Diperbarui tanggal 12/Nov/2022

Technopreneurship

kategori Ekonomi dan Keuangan / tanggal diterbitkan 12 November 2022 / dikunjungi: 1.96rb kali

Pengertian Technopreneurship

Technopreneurship bentukan dari kata teknologi dan entrepreneurship. Secara umum, kata teknologi digunakan untuk merujuk pada penerapan praktis ilmu pengetahuan ke dunia industri atau sebagai kerangka pengetahuan untuk menciptakan alat-alat untuk mengembangkan keahlian dan mengekstraksi materi guna memecahkan persoalan yang ada. Adapun kata entrepreneurship berasal dari kata entrepreneur yang merujuk pada seseorang atau agen yang menciptakan bisnis dengan keberanian menanggung risiko dan ketidakpastian untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang ada (Zimmerer & Scarborough, 2008: 23).

Technopreneurshp menurut Hean (2007: 41) Menemukan apa arti teknopreneur, yang bukan hanya seorang wirausahawan biasa. Kemudian kita akan melanjutkan untuk mempelajari pentingnya teknopreneurisme bagi para ahli teknik dan manajer. Sudarsih dalam Prosiding KNIT RAMP-IPB (2013: 57) Tecnopreneurship mengemukakan bahwa proses dan pembentukan usaha baru yang melibatkan teknologi sebagai basisnya dengan harapan bahwa penciptaan strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor untuk pengembangan ekonomi nasional. technopreneurship adalah proses dalam sebuah organisasi yang mengutamakan inovasi dan secara terus menerus menemukan problem utama organisasi, memecahkan permasalahannya, dan mengimplementasikan cara-cara pemecahan masalah dalam rangka meningkatakan daya saing di pasar global (Okorie, 2014: 32).

Menurut Ono (Estiningsih dan Zaenal (2014: 65), teknologi merupakan bagian dari solusi yang diperlukan untuk memenuhi peluang. Jadi teknologi hanya salah satu dari lima aspek entrepreneurship yang diperlukan. Teknologi bukan lah segalanya dalam technopreneurship. Ono (Estiningsih dan Zaenal (2014: 66), menyatakan ada dua hal penting yang harus diperhatikan untuk mendefinisikan technopreneurship (technology entrepreneurship), yaitu penelitian dan komersialisasi.

Menurut Soeryanto (2010:13), technopreneurship merupakan bagian dari entrepreneurship yang menekankan pada faktor teknologi, yakni kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses bisnisnya. Berbagai kemajuan yang dicapai diawali dengan riset dan temuan-temuan baru dalam bidang teknologi yang kemudian dikembangkan sedemikianrupa sehingga memberikan keuntungan bagi penciptanya dan masyarakat penggunanya. Jadi perkembangan bisnis dalam bidang teknologi diawali dari ide-ide kreatif di beberapa pusat penelitian yang mampu dikembangkan, sehingga memiliki nilai jual di pasar.

Manfaat Technopreneurship

Menurut Alma (2014: 48) Suasana perusahaan yang lebih leluasa, ceria, bebas terkendali, membuka peluang bagi orang-orang kreatif mengembangkan talenta, kemampuan daya piker dan daya ciptanya. Mereka bisa mengembangkan secara bertanggung jawab apa yang diinginkan yang dianggap baik yang mengarah kepada hal-hal yang positif sehingga menguntungkan bagi perusahaan. Jika kesempatan ini tidak terbuka pada sebuah perusahaan maka bagi seseorang yang kreatif, mereka akan merasa terkekang, akhirnya cenderung tidak produktif dan frustrasi. Jadi ini merupakan satu metode mendorong serta memberikan fasilitas, membuka kesempatan bagi seseorang dalam organisasi untuk menciptakan, mengerjakan sesuatu yang beda dari dari yang lain secara lebih baik dan tanggung jawab.

Pentingnya technopreneurship dewasa ini berkenaan dengan keterikatannya pada ilmu dan teknologi. Technopreneurship perlu mengkolaborasikan budaya dan konsepsi, yaitu budaya inovasi, kewirausahaan, dan kreativitas, serta konsep inkubator bisnis, penelitian, pengembangan, knowledge management dan learning organization, yang didukung oleh kapabilitas wirausahanya sendiri, koneksitas dan kolaboratif.

Teknologi digunakan secara luas sebagai istilah yang telah umum. Bagi banyak orang istilah teknologi berarti tentang penemuan-penemuan mesin dan metode baru yang revolusioner dalam melakukan sesuatu. Di masa sekarang teknologi meliputi semua cara hidup yang baru. Daftarnya bisa bertambah panjang lagi. Jika pelajaran tentang berwirausaha lebih banyak berhubungan dengan hal memulai bisnis dan menemukan ide-ide baru maka teknopreneur sangat berhubungan dengan produk barang dan jasa teknologi. Namun hal ini biasa diperluas menjadi suatu industry sama baiknya dengan memproduksi teknologi dan lain sebagainya. Kekuatan teknologi untuk mengubah dunia dan cara pandangannya telah didemostrasikan berulang kali. Tapi kita masih saja melupakannya karena ingatan kita yang pendek.

Peranan teknologi dalam hidup sehari-hari kita hanya dianggap sambil lalu kita oleh kita semua pada ingkat tertentu. Namun dalam kasus ini, seorang wirausahawan atau bukan, seorang teknopreneur dapat melihat hal ini sebagai kebodohan saat mempertimbangkan cara seorang yang ingin mengembangkan pasar untuk dirinya sendiri. Meskipun antara teknopreneur dan wirausahawan memiliki sifat yang sama, fokus kita akan tertuju kepada perbedaan penting di antara keduanya dalam memanfaatkan teknologi. Mempunyai pikiran yang mengerti seluk beluk teknologi bukanlah keutamaan untuk menjadi seorang teknopreneur yang sukses, namun bisa menjadi aset yang bagus. Teknopreneur harus mengembangkan kemampuan individu mereka untuk mengenali celah-celah yang ada atau celah-celah baru yang ditimbulkan oleh teknologi baru di pasaran dan mencoba untuk mengisinya.

Persamaan di atas merupakan penjelasan yang sederhana tentang arti menjadi seorang teknopreneur, menunjukkan bahwa selanjutnya akan berarti jauh dari hanya sekedar menjadi seorang wirausahawan. Seorang teknopreneur mempunyai keahlian untuk memiliki teknologi yang mempunyai pengaruh potensial revolusional terhadap lingkungan bisnis, gaya hidup konsumen dan lain-lain. mengenali kemampuan teknologi untuk mengumpulkan kekuatan yang mempengaruhi dengan hebat dan perubahan yang luas terhadap cara berbisnis.

Sifat-sikat dari seorang teknoprenaur bisa dilatih bahkan oleh seorang karyawan sebuah perusahaan dan harus ditunjukkan jika dia memiliki mampuan untuk melakukannya. Namun akan sangat naif baginya apabila majikan atau perusahaan tempatnya bekerja tidak memberikan balasan barupa penghargaan setelah mendapat manfaat darinya. Itulah sebabnya perlu adanya kepentingan perusahaan, sebagai organisasi, untuk merawat kebudayaan wirausaha di karyawan-karyawannya didalam jalur teknowirausaha (teknopreneur). Anda akan menyadari sekarang bahwa teknopreneuring sama dengan berwirausaha dalam hal memulai bisnis baru, namun teknopreneurisme adalah bentuk yang lebih lanjut dari entrepreneurisme. Kedua-duanya mempunyai semangat, kemauan yang sama untuk menjadi perintis dalam melakukan bisnis kecuali bahwa teknopreneurisme sangat menekankan pada penggunaan teknologi.

Seorang teknopreneur sangat menitik beratkan elemen teknologi di dalam bisnis di mana dia terlibat, sebagai pemilik atau karyawan. Pentingnya peran teknopreneurisme dalam mendirikan perusahaan terletak pada kontribusi pendahulunya atas adanya pertahanan perusahaan yang berkesinambungan. Cara teknopreneuring bisa berkembang di dalam perusahaan dengan menggabungkannya sebagai bagian dari kebudayaan perusahaan selanjutnya. Manfaat yang dibawa oleh teknopreneurisme adalah membantu perusahaan untuk menciptakan strategi teknologi perusahaan yang efektif.

Karakteristik Technopreneurship

Sifat dan watak dasar seseorang akan mempengaruhi sikapnya dalam berperilaku. Perilaku yang relative diulang-ulang akan membentuk sebuah karakter. Apabila seseorang entrepreneur memiliki karakter yang baik, maka akan membawa usahanya ke arah pengembangan, peningkatan, dan kemajuan. McClelland (dalam Hakim, 2007:6) merincikan karakteristik seseorang yang memiliki jiwa entrepreneurship tinggi sebagai berikut:

  1. lebih menyukai pekerjaan dengan resiko yang realistis,
  2. bekerja lebih giat dalam tugas-tugas yang memerlukan kemampuan mental,
  3. tidak bekerja lebih giat hanya karena ada imbalan uang,
  4. ingin bekerja pada situasi yang dapat diperoleh pencapaian pribadi,
  5. kualitas kinerja semakin meningkat dalam kondisi yang memberikan umpan balik yang jelas dan positif,
  6. cenderung mempertimbangkan masa depan dan memiliki pmikiran jangka panjang.

Kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan yang ditekuni merupakan kunci keberhasilan seorang technopreneur. Kekuatan tersebut terdapat pada diri sendiri.

Indikator technopreneurship

Menurut Alma (2014: 52) Technopreneurship adalah suatu proses, sedangkan entrepreneur adalah innovator yang menggunakan prose situ untuk menantang kemapanan dengan cara cara berbisnis baru. Technopreneurship bukan sekedar pedagang, akan tetapi memiliki makna yang jauh lebih dalam. Menurut Zaki (2014: 8) indikator Wawasan Technopreneurship dapat di ketahui

  1. Pemahaman tentang technopreneurship,
  2. mengetahui karakter dan sifat dasar technopreneurship,
  3. mengoptimalkan kemajuan teknologi informasi,
  4. profil technopreneurship.

Menurut Syarif (2016:93) ada beberapa kunci sukses dalam membangun bisnis teknologi/technopreneurship, yaitu:

  1. Creatifity/Keatifitas
    Merupakan kempampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang ada sebelumnya. Seorang mahasiswa yang bertechnopreneurship harus mampu menciptakan suatu ide atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal, Serta menghasilkan sesuatu yang berbeda.
  2. Market/Pasar
    Dalam membangun bisnis juga harus mengetahui segmentasi pasar, Kemana produk akan diperuntukan. Teknologi entrepreneur bukan hanya mampu memperluas pasar dengan mudah namun juga mampu mempercepat persebarluasan promosi.
  3. Networking/Internet
    Terakhir yang harus dilakukan dalam membangun bisnis teknologi adalah networking/internet agar mempermudah melakukan transaksi bisnis ataupun promosi, iklan dan lainnya.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, disimpulkan bahwa yang menjadi indikator wawasan technopreneurship adalah kreatifitas, pasar, dan internet.