Diperbarui tanggal 14/05/2023

Layanan Konseling Individual

author/editor: Editor Educhannel / kategori Bimbingan dan Konseling / tanggal diterbitkan 14 Mei 2023 / dikunjungi: 2.08rb kali

Pengertian Layanan Konseling Individual

Tohirin (Tohirin, 2013:21) menyebutkan bahwa istilah konseling berasal dari bahasa inggris “Counseling” yang mempunyai beberapa arti yaitu nasehat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti di atas, konseling secara etimologis berarti pemberian nasehat, anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran. Mappiare dalam Busmayaril & Umairoh (2018:38). Mengungkapkan bahwa layanan konseling dapat dipahami sebagai bagian dari bimbingan baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik. Layanan konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang individu, dimana konselor berusaha membantu konseli untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.

Willis (2013:159) menjelaskan bahwa konseling individual mempunyai makna spesifik dalam arti pertemuan konselor dengan konseli secara individual, dimana terjadi hubungan konseling bernuansa rapport, dan konselor berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi konseli serta konseli dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapinya. Jadi konseling individual adalah pertemuan antara konselor dan konseli untuk memberi bantuan pengembangan potensi konseli guna mencapai suatu tujuan yaitu penyelesaian sebuah masalah.

Menurut kamus konseling dan terapi, istilah layanan konseling diartikan sebagai suatu hubungan profesional yang dilakukan oleh konselor untuk membantu konseli mendapatkan pengertian dan menjernihkan atau memperjelas pandangannya untuk dipakai sepanjang hidup sehingga konseli pada tiap kesempatan dapat menentukan pilihan yang berguna sesuai dengan sifat esensial khusus disekitarnya; konseling merupakan suatu proses belajar-membelajarkan pada kedua pihak konseli dan konselor (Busmayaril & Umairoh, 2018:40).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan konseling individual adalah suatu metode perawatan psikis yang dilakukan dengan cara berdialog antara konselor dengan konseli, untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pada pemecahan masalah bagi dirinya, maka konseli itu sendiri didorong oleh konselor untuk mencari serta menemukan cara yang baik dalam pemecahan masalahnya.

Tujuan Layanan Konseling Individual

Tohirin (2013:22) menyebutkan bahwa konseling individual memiliki tujuan seperti yang dijelaskan oleh beberapa ahli. Menurut Tohirin, tujuan layanan konseling individual adalah agar peserta didik memahami kondisi dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialami, kekuatan dan kelemahan dirinya, sehingga peserta didik mampu mengatasinya. Dengan kata lain, konseling individual bertujuan untuk mengentaskan masalah yang dialami konseli (peserta didik). Secara lebih khusus, tujuan konseling individual adalah merujuk pada fungsi-fungsi bimbingan dan konseling sebagaimana telah dikemukakan dimuka. Pertama, merujuk kepada fungsi pemahaman, maka tujuan layanan konseling adalah agar peserta didik memahami seluk-beluk yang dialami secara mendalam dan komprehensif, positif dan dinamis. Kedua, merujuk kepada fungsi pengentasan, maka layanan konseling perorangan bertujuan untuk mengentaskan pesert didik dari masalah yang dihadapinya. Ketiga, dilihat dari fungsi pengembangan dan pemeliharaan, tujuan layanan konseling individual adalah untuk mengembangkan potensi-potensi individu dan memelihara unsur-unsur positif yang ada pada diri peserta didik.

Adapun tujuan dari konseling individual menurut Sukardi dalam Busmayaril dan Umairoh, (2018:36). tujuan dari pendekatan konseling non direktif ialah sebagai berikut:

  1. Membebaskan klien dari berbagai konflik psikologis yang dihadapinya;
  2. Menumbuhkan kepercayaan pada diri klien, bahwa ia memiliki kemampuan untuk mengmbil satu atau serangkaian keputusan yang terbaik bagi dirinya sendiri tanpa merugikan orang lain;
  3. Memberikan kesempatan seluas-luasnya, kepada klien untuk mempercayai orang lain, dan memiliki kesiapan secara terbuka untuk menerima berbagai pengalaman orang lain yang bermanfaat bagi dirinya sendiri;
  4. Memberikan kesadaran kepada klien bahwa dirinya adalah merupakan bagian dari suatu lingkup sosial budaya yang luas, walaupun demikian ia masih memiliki kekhasan atau keunikan tersendiri;
  5. Menumbuhkan suatu keyakinan pada klien bahwa dirinya terus bertumbuh dan berkembang (process of becoming).

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konseling individu bertujuan agar konseli (peserta didik) dapat mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri serta realistis dalam proses penyesuaian dengan lingkungannya. Suatu hubungan pribadi yang unik dalam konseling dapat membantu individu (peserta didik) membuat keputusan, pemilihan dan rencana yang bijaksana, serta dapat berkembang dan berperan lebih baik di lingkungannya. Layanan konseling membantu konseli untuk mengerti diri sendiri, mengeksplorasi diri sendiri, dan dapat memimpin diri sendiri dalam suatu masyarakat.

Asas-Asas Pelayanan Konseling Individual

Pelayanan konseling adalah pekerjaan yang profesional, oleh sebab itu harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kaidah atau asas-asas tertentu. Adapun asas-asas pokok yang ada dalam bimbingan dan konseling menurut Hartono dan Soedarmadji (2012:40) yaitu sebagai berikut:

  1. Asas Kerahasiaan;
  2. Asas Kesukarelaan;
  3. Asas Keterbukaan;
  4. Asas Kekinian;
  5. Asas Kemandirian;
  6. Asas Kegiatan;
  7. Asas Kedinamisan;
  8. Asas Keterpaduan;
  9. Asas Kenormatifan;
  10. Asas Keahlian;
  11. Asas Alih Tangan;
  12. Asas Tut Wuri Handayani.

Sedangkan Tohirin (2013:77) membagi asas-asas bimbingan dan konseling menjadi dua bagian yaitu:Asas-asas bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan peserta didik (tiap-tiap peserta didik mempunyai kebutuhan, ada perbedaan di antara peserta didik atau asas perbedaan peserta didik, tiap-tiap individu atau peserta didik ingin menjadi dirinya sendiri, tiap-tiap individu atau peserta didik mempunyai dorongan untuk menjadi matang, tiap-tiap peserta didik mempunyai masalah dan mempunyai dorongan untuk menyelesaikannya). Selajutnya adalah asas-asas bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan praktik atau pekerjaan bimbingan dan konseling adalah kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan tut wuri handayani.

Proses Layanan Konseling Individual

Setiap tahapan proses layanan konseling membutuhkan keterampilan keterampilan khusus. Namun keterampilan itu bukanlah yang utama jika hubungan layanan konseling tidak mencapai rapport. Dinamika hubungan layanan konseling ditentukan oleh penggunaan keterampilan layanan konseling yang bervariasi. Dengan demikian proses layanan konseling tidak dirasakan oleh peserta konseling sebagai hal yang menjemukan. Akibatnya keterlibatan mereka dalam proses layanan konseling sejak awal hingga akhir dirasakan sangat bermakna dan berguna.

Winkel dalam Busmayaril dan Umairoh, (2018: 43) menyatakan bahwa proses layanan konseling individual terbagi dalam lima fase atau tahapan, setiap tahapan memiliki keterkaitan dan hubungan dengan tahapan yang lain. Tahapan-tahapan layanan konseling individual yang dimaksud yaitu:

  1. Pembukaan
    Diletakkan dasar bagi pengembangan hubungan antar pribadi (working relationship) yang baik, yang memungkinkan pembicaraan terbuka dan terarah dalam wawancara layanan konseling.
  2. Penjelasan masalah
    Konseli mengutarakan hal yang ingin dibicarakan dengan konselor, sambil mengutarakan sejumlah pikiran dan perasaan yang berkaitan dengan hal itu.
  3. Penggalian latar belakang masalah
    Oleh karena konseli pada fase penjelasan masalah belum menyajikan gambaran lengkap mengenai kedudukan masalah, diperlukan penjelasan lebih mendetail dan mendalam.
  4. Penyelesaian masalah
    Berdasarkan apa yang telah digali dalam fase analisis kasus, konselor dan konseli membahas bagaimana persoalan diatasi.
  5. Penutup
    Bilamana konseli telah merasa mantap tentang penyelesaian masalah yang ditemukan dengan konselor, proses layanan konseling dapat diakhiri.

Klien dipersilahkan mengungkapkan pengalamanya selama pertemuan-pertemuan dan menyatakan dalam hal-hal apa yang merasa puas dan masih ingin memperdalam sendiri (evaluasi diri sendiri). Konselor menawarkan untuk bertemu kembali pada lain kesempatan, bila klien menghadapi persoalan lain. Dalam fase ini konselor harus membantu klien refleksi atas manfaat yang diperoleh dari pengalaman dalam diri klien tersebut dan menyilahkan klien untuk terjun langsung ke lapangan. Proses layanan konseling belum selesai dan waktu pertemuan kali ini habis, maka konselor meringkas apa yang sudah dibahas bersama dan menunjukkan kemauan yang telah dicapai. Serta memberikan satu dua pertanyaan untuk dipikirkan selama hari-hari sebelum pertemuan berikutnya.

Teknik Konseling Individual

Menurut Tohirin (2013:310) ada banyak teknik yang dapat digunakan dalam pelaksanaan layanan konseling individual, yaitu: teknik rapport, perilaku attending, teknik structuring, empati, refleksi perasaan, teknik eksplorasi, teknik paraphrasing (menangkap pesan utama), teknik kursi kosong, teknik bertanya, dorongan minimal, interpretasi, teknik mengarahkan, teknik menyimpulkan sementara, teknik memimpin, teknik fokus, teknik konfrontasi, menjernihkan, memudahkan, diam sebagai suatu teknik, mengambil inisiatif, memberi nasehat, pemberian informasi, merencanakan, menyimpulkan, dan teknik mengakhiri (menutup sesi konseling).

Dijelaskan oleh Willis (2013:173) menyebutkan bahwa walaupun setiap tahap layanan konseling memiliki tahap-tahap tertentu, tidak berarti aturannya kaku seperti itu. Artinya seorang konselor dengan kemampuan dan seni akan melakukan layanan konseling dengan teknik-teknik yang bervariasi dan berganda. Hal ini terjadi karena setiap konseli berbeda kepribadian (kemampuan, sikap, motivasi kehadiran, temperamen) respon lisan dan bahasa badan dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik-teknik dalam konseling individual banyak macamnya seperti rapport, attending, eksplorasi, konfrontasi, interpretasi, dorongan minimal, mengambil inisiatif sampai dengan memberi nasehat dan sebagainya. Dari semua teknik tidak harus dipakai secara bersamaan dalam satu kesempatan layanan konseling individu, namun pemakaian teknik-teknik tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan sehingga konseling individu tidak berjalan dengan kaku.