Landasan Pendidikan
Pendidikan sangat dibutuhan dalam kelangsungan dan kesejahteraan hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pendidikan seseorang akan terhindar dari kebodohan dan kemiskinan, karena dengan modal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya melalui proses pendidikan siswa mampu mengatasi berbagai problema kehidupan yang dihadapinya.
Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan dalam upaya mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan mampu bersaing di era globalisasi, pendidikan mempunyai peranan penting dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak yang nantinya akan berinteraksi dan melakukan banyak hak terhadap lingkungannya.
Dalam menghadapi perkembangan di bidang pendidikan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka pemerintah berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui pendidikan.
Secara umum terdapat beberapa komponen utama dalam sebuah lembaga pendidikan, yaitu: murid, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, metode pembelajaran kurikulum pendidikan, anggaran pendidikan serta evaluasi pendidikan. Oleh karena banyaknya komponen pendidikan yang harus dilaksanakan, maka pendidikan memerlukan tata kelola dan manajemen pendidikan yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengelolaan pendidikan hendaknya memerhatikan rambu-rambu yang telah direncanakan, sehingga semua komponen pendidikan dapat digerakkan secara sinergis dalam proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Kebijakan pemerintah Indonesia terhadap pembangunan dibidang pendidikan, baik dalam peraturan dan perundang-undangan maupun dalam perbaikan infrastruktur, sudah cukup menggembirakan dan dapat memberi penguatan terhadap landasan dan asas pendidikan nasional, demikian halnya dalam perbaikan manajemen pendidikan.
Landasan-landasan pendidikan sangat penting untuk mengembangkan pendidikan yang bermartabat bagi pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan memahami dan mengaktualisasikan landasan-landasan itu, manusia akan memiliki harkat dan martabat sangat mulia berupa hati nurani dan pikiran
Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan suatu sistem gagasan tentang pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu sistem gagasan filsafat umum yang dianjurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Terdapat hubungan implikasi antara gagasan-gagasan dalam cabang filsafat umum terhadap gagasan-gagasan pendidikan. Landasan pendidikan filosofis tidak berisi konsep-konsep pendidikan. Landasan filosofisberkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan.
"Menurut Sutirna & Asep (2015: 38) landasan filosofi bersumber dari pandangan-pandangan filsafat pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, aliran filsafat yang mendukung landasan filosofis yaitu, progresivisme, esensialisme, perenialisme, dan konsturktivisme".
1. Filsafat Progresivisme
Filsafat Progresivisme didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi masalah yang menekan adanya manusia itu sendiri. Berhubungan dnega hal tersebut Progresivisme kurang menyetujui adanya pendidikan yang bercorak otoriter, baik yang timbul pada zaman dahulu maupun zaman sekarang. Pendidikan otoriter mempunyai kesulitan untuk mencapai tujuan, karena menghargai dan memberikan kemampuan-kemampuan tersebut dalam proses pendidikan.
2. Filsafat Esensialisme
Filsafat Esensialisme merupakan pendidikan yang didasari oleh nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak peradaban umat manusia. Sehingga nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang berbentuk secara berangsur-angsur.
3. Filsafat Presensialisme
Filsafat Presensialisme hampir sama dengan filsafat esensialisme karena pada filsafat ini juga menekankan kurikulum tradisional yang berpusat pada pelajaran yang pokok-pokok. Menurut Mohammad Noor Syam (dalam Sutirna dan Asep, 2015:42) mengemukakan pandangan presensialis memerupakan pendidikan yang mengarah pada pusat perhatian kebudayaan yang teruji dan tangguh.
4. Filsafat Kontruktivisme
Filsafat Konstruktivisme merupakan filsafat yang menekankan bahwa pengetahuan merupakan konstruksi kita sendiri. Konstruktivisme dalam pembelajaran yang memberi kesempatan pada anak-anak agar menggunakan strategiya sendiri dalam belajar secara sadar, sedangkan guru membimbing siswa ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Karena pengetahuan merupakan suatu proses yang berkembang secara terus-menerus dan dalam proses itulah keaktivan dan kesungguhan seseorang dalam mengejar ilmu sangat berperan.
Landasan Sosiologis
Manusia merupakan mahkluk sosial, yang mengacu pada hubungan antar individu, antar masyarakat, dan individu dengan masyarakat. Oleh karena itu aspek sosial melekat pada diri individu, yang perlu dikembangakan dalam perjalanan hidup peserta didik agar matang, karena hidup dimasyarakat itu merupakan manifestasi bakat sosial anak, aspek sosial melekat pada diri individu yang perlu dikembangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar menjadi matang.
Disamping itu tugas pendidikan mengemangkan aspek sosial, karena pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu segi sosial perlu diperhatikan dalam proses pendidikan.
Tugas pendidikan mengembangakan aspek sosial, aspek itu sendiri sangat berperan dalam membantu anak dalam upaya mengembangkan dirinya, maka segi sosial ini perlu diperhatikan dalam proses pendidikan. Maka dapat disimpulkan bahwa landasan sosiologis dalam proses pendidikan sangat perlu diperhatikan bagi para pendidik agar proses pembelajaran baik dikelas maupun diluar kelas dapat memberikan konstribusi dalam meningkatkan sumber daya manusia.
1. Landasan Kultural
Kebudayaan merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari, setiap kegiatan manusia hampir tidak lepas dengan budaya. Kebudayaan dapat dibentuk, dilestarikan atau dikembangkan melalui pendidikan. Cara untuk mewariskan budaya, dengan mengajarakan tingkah laku kepada generasi baru, yang berbeda di masing-masing di masyarakat. Ada beberapa cara yang dapat di identifikasikan, yaitu yang pertama informal terjadi didalam keluarga misalnya dalam berbicara harus lebih sopan kepada orang yang lebih tua, itu merupakan kebudayaa dalam berbicara, kemudai yang kedua nonformal yang terjadi dalam masyarakat yang berkelanjuta dan berlangsung dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan yang ketiga formal yang meliatkan lembaga khusus yang dibentuk untuk tujuan pendidikan. Lembaga sosial yang sering digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan dalah lembaga pendidikan utamanya sekolah dan keluarga.
Tetapi pada masyarakat primitif, transimisi kebudayaan yag sering dilakuka secara informal dan nonformal, sedangkan pada masyrakat maju kebudayaan dilakukan secara informal, nonformal, dan formal. Pada masyarakat yang sudah maju sekolah yang berperan dalam pengembangan kebudayaan sebab pendidikan tidak hanya mentranamisi kebudayaan tetapi pendidikan juga berfungsi untuk menstransformasikan kebudayaan agar tetap sesuai dengan perkembangan zaman.
Pada dasarnya kebudayaan itu akan berubah terus sejalan dengan perkemangan zaman, percepatan perkembangan ilmu dan teknologi, serta perkembangan kepandaian manusia. Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan yang mempunyai pengaruh timbal balik, bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan. Sebab pendidikan adalah tempat manusia-manusia dibina, ditumbuhkembangkan, dan dikemangkan potensi-potensinya karena semakin manusia berkembang maka kebudayaan dapat dikembangkan oleh manusia itu sendiri.
2. Landasan Psikologis
Pemahaman psikologi pendidikan menyangkut topik yang berhubungan dengan rentang kehidupan manusian, sifat, dan perbedaan karaketristik murid, pengukuran hasil belajar serta motivasi.
Menurut Pidarta (2007:185) psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani, yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar. Karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dari kendali kehidupan manusia, yang berada dan melekat dalam manusi itu sendiri.
Manusia dilahirkan dengan sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi dan potensi yang dimiliki harus dikembangkan, dengan itu untuk memenuhi kebutuhan maka manusia harus mampu berinteraksi dengan manusia lainnya ataupun dengan lingkungan, dengan begitu manusia mampu mengembangkan kemampuannya melalui proses belajar.
3. Landasan Ilmiah dan Teknologi
Iptek menjadi bagian utaman dalam isi pembelajaran. Dengan kata lain iptek berperan penting dalam pendidikan. Iptek merupakan salah satu usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat yang makin kompleks maka dengan segala aspeknya mau tak mau mengakomodasi perkembangan itu, baik perkembangan iptek maupun perkembangan masyarakat. Kebutuhan pendidikan yang sangat mendesak maka banyak teknologi dari berbagai bidang ilmu segera diadopsi ke dalam penyelenggaraan pendidikan, dan kemajuan itu segera dimanfaatkan oleh penyelenggara pendidikan.
Lembaga pendidikan, utamanya jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Peserta didik seyogianya sedini mungkin mengalami sosialisasi ilmiah meskipun dalam bentuk yang masih sederhana. Dengan demikian, baik kemampuan sikap ilmiah sedini mungkin dikembangkan dalam diri peserta didik. Demikianlah pendekatan cara belajar siswa aktif dengan pendekatan keterampilan proses yang telah sejak lama diterapkan dalam pembelajaran merupakan bentuk pengembangan sikap ilmiah dikalangan siswa.