Diperbarui tanggal 16/Nov/2022

Locus of Control

kategori Ekonomi dan Keuangan / tanggal diterbitkan 16 November 2022 / dikunjungi: 3.98rb kali

Pengertian Locus of Control

Konsep mengenai locus of control pertama kali dikemukakan oleh Julian B. Rotter (1996) seorang ahli dalam pembelajaran sosial. Konsep locus of control dari Rotter ini menjelaskan bahwa seseorang memiliki suatu keyakinan mengenai penyebab kesuksesan dan kegagalan yang di alaminya terjadi karena adanya faktor internal dan faktor eksternal. Locus of control menggambarkan sejauh mana seseorang memandang antara perbuatan yang dilakukannya dengan hasil yang diperolehnya.

Menurut Sumardjono (2016:100) locus of control adalah pengharapan tentang penguat atau reinforcemente berasal dari dalam diri kita ataupun dari luar diri kita. Teori kepribadian social kognitif menekankan rasa kendali diri individu, apakah seseorang tersebut yang mengendalikan lingkungan atau lingkungan yang mengendalikan seseorang tersebut. Selanjutnya, menurut Wibowo (2014:34) menjelaskan bahwa locus of control adalah keyakinan umum orang tentang jumlah kontrol yang mereka miliki terhadap kejadian kehidupan personal. Individu dengan internal locus of control lebih banyak percaya bahwa karakteristik personal mereka (seperti motivasi dan kompetensi) terutama memengaruhi hasil kehidupan. Sedangkan individu dengan external locus of control lebih banyak percaya bahwa kejadian dalam hidupnya tergantung pada nasib, keberuntungan atau kondisi dalam lingkungan eksternal.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa locus of control adalah keyakinan pada diri seseorang mengenai kehidupan personalnya, dimana keyakinan tersebut dipengaruhi dengan adanya faktor internal (berasal dari dalam diri) dan faktor eksternal (dari lingkungan sekitar).

Dimensi Locus of Control

Menurut Rotter (dalam Soemanto, 2006:187) locus of control mempunyai dua dimensi, yakni dimensi internal dan dimensi eksternal. Dimensi eksternal akan menganggap bahwa tanggung jawab segala perbuatan itu berada di luar diri seseorang. Sedangkan dimensi internal melihat bahwa tanggung jawab segala perbuatan itu berada pada dalam diri seseorang. Sejalan dengan pendapat tersebut Sumardjono (2016:100) menyatakan bahwa internal locus of control adalah kepercayaan bahwa seseorang mampu mengendalikan kejadian-kejadian penting dan konsekwensi kejadian-kejadian itu pada kehidupannya. Sedangkan external locus of control di artikan sebagai kepercayaan bahwa sukses kehidupan seseorang di atribusikan atau di kenakan pada faktor-faktor lingkungan seperti keberuntungan.

Selain itu, menurut Laksmi (2014:3) individu yang mempunyai external locus of control diidentifikasikan lebih banyak menyandarkan harapannya untuk bergantung pada orang lain dan lebih banyak mencari dan memilih situasi yang menguntungkan. Sementara itu individu yang mempunyai internal locus of control diidentifikasikan lebih banyak menyandarkan harapannya pada diri sendiri dan lebih menyenangi keahlian-keahlian dibandingkan hanya pada situasi yang menguntungkan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa individu dengan kecenderungan internal locus of control memiliki keyakinan bahwa kejadian yang di alami merupakan akibat dari perilaku dan tindakannya sendiri, memiliki kendali terhadap perilakunya sendiri, cenderung dapat mempengaruhi orang lain, yakin bahwa usaha yang di lakukan dapat berhasil, dan aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi. Sedangkan individu dengan external locus of control memiliki keyakinan bahwa kejadian yang dialami merupakan faktor keberuntungan sehingga individu dengan pengendalian diri seperti ini enggan untuk mencoba dan berusaha, hanya berprinsip dengan adanya takdir hidup.

Karakteristik Locus of Control

Menurut Dwijayanti (2015:173) menyebutkan terdapat beberapa karakteristik locus of control, yaitu:

  1. Karakteristik individu yang memiliki internal locus of control antara lain:
    1. kontrol (individu mempunyai keyakinan bahwa peristiwa hidupnya adalah hasil dari faktor internal atau kontrol personal),
    2. mandiri (individu dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan atau hasil, percaya dengan kemampuan dan keterampilannya sendiri),
    3. tanggung jawab (individu memiliki kesediaan untuk menerima segala sesuatu sebagai akibat dari sikap atau tingkah lakunya sendiri, serta berusaha memperbaiki sikap atau tingkah lakunya agar mencapai hasil yang lebih baik lagi),
    4. ekspektansi (individu mempunyai penilaian subyektif atau keyakinan bahwa konsekuensi positif akan diperoleh pada situasi tertentu sebagai imbalan tingkah lakunya).
  2. Karakteristik individu yang memiliki locus of control eksternal cenderung menganggap bahwa hidup mereka terutama ditentukan oleh kekuatan dari luar diri mereka, seperti nasib, takdir, keberuntungan dan orang lain yang berkuasa.

Sedangkan menurut Laksmi (2014:3) menyebutkan karakteristik dari locus of control, yaitu sebagai berikut:

  1. Seseorang yang mempunyai internal locus of control akan memandang dunia sebagai sesuatu yang dapat di ramalkan, dan perilaku individu turut berperan didalamnya.
  2. Individu yang mempunyai external locus of control akan memandang dunia sebagai sesuatu yang tidak dapat diramalkan, demikian juga dalam mencapai tujuan sehingga perilaku individu tidak akan mempunyai peran di dalamnya.

Jadi, dari uraian diatas maka disimpulkan bahwa karakteristik individu yang memiliki locus of control diidentifikasikan menjadi dua bagian, yang pertama yaitu internal locus of control yang memiliki karakteristik

  1. memiliki keyakinan diri yang kuat,
  2. mandiri,
  3. bertanggung jawab,
  4. ekspektansi yang tinggi.

Sedangkan individu yang memiliki external locus of control memiliki karakteristik berkepribadian yang pesimis, hanya bertumpu pada kekuatan nasib tanpa berusaha terlbih dahulu.

Indikator Locus of Control

Menurut Aji (dalam Dwijayanti, 2015:173) indikator pengukuran dari variabel locus of control adalah:

  1. Kemauan kerja keras. Kemauan kerja keras didapat melalui keyakinan siswa bahwa setelah lulus sekolah akan memiliki kesiapan kerja yang baik apabila diiringi kemauan kerja keras yang baik pula.
  2. Selalu membuat rencana dalam setiap aktivitas. Sebelum melakukan sesuatu seseorang yang memiliki kendali diri internal akan merencanakan nya dengan semaksimal mungkin agar mendapat hasil yang maksimal pula. Hal ini dapat terlihat ketika peserta didik telah siap secara mental terjun kelapangan untuk mencari pekerjaan.
  3. Bertanggung jawab. Seseorang akan menerima segala konsekuensi yang terjadi dalam dirinya sehingga apapun yang terjadi harus seorang individu harus menerimanya dengan lapang dada sebagai wujud dari rasa tanggung jawabnya.
  4. Mandiri. Sesuatu yang di capai selama ini bukan keberuntungan, melainkan hasil dari usahanya serta yakin akan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Hal ini dapar diperoleh setelah mendapat pendidikan sesuai keahliannya sehingga peserta didik merasa telah siap untuk mencari pekerjaan dan mampu bersaing.

Sedangkan menurut Friedman & Schustack (dalam Tyas 2014:17) menjelaskan indikator locus of control berdasarkan dimensinya, yaitu:

  1. Indikator locus of control internal
    1. Keyakinan individu bahwa kejadian yang di alami merupakan akibat dari perilakunya sendiri.
    2. Memiliki kendali yang baik terhadap perilakunya sendiri.
    3. Cenderung dapat mempengaruhi orang lain.
    4. Yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil.
    5. Aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi.
  2. Indikator locus of control eksternal
    1. Kekuasaan orang lain, takdir dan kesempatan merupakan faktor utama yang mempengaruhi apa yang di alaminya.
    2. Memiliki kendali yang kurang baik terhadap perilakunya sendiri.
    3. Cenderung dipengaruhi oleh orang lain.
    4. Seringkali tidak yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil.
    5. Kurang aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang di hadapi.

Berdasarkan pendapat diatas maka indikator pengukuran variabel locus of control dalam penelitian ini didasarkan pada dimensi locus of control internal dan locus of control eksternal adalah:

  1. Indikator locus of control internal
    1. Keyakinan individu bahwa kejadian yang di alami merupakan akibat dari perilakunya sendiri.
    2. Memiliki kendali yang baik terhadap perilakunya sendiri.
    3. Cenderung dapat mempengaruhi orang lain.
    4. Yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil.
    5. Aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi.
  2. Indikator locus of control eksternal
    1. Kekuasaan orang lain, takdir dan kesempatan merupakan faktor utama yang mempengaruhi apa yang di alaminya.
    2. Memiliki kendali yang kurang baik terhadap perilakunya sendiri.
    3. Cenderung dipengaruhi oleh orang lain.
    4. Seringkali tidak yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil.
    5. Kurang aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang di hadapi.