Diperbarui tanggal 6/01/2023

Analisis Rasio Keuangan

kategori Ekonomi dan Keuangan / tanggal diterbitkan 6 Januari 2023 / dikunjungi: 546 kali

Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan (Jumingan, 2011). Harahap (2018) mengemukakan bahwa “rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu post laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan”. Misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan dan sebagainya. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini, kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian. Perbedaan jenis perusahaan dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasio yang penting. Misalnya rasio ideal mengenai likuiditas untuk bank tidak sama dengan rasio pada perusahaan industri, perdagangan, atau jasa.

Jenis Rasio Keuangan

Jumingan (2011) menyatakan bahwa ”rasio keuangan dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio kepemilikan”. Rasio likuiditas, bertujuan menguji kecukupan dana, solvency perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi. Yang termasuk rasio likuiditas misalnya rasio lancar (Current Ratio), rasio tunai (Quick Ratio), perputaran piutang (recievables turnover), perputaran persediaaan (inventory turnover). Rasio profitabilitas bertujuan mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan. Misalnya margin keuntungan (profit margin), margin laba kotor (gross profit margin), perputaran aktiva (operating asset turnover), imbalan hasil dari investasi (Return On Investment), rentabilitas modal sendiri (return on equity), dan sebagainya. Sedangkan rasio kepemilikan, berkaitan langsung atau tidak langsung dengan keuntungan dan likuiditas, membantu pemilik saham dalam mengevaluasi aktivitas dan kebijaksanaan perusahaan terhadap harga saham di pasaran. Misalnya keuntungan per lembar saham (Earning Per Share), nilai buku per lembar saham (book value per share), rasio hutang dengan modal sendiri (capital structure ratio), rasio dividen, dan sebagainya.

Hanafi dan Abdul (2018) mengemukakan bahwa “rasio keuangan diklasifikasikan menjadi empat yaitu aspek leverage, aspek likuiditas, aspek profitabilitas atau efisiensi, dan rasio-rasio nilai pasar”. Rasio-rasio leverage ini mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang. Rasio ini juga sering disebut dengan istilah rasio solvabilitas, yang berarti mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Beberapa rasio yang dipergunakan diantaranya adalah rasio hutang, debt to equity ratio dan debt service coverage. Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Rasio-rasio yang digunakan adalah Current Ratio dan quick atau acid test ratio. Rasio profitabilitas atau efisiensi dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Rasio profitabilitas ini terdiri dari return on equity, Return On Investment dan profit margin.

Rasio efisiensi dapat diukur menggunakan tingkat perputaran aktiva, perputaran piutang, perputaran persediaan. Selain itu, masih ada rasio-rasio nilai pasar. Rasio-rasio ini menggunakan angka yang diperoleh dari laporan keuangan dan pasarr modal. Beberapa rasio tersebut adalah price earnings ratio, market to book value ratio. Kasmir (2018) menjelaskan berdasarkan ruang lingkupnya analisis rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis yaitu: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas atau profitabilitas, dan rasio pasar. Rasio likuiditas ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari: Current Ratio, Quick Ratio dan Net Working Capital.

Rasio solvabilitas menunjukkan kemapuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas terdiri dari: Debt Ratio, Debt to Equity, Long Term Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Capitalization Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow Interest Coverage, Cash flow to Net income, dan Cash Return on Sales. Rasio Aktivitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya. Rasio Aktivitas terdiri dari: Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory Turnover, Average Collection Period dan Day’s sales in Inventory.

Rasio Rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan skeuantungan. Rasio rentabilitas terdiri dari: Gross Pofit Margin, Net Profit Margin, Operating return on Assets, Return on Equity, dan Operating Ratio. Sedangkan rasio pasar menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham. Rasio pasar terdiri dari: dividend Yield, dividend per Share, dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Earning Per Share, Book Value Per Share, dan Price to Book Value.

Harahap (2018) menggambarkan kerangka rasio keuangan dalam tiga aspek penting dalam menganalisis laporan keuangan yaitu sebagai berikut:

  1. Rasio likuiditas, bertujuan menguji kecukupan dana, solvency perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban – kewajiban yang harus dipenuhi. Rasio likuiditas antara lain rasio lancar (Current Ratio), rasio tunai (Quick Ratio), perputaran piutang (receivable turn over), dan perputaran persediaan (inventory turn over).
  2. Rasio profitabilitas, bertujuan mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Rasio profitabilitas antara lain margin keuntungan (Profit margin), margin laba kotor (gross profit margin), perputaran aktiva (operating assets turn over), imbal hasil dari investasi (Return On Investment), dan rentabilitas modal sendiri (return on equity).
  3. Rasio kepemilikan, berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan keuntungan dan likuiditas. Rasio ini membantu pemilik saham dalam mengevaluasi aktivitas dan kebijaksanaan perusahaan yang berpengaruh terhadap harga saham di pasaran. Rasio kepemilikan antara lain keuntungan per lembar saham (Earning Per Share), nilai buku per lembar saham (book value per share), serta rasio utang dan modal sendiri (capital structure ratio).

Rasio keuangan yang sering digunakan dalam bisnis adalah sebagai berikut, (Harahap, 2018):

  1. Rasio Likuiditas
    Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung memlalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. Beberapa rasio likuiditas yaitu : rasio lancar, rasio cepat (Quick Ratio), rasio kas atas aktiva lancar, rasio kas atas utang lancar, rasio aktiva lancar dan total aktiva, dan rasio aktiva lancar dan total utang.
  2. Rasio Solvabilitas
    Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang. Rasio solvabilitas antara lain : rasio utang atas modal, rasio pelunasan utang (debt service ratio), dan rasio utang atas aktiva.
  3. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas
    Rasio profitabilitas disebut juga rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating ratio. Beberapa jenis rasio rentabilitas antara lain : margin laba (profit margin), asset turn over (return on asset), Return On Investment (return on equity), return on total asset, basic earning power, Earning Per Share, dan contribution margin.
  4. Rasio Leverage
    Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang. Rasio ini bias juga dianggap bagian dari rasio solvabilitas. Rasio leverage antara lain : leverage, capital adequacy ratio (CAR) (Rasio Kecukupan Modal), capital formation.
  5. Rasio Aktivitas
    Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio ini diantara lain: inventory turn over, receivable turn over, fixed asset turn over, total asset turn over, dan periode penagihan piutang
  6. Rasio Pertumbuhan
    Rasio ini menggambarkan persentasi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun. Rasio pertumbuhan antara lain : kenaikan penjualan, kenaikan laba bersih, Earning Per Share (EPS), kenaikan dividen per share.
  7. Marked Base (Penilaian Pasar)
    Rasio ini merupakan rasio yang lazim dan khusus dipergunakan dipasar modal yang menggambarkan situasi atau keadaan prestasi perusahaan dipasar modal. Tidak berarti rasio lainnya tidak dipakai. Rasio ini antara lain : price earning ratio (PER) dan market to book value ratio.
  8. Rasio Produktivitas.
    Jika perusahaan ingin dinilai dari segi produktivitas unit-unitnya maka bisa dihitung rasio produktivitas. Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai. Rasio produktivitas antara lain : rasio karyawan atas penjualan, rasio biaya per karyawan, rasio laba terhadap karyawan dan rasio laba terhadap cabang.

Kegunaan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan. (Hanafi dan Abdul, 2018) kegunaannya yaitu:

  1. Bagi manajemen perusahaan dengan adanya analisis rasio keuangan maka akan diperoleh suatu informasi mengenai kondisi atau keadaan keuangan sehingga dapat membuat keputusan – keputusan yang diperlukan bagi kepentingan kegunaan rasio keuangan sebagai bahan pertimbangan apakah perusahaan tersebut akan menguntungkan apabila sahamnya dibeli.
  2. Bagi banker berguna untuk mempertimbangkan pemberian kredit jangka pendek maupun jangka panjang kepada perusahaan. Untuk itu para banker lebih tertarik pada rencana jangka pendek, likuiditas, kemampuan memperoleh laba, tingkat efisiensi operasional dan solvabilitas.
  3. Bagi investor lebih tertarik pada kemampuan memperoleh laba jangka panjang dan tingkat efisiensi perusahaan.
  4. Bagi para kreditur jangka panjang lebih tertarik pada kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan tingkat efisiensi operasional.

Hanafi dan Abdul (2018) menjelaskan kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

  1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
  2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
  3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
  4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
  5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi dan peningkatan.
  6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. laporan keuangan juga antara lain:
    a) Dapat menilai prestasi perusahaan
    b) Dapat memproyeksi laporan perusahaan
    c) Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang.