Diperbarui tanggal 22/06/2021

Pendidikan sebagai Gejala Kebudayaan

kategori Wawasan Kependidikan / tanggal diterbitkan 22 Juni 2021 / dikunjungi: 1.57rb kali

Ada 10 segi pendidikan yang urutannya dapat diubah namun tidak dapat dikurangi sesuai dengan kondisi dan situasi dimana pelaksanaan pendidikan akan dilaksanakan. Pemisahan salah satu dari kesepuluh tersebut tidak mungkin dan tidak dibenarkan tetapi hanya dibenarkan perbedaan dalam penekanan.

1. Pendidikan adalah pembinaan tingkah laku perbuatan

Pendidikan merupakan proses pembinaan tingkah laku perbuatan agar anak belajar berpikir, berperasaan dan bertindak lebih sempurna dan baik dari pada sebelumnya. Untuk tujuan tersebut maka pendidikan diarahkan pada seluruh aspek pribadi meliputi jasmani, mental kerohanian dan moral. Sehingga akan tumbuh kesadaran pribadi dan bertanggung jawab akibat tingkat perbuatannya.

2. Pendidikan adalah pendidikan diri pribadi

Lembaga pendidikan bertujuan mengembangkan diri dan selalu menggunakan daya kemampuan inisiatif dan aktivitasnya sesuai kata hatinya. Sehingga anak berkesempatan untuk belajar memikul tanggung jawab bagi kelangusngan pendidikan dan perkembangan pribadinya.

3. Pendidikan diperankan di berbagai pusat lembaga

Tugas pendidikan adalah tugas yang harus dilaksanakan oleh lembaga atau badan pendidikan yang diakui dan diberi hak hidup serta dilindungi undang-undang. Dengan demikian disamping lembaga pendidikan sekolah (sebagai perantara, pemersatu serta mempertinggi usaha pendidikan) maka keluarga masyarakat juga menerima tugas kewajiban untuk mendidik manusia yang menjadi anggotanya.

4. Pendidikan diarahkan kepada keseluruhan aspek kebudayaan dan kepribadian

Pendidik dan lembaga pendidikan harus mengakui kepribadian dan menggalang adanya kesatuan segala aspek kebudayaan, di sini manusia membutuhkan latihan dalam menggunakan kecerdasannya dan saling pengertian. Aspek intelek menghasilkan manusia teoretis, aspek sosial menghasilkan manusia pengabdi, aspek estetis menghasilkan manusia seni, aspek politik menghasilkan manusia kuasa, aspek agama menghasilkan manusia kuasa, aspek ekonomi menghasilkan manusia untung dan aspek keluarga menjadikan manusia cinta kasih.

5. Pendidikan berlangsung sepanjang hidup (Life Process)

Menurut Langeveld (dalam Pidarta,2006) kewibawaan penting dalam pendidikan sehingga proses pendidikan dibatasi pada proses pendidikan dari mulai anak mulai mengerti dan mengakui kewibawaan samapai anak tunduk pada kewibawaannya sendiri yang bersumber dari kata hatinya.

6. Pendidikan adalah persiapan penyesuaian yang intelligent terhadap perubahan sosial

Sifat pendidikan reflektif dan progresif harus meneruskan nilai kebudayaan dan mengantarkan peserta didik pada alam kedewasaan serta membimbing ke arah kerja membangun masa depan. Untuk itu pendidik harus mengembangkan kesadaran bertanggung jawab dan turut serta dalam masyarakat.

7. Pendidikan harus mengabdi seluruh massa rakyat

Menurut sejarah perkembangannya, pendidikan mengalami 2 macam perkembangan, yaitu (1) pendidikan sebagai pengabdi kelas/golongan masyarakat, diperuntukkan untuk kepentingan sebgaian kecil masyarakat misalnya kolonial Belanda dan (2) pengabdi massa/segala lapisan masyarakat, diperuntukkan untuk demokrasi masyarakat tanpa beda kelas.

8. Pendidikan harus diarahkan kepembinaan cita-cita hidup yang luhur

Bila pendidikan dimasukkan ke dalam tingkah laku perbuatan manusia maka pendidikan harus menyesuaikan diri dengan tujuan hidup manusia, selanjutnya tujuan hidup tersebut ditentukan oleh filsafat hidup yang dianut seseorang, maka tujuan pendidikan manusia harus bersumber pada filsafat hidup individu yang melaksanakan pendidikan. Tujuan pendidikan manusia tidak dapat terlepas dari tujuan hidup manusia yang didasarkan pada filsafat hidup tertentu.

9. Pendidikan Jiwa Nasionalisme seimbang dengan jiwa Internasionalisme

Pendidikan adalah pembinaan jiwa Nasionalisme yang sehat dan wajar, tidak menjurus Internasionalisme yang melenyapkan jiwa Nasionalisme. Adanya masalah dan perbedaan paham-paham tersebut disebabkan 3 hal, yaitu : tetap adanya perang, adanya efek relatif kebahagian bangsa tertentu namun kesengsaraan bagi bangsa lainnya dan rasa kebersamaan pada bangsa-bangsa yang tertindas.

Pendidikan bertujuan mengusahakan perdamaian dan kesejahteraan dunia dan manusianya, untuk itu usaha-usaha yang mengarah ke sana adalah pembinaan jiwa yang saling kerjasama antar bangsa, penghilangan nasionalisme yang sempit, peniadaan doktrin superioritas dan inferioritas ras, pengembangan sikap positif atas kerja sama, pembinaan politik luar negeri dalam prinsip konsultasi dan kooperatif, peningkatan taraf mental pendidikan manusia serta pembinaan penghormatan tata hidup yang berasaskan demokrasi individu, masyarakat dan anatar bangsa.

Hasil dari pembinaan di atas akan mewujudkan 3 kemungkinan, yaitu :
(1) Komunisme Internasional, dengan bentuk terpimpin oleh negara super disikuti negara satelit
(2) Organisasi Internasional, dengan peniadaan negara super dimana tata hubungan belandaskan prinsip demokrasi
(3) Kerjasama Regional, bentuk kerjasama dalam wilayah dan tujuan tertentu.

10. Pendidikan agama unsur mutlak dalam pembinaan karakteristik dan bangsa

Hal ini didasarkan atas pandangan bahwa agama merupakan unsur mutlak dan sumber dari kebudayaan, untuk itu pendidikan agama agar tidak diarahkan pada intelektualistis-verbalistis, sehingga menjadikan pendidikan agama sebagai dasar tata kehidupan manusia, pribadi, di sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan agama tidak sama dengan etika, namun pendidikan pekerti tidak dapat dilepaskan dari agama sehingga dapat dikatakan kesusilaan yang diagamakan. Sehingga dihasilkan manusia berbudi luhur, sehat, berpikiran bebas, perpengetahuan luas dan berjiwa ikhlas.