  4. Menciptakan kebersamaan dan rasa saling memiliki yang tinggi.
  5. Meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan.
  6. Jika menemukan kesalahan akan segera dapat diperbaiki.
  7. Dapat beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan IPTEK.

Manfaat ini bukan hanya dirasakan dalam lingkungan sekolah tetapi dimana saja karena dibentuk oleh norma pribadi dan bukan oleh aturan yang kaku dengan berbagai hukuman jika terjadi pelanggaran yang dilakukan. Selain beberapa manfaat diatas, manfaat lain bagi individu (pribadi) dan kelompok adalah:

  1. Meningkatkan kepuasan kerja,
  2. Pergaulan lebih akrab,
  3. Disiplin meningkat,
  4. Pengawasan fungsional bisa lebih ringan,
  5. Muncul keinginan untuk selalu ingin berbuat proaktif,
  6. Belajar dan berprestasi terus, serta
  7. Selalu ingin memberikan yang terbaik bagi sekolah, keluarga, orang lain dan diri sendiri. (dalam Maryamah,2016 : 94).