Diperbarui tanggal 19/02/2023

Teori Pendidikan Modern

Wawasan Kependidikan

kategori Wawasan Kependidikan / tanggal diterbitkan 17 Juni 2021 / dikunjungi: 6.87rb kali

Pengantar Teori Pendidikan Modern

Pendidikan modern adalah pendidikan yang sejalan dengan usaha manusia sejak dilahirkan hingga meninggal, dengan sadar membimbing dan menuntun kondisi jiwa khususnya agar dapat menumbuhkan akhlak dan kebiasaan yang baik sejak awal pertumbuhan dan perkembangannya, hingga mencapai masa pubertas, agar terbentuk kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Sejalan dengan itu, maka pendidikan mengalami perubahan (inovasi), sebab proses pendidikan yang tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman hanya akan membuat manusia Stagnan. Teori Pendidikan Modern adalah sekumpulan pandangan, pemikiran, dan konsep yang berkembang dalam konteks pendidikan di era modern. Teori-teori ini berfokus pada perubahan dalam sistem pendidikan, baik dari segi tujuan, metode, maupun tujuan akhir dari pendidikan itu sendiri.

Beberapa teori pendidikan modern yang penting diantaranya adalah:

  1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget: Teori ini berfokus pada perkembangan kognitif anak, dengan fokus pada bagaimana anak memperoleh pengetahuan dan bagaimana kognisi berkembang seiring dengan usia.
  2. Teori Belajar Skinner: Teori ini menekankan pada pentingnya lingkungan dalam mempengaruhi perilaku seseorang dan bagaimana seseorang belajar melalui pengalaman.
  3. Teori Konstruktivisme: Teori ini memandang bahwa seseorang tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi membangun pengetahuan dan pemahaman melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
  4. Teori Humanistik: Teori ini menekankan pada pengembangan potensi individu, self-actualization, dan hubungan antar individu yang positif.
  5. Teori Transformasional: Teori ini menekankan pada peran penting pendidikan dalam menciptakan perubahan sosial dan menghasilkan individu yang mampu berkontribusi secara positif pada masyarakat.

Salah satu konsep utama dalam teori pendidikan modern adalah pendekatan individualis dalam pendidikan. Pendekatan ini menekankan bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan potensi yang unik, sehingga pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing individu.

Selain itu, teori pendidikan modern juga menekankan pentingnya pendidikan yang berpusat pada siswa, yaitu pendidikan yang memperhatikan kebutuhan dan minat siswa, serta memberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Dalam konteks ini, pendidikan harus melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar dan memungkinkan mereka untuk mengembangkan kemampuan kritis, kreatif, dan inovatif.

Teori pendidikan modern juga menekankan pentingnya penggunaan teknologi dalam pendidikan. Teknologi dapat membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar-mengajar, serta memberikan akses ke sumber daya pendidikan yang lebih luas dan beragam. Teori pendidikan modern juga menekankan pentingnya pendidikan yang inklusif, yaitu pendidikan yang tidak diskriminatif dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu untuk belajar dan berkembang. Pendekatan ini menekankan pentingnya mendukung keberagaman dan keadilan dalam pendidikan.

Beberapa tokoh yang berkontribusi pada teori pendidikan modern antara lain John Dewey, Lev Vygotsky, Jean Piaget, dan Paulo Freire. Kontribusi mereka dalam bidang pendidikan telah mempengaruhi pengembangan kurikulum, metode pengajaran, dan pengembangan sumber daya manusia secara umum. Teori-teori pendidikan modern ini terus berkembang dan diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang semakin kompleks di era modern ini. Tujuannya adalah untuk menciptakan pendidikan yang lebih efektif, inklusif, dan membantu individu mencapai potensi penuh mereka.

Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Teori Perkembangan Kognitif Piaget adalah teori psikologi yang dikembangkan oleh Jean Piaget. Teori ini berfokus pada bagaimana anak-anak memperoleh pengetahuan dan bagaimana kognisi berkembang seiring dengan usia. Menurut teori ini, perkembangan kognitif terjadi melalui tahapan-tahapan yang berbeda, mulai dari tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (11 tahun ke atas). Setiap tahap perkembangan kognitif memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang khas, dan tidak dapat dilewati begitu saja.

Selain tahapan-tahapan perkembangan kognitif, teori Piaget juga mengemukakan konsep asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi ketika individu menyerap informasi baru dan mengintegrasikannya dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya, sementara akomodasi terjadi ketika individu menyesuaikan pengetahuannya dengan informasi baru yang diterima. Teori Piaget juga mengemukakan pentingnya play-based learning atau pembelajaran berbasis bermain dalam perkembangan kognitif anak-anak. Melalui bermain, anak-anak dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru yang penting bagi perkembangan kognitif mereka.

Teori Perkembangan Kognitif Piaget sangat berpengaruh pada pendidikan dan pengembangan anak. Dengan memahami tahapan perkembangan kognitif anak dan karakteristiknya, pendidik dan orang tua dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai untuk anak. Selain itu, teori ini juga telah menginspirasi banyak penelitian dan pengembangan program pendidikan yang inovatif dan efektif.

Teori Belajar Skinner

Teori Belajar Skinner adalah teori psikologi yang dikembangkan oleh B.F. Skinner, seorang psikolog Amerika pada abad ke-20. Teori ini berfokus pada pentingnya lingkungan dalam mempengaruhi perilaku seseorang dan bagaimana seseorang belajar melalui pengalaman. Menurut Skinner, perilaku seseorang dipengaruhi oleh konsekuensi yang muncul setelah perilaku tersebut dilakukan. Jika konsekuensi yang muncul setelah perilaku tersebut adalah positif, maka perilaku tersebut akan cenderung diperkuat dan akan terjadi lebih sering di masa depan. Sebaliknya, jika konsekuensi yang muncul setelah perilaku tersebut adalah negatif, maka perilaku tersebut akan cenderung dihindari dan tidak terjadi lagi di masa depan.

Skinner juga memperkenalkan konsep reinforcement atau penguatan, yaitu cara untuk memperkuat atau meningkatkan suatu perilaku. Terdapat dua jenis reinforcement, yaitu positive reinforcement dan negative reinforcement. Positive reinforcement adalah memberikan hadiah atau reward setelah suatu perilaku dilakukan, sementara negative reinforcement adalah menghilangkan atau mengurangi sesuatu yang tidak diinginkan setelah suatu perilaku dilakukan.

Selain itu, Skinner juga memperkenalkan konsep punishment atau hukuman, yaitu cara untuk mengurangi suatu perilaku. Punishment adalah memberikan konsekuensi negatif setelah suatu perilaku dilakukan sehingga perilaku tersebut cenderung dihindari atau tidak terjadi lagi di masa depan. Teori Belajar Skinner telah mempengaruhi bidang pendidikan dan pengembangan manusia lainnya. Dalam konteks pendidikan, teori ini telah menginspirasi pengembangan program-program pembelajaran yang didesain untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan. Selain itu, teori Skinner juga telah mempengaruhi pengembangan program-program pengembangan karyawan dan manajemen organisasi yang didesain untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.

Teori Humanistik

Teori Humanistik adalah salah satu teori psikologi yang berfokus pada potensi individu untuk tumbuh dan berkembang secara positif. Teori ini menekankan bahwa individu memiliki kebutuhan dan dorongan untuk mencapai potensi mereka yang penuh dan mengekspresikan diri mereka secara penuh. Teori Humanistik menempatkan individu sebagai subjek utama dalam proses belajar dan perkembangan. Menurut teori ini, individu memiliki kebutuhan untuk aktualisasi diri, yaitu proses pemenuhan potensi diri yang paling tinggi. Ketika individu merasa dirinya terpenuhi kebutuhan dasarnya, maka ia akan cenderung mencari pengalaman yang memungkinkan dirinya untuk tumbuh dan berkembang.

Salah satu tokoh penting dalam teori Humanistik adalah Abraham Maslow, yang mengembangkan konsep hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, kebutuhan manusia dapat diklasifikasikan menjadi lima tingkat: kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan, kebutuhan cinta dan kasih sayang, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Selain Maslow, Carl Rogers juga merupakan tokoh penting dalam teori Humanistik. Rogers mengembangkan teori kepribadian, yang menekankan bahwa individu harus diterima dengan penuh penghargaan dan empati agar dapat berkembang secara positif. Rogers juga mengembangkan konsep self-actualization, yang mengacu pada proses pemenuhan potensi diri.

Teori Humanistik telah mempengaruhi berbagai bidang, termasuk pendidikan, psikoterapi, dan pengembangan diri. Dalam konteks pendidikan, teori ini telah menginspirasi pengembangan program-program yang menekankan pengembangan diri dan pemberdayaan individu. Dalam psikoterapi, teori ini menekankan pentingnya hubungan antara klien dan terapis yang empatik dan menerima. Dalam pengembangan diri, teori ini mengajarkan individu untuk mencari pengalaman yang memungkinkan dirinya untuk tumbuh dan berkembang secara positif.