Diperbarui tanggal 9/01/2023

Saham

kategori Ekonomi dan Keuangan / tanggal diterbitkan 9 Januari 2023 / dikunjungi: 327 kali

Pengertian Saham

Menurut Hartono (2008) saham merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perushaan. Pemegang saham adalah pemilik dari peusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Menurut Tandelilin (2010) saham adalah surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.Menurut Fahmi (2012) “Saham merupakan salah satu instrument pasar modal yang paling banyak diminati oleh investor, karena mampu memberikan tingkat pengembalian yang menarik. Saham adalah kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang telah dijelaskan kepada setiap pemegangnya”. Menurut Sapto (2006) saham adalah “Surat berharga yang merupakan instrumen bukti kepemilikan atau penyertaan dari individu atau institusi dalam suatu perusahaan. Sedangkan menurut istilah umumnya, saham merupakan bukti penyertaan modal dalam suatu kepemilikan saham perusahaan”.

Dari beberapa pengertian sahamdiatas dapat dipahami Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling diminati investor karena memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyetaan modal seorang atau sepihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

Jenis-Jenis Saham

Jenis-jenis Saham Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luas di masyarakat. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012), ada beberapa jenis saham yaitu:

  1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:
    • Saham biasa (common stock), yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
    • Saham preferen (preferred stock), merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti ini dikehendaki oleh investor.
  2. Dilihat dari cara pemeliharaannya, saham dibedakan menjadi:
    • Saham atas unjuk (bearer stock) artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
    • Saham atas nama (registered stock), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya, dan dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
  3. Ditinjau dari kinerja perdagangnannya, maka saham dapat dikategorikan menjadi:
    • Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
    • Saham pendapatan (income stock), yaitu saham biasa dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
    • Saham pertumbuhan (growth stock-well known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock lesser known, yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri growth stock.
    • Saham spekulatif(spekulative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

Harga Saham

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012) harga saham adalah harga yang terjadi di bursa pada waktu tertentu. Harga saham bisa berubah naik atau pun turun dalam hitungan waktu yang begitu cepat. Ia dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena tergantung dengan permintaan dan penawaran antara pembeli saham dengan penjual saham. Sutrsino (2000) menyatakan bahwa harga saham adalah nilai saham yang terjadi akibat diperjualbelikan saham tersebut di pasar sekunder. Sartono (2008) menyatakan bahwa “Harga saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun”.

Berdasarkan pengertian para ahli diatas tentang harga saham maka dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan. Harga saham di pasar modal (pasar sekunder) setiap saat bisa mengalami perubahan, sehingga para investor atau calon investor harus jeli dalam pemilihan saham. Jika harga saham naik maka saham aktif diperdagangkan, sedangkan jika harga saham turun maka saham tidak aktif diperdagangkan. Hal ini yang menyebabkan bid-ask spead turun, sehingga harga saham memiliki hubungan negatif dengan bid-ask spread.

Kinerja Saham

Kinerja saham merupakan salah satu analisis perusahaan dalam investasi. Menilai kinerja perusahaan dalam menerbitkan saham yang mana nilai saham tersebut tercermin nilai perusahaan yang diapresiasi oleh pasar. Biasanya kinerja saham perusahaan dinilai setelah IPO, kinerja dalam jangka pendek (kinerja saham dalam jangka waktu kurang satu tahun) dan kinerja dalam jangka panjang (kinerja saham dalam jangka lebih dari satu tahun). Tujuan kinerja saham ini selain untuk mengukur return yang diberikan perusahaan ke investor adalah sebagai wujud yang telah dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu, maka kinerja perusahaan harus senantiasa baik. Disisi lain, para investor menganalisis kinerja saham untuk mengetahui seberapa besar peluang investasinya untuk mendapatkan hasil atau return yang besar dibandingkan dengan investasi lainnya.

Kinerja saham terdapat beberapa fenomena yang terjadi yaitu underperformance, outperformance. Kedua fenomena ini terdapat perbedaan yang signifikan antar kinerja jangka pendek dan jangka panjang pada saham yang dibeli pada saat harga perdana. Kooli dan Suret (2002) dalam penelitiannya mengenai perilaku saat IPO di Kanada, ditemukan bahwa terdapat hasil yang signifikan terhadap kinerja jangka panjang setelah IPO mengalami underperformance di pasar yang sama. Penilaian kinerja saham ini merupakan bagian dari proses analisis sekuritas dalam investasi, penilaian ini berarti menilai kinerja perusahaan yang menerbitkan saham. Nilai yang tercermin dalam saham adalah cerminan nilai perusahaan yang diapresiasi oleh pasar.Intitial return adalah salah satu alat ukur investor untuk menilai kinerja saham itu baik atau buruk. Kinerja saham dapat dikatakan baik apabila perusahaan memberikan return yang tinggi dan apabila perusahaan memberikan return yang rendah atau tidak memberikan return dapat dipastikan bahwa kinerja saham tidak baik atau buruk.

Initial Return

Menurut Hartono (2013) Initial return adalah return yang diperoleh dari aktiva di penawaran perdana mulai dari saat dibeli dipasar primer sampai penawaran perdana di pasar sekunder. Initial return dapat bernilai positif (positive initial return) apabila harga saham di pasar sekunder lebih tinggi dibandingkan harga saham pada pasar primer, dan initial return dapat bernilai negatif (negative initial return) adalah apabila harga saham di pasar sekunder lebih rendah dibandingkan harga saham pada pasar primer.Initial return dapat dihitung melalui harga saham pada penawaran perdana dengan harga penutupan (closing price) saham pada saat harga perdana di pasar sekunder. Initial return dirumuskan sebagai berikut (Younesi,N., et al. 2012).

IR = CP - OPOP x 100%

Keterangan

IR = Initial Return
CP = Closing Price
OP = Offering Price

Abnormal Return

Abnormal Return adalah selisih antara return yang diharapkan oleh investor. Menurut Hartono (2013), Abnormal Return merupakan kelebihan dari returnyang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal adalah return yang diharapkan oleh investor. Kinerja saham diukur dengan rata-rata return yang dihitung dengan Market Adjusted Abnormal Return(Aggarwal, R., et al. 1993).

  1. Menghitung return saham setiap periode (Aggarwal, R., et al. 1993)
    Rit = PitPio - 1

    Keterangan :
    Rit = Return Saham
    Pit = harga saham pada saat t
    Pio = Harga saham pada saat t-1

  2. Menghitung return pasar setiap periode (Aggarwal, R., et al. 1993).
    Rit = PmtPmo - 1

    Keterangan :
    Rit = Return indeks pasar
    Pmt = nilai indeks pasar pada saat t
    Pmo = nilai indeks pasar pada saaat penawaran

  3. Market-adjusted Model
    Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik, untuk mengestimasi returnsuatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Apabila menggunakan model ini, maka Abnormal Return dapat dihitung dengan menggunakan rumus market-adjusted Abnormal Return, yaitu (Aggarwal, R., et al. 1993):
    ARit = 1 + Rit1 + Rmt - 1 x 100%
    Keterangan:
    ARit = Abnormal Returnsahami pada harike-t
    Rit = actualreturn untuksahami pada harike-t
    Rmt = return pasar pada harike-t.
    Semakin besar Abnormal Return yang diterima oleh investor menunjukkan bahwa kinerja saham tersebut semakin tinggi, dan sebaliknya semakin kecil Abnormal Return yang diterima investor maka kinerja saham tersebut semakin rendah (Murtini, 2005).

Kinerja Harga Saham Jangka Pendek Setelah IPO

Hargasaham pada saat IPO, ditentukan oleh emiten (penerbitemisi) dan underwriter (penjamin emisi).Untuk mengurangi risiko keharusan membeli saham yang tidak laku dijual, underwriter cenderung berupaya bernegosiasi dengan calon emiten agar harga jual sekuritas yang ditawarkan di pasar perdana tidak terlalu mahal. Oleh karena itu, harga saham pada penawaran perdana cenderung lebih rendah dibanding harga intrinsic saham tersebut. Ketika dijual di pasar sekunder, saham tersebut cenderung akan mengalami kenaikan harga. Hal ini akan memberikan keuntungan kepada investor (Murtini, 2005).Banyak investor yang tidak mendapatkan jatah pada saat IPO, juga turut mendongkrak harga saham di pasar sekunder, karena mereka akan memburu saham tersebut nantinya di perdagangan hari pertama. Gejala ini sering kali terjadi di pasar modal yang pada ahkirnya mendorong terjadinya oversubcribed, di mana jumlah permintaan saham melebihi jumlah saham yang ditawarkan sehingga membuat harga saham IPO tersebut melonjak tinggi. Ahkirnya, realize return yang lebih tinggi dibandingkan return yang diharapkan akan meningkatkan Abnormal Return (Sakir, Susanto, dan Djazuli, 2003).

Menurut Ritter (1991), faktor yang bisa menjelaskan terjadinya underperformance adalah kesalahan dalam pengukuran risiko, bad luck dan terlalu optimisnya investor terhadap prospek perusahaan. Aggarwal (1993) meneliti kinerja IPO di negara-negara Amerika Latin (Brasil, Chili, Meksiko) untuk periode 1980 sampai 1990. Hasil yang ditemukan di tiga negara ini konsisten dengan pola yang ditemukan di negara lain, termasuk Indonesia (Prastiwi dan Kusuma, 2001) yaitu kinerja jangka pendek positif.

Kinerja harga saham jangka pendek menunjukkan kinerja harga saham angka yang positif (Abnormal Return positif), hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, kinerja saham akan mengalami peningkatan kinerja yang disebut outperformed karena Abnormal Return yang diperoleh> 0.

Kinerja Harga Saham Jangka Panjang Setelah IPO

Penurunan kinerja saham dalam jangka panjang diduga karena dana yang diperoleh dari penjualan saham belum dapat dimanfaatkan oleh perusahaan secara optimal untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Kemungkinan yang lain adalah dana yang dihimpun tidak digunakan untuk memperluas usaha tetapi untuk membayar utang perusahaan (Murtini, 2005). Penurunan kinerja yang terjadi dalam jangka panjang akan memberikan return yang negative bagi investor. Hal ini tentu saja merugikan investor (Prastiwi dan Kusuma, 2001). Oleh karenaitu, investor tidak mau menyimpan sahamnya (Murtini, 2005). Apabila banyak investor yang menjual sahamnya, sedangkan jumlah pembelinya adalah tetap, maka sesuai dengan hokum permintaan dan penawaran, harga surat berharga yang ditawarkan otomatis akan turun. Penurunan harga tersebut mengindikasikan adanya penurunan kinerja surat berharga yang ditawarkan (Murtini, 2005).

Dari peneltian Arosio (2000) yang menguji mengenai fenomena underperformance pada kinerja periode jangka panjang dari IPO yang dilakukan di Italia. Hasil yang didapatkan pada sebagian besar IPO yang terjadi mengalami outperformance setelah 1, 5, dan 10 hari perdagangan dan setelah 2 atau 3 tahun perdagangan akan mengalami underperformance di pasar, meskipun return saham IPO yang terjadi di era 80-an tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan return saham-saham lainnya.

Kinerja harga saham jangka panjang akan menunjukkan angka yang negatif (Abnormal Return negatif), hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, kinerja saham mengalami penurunan kinerja yang disebut underperformed karena Abnormal Return yang diperoleh< 0.

Rata-Rata Return Tidak Normal

Pengujian adanya Abnormal Return tidak dilakukan untuk tiap-tiap sekuritas, tetapi dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata return tidak normal seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari di periode peristiwa. Rata-rata return tidak normal, (average Abnormal Return) untuk hari ke-t dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika (Jogiyanto, 2000).

RRTNt = j=1kRTNitk

Keterangan:
RRTNt=rata-rata return tidak normal (average Abnormal Return) pada harike-t
RTNit =return tidak normal (Abnormal Return) untuk sekuritas ke-i pada hari ke-t
k = jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa.