Diperbarui tanggal 2/01/2023

Perilaku Menabung

kategori Ekonomi dan Keuangan / tanggal diterbitkan 12 November 2022 / dikunjungi: 1.99rb kali

Pengertian Menabung

Dalam konteks ekonomi, tabungan didefinisikan sebagai sisa pendapatan setelah dikurangi konsumsi selama periode waktu tertentu (Browing & Lusardi 1996; Warneryd 1999) Sebaliknya, menabung dalam konteks psikologis disebut proses dengan tidak menghabiskan uang untuk periode saat ini untuk digunakan di masa depan Warneryd (dalam Sirine & Utami, 2016:31). Menurut O.P Simorangkir (1988:42) tabungan adalah merupakan fungsi dari simpanan dan keamanan atas uangnya. Oleh karena itu dapat ditarik suatu pengertian bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang, maka porsi yang ditabung semakin besar pula.

Sedangkan menurut Bank Indonesia (2014) mendefinisikan menabung sebagai kegiatan menyisihkan uang untuk dikumpulkan guna mencapai target dana tertentu agar kelak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Selanjutnya menurut Paturochman (2007:4) menabung adalah salah satu kegiatan yang penting untuk dilakukan setiap orang, karena hasil tabungan tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan usaha menjadi lebih besar dari pada sebelumnnya atau dapat digunakan untuk mengulangi berbagai kebutuhan yang mendesak.

Jenis-jenis Menabung

Menurut Bank Indonesia (2014:23) menabung dapat dilakukan secara tradisional dan modern.

  1. Menabung Secara Tradisional
    Menabung secara tradisional yaitu menabung dengan menyimpan uang dibawah tumpukan pakian, selipan buku atau celengan. Cara ini tentu mudah untuk dilakukan karena tidak ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh penabung, tetapi banyak resikonya antara lain resiko uang yang hilang, rusak, basah dan terbakar.
  2. Menabung Secara Modern
    Menabung secara modern salah satunya dapat dilakukan di lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan pihak ketiga yang membantu masyarakat untuk menyimpan dana. Lembaga keuangan merupakan tempat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya. Dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Selain menabung di lembaga keuangan, menabung secara modern dapat juga dilakukan dalam bentuk emas.

Pengertian Perilaku Menabung

Perilaku menabung adalah kombinasi persepsi kebutuhan masa depan, keputusan menabung dan tindakan penghematan menurut Warneryd (dalam Sirine & Utami, 2016:31). Cronqvist & Siegel (dalam Rohman & Widjaja, 2018:111) menyatakan bahwa perilaku menabung merupakan pilihan setiap individu untuk menggunakan pendapatannya untuk menabung atau konsumsi, perilaku tersebut juga dapat mempengaruhi kesejahteraannya. Sedangkan menurut (Wahana,2014) perilaku menabung merupakan keputusan seseorang apakah memilih untuk melakukan kegiatan menabung atau tidak melakukan kegiatan menabung. Menurut (Gadinasyin,2014:27) perilaku menabung merupakan suatu sikap yang positif, dimana di dalamnya tersimpan makna yang luar biasa, yaitu sikap menahan diri dan jujur. Dengan diterapkan nya perilaku menabung sejak dini, maka perilaku ini akan terbawa hingga dewasa nanti.

Dari pengertian beberapa ahli di atas dapat dikemukakan bahwa perilaku menabung adalah suatu sikap yang dimiliki seseorang dalam mengelolah uang yang dimiliki nya yang disisihkan sebagaian untuk disimpan atau digunakan kembali jika ada keperluan yang sekiranya mengharuskan untuk menggunakan kembali uang tersebut.

Faktor – faktor yang mempengaruhi Perilaku Menabung

Menurut Ritonga dan Firdaus (dalam Amilia, Bulan, dan Rizal 2018:101) salah satu faktor terpenting yang menentukan tingkat konsumsi dan tabungan adalah pendapatan rumah tangga, namun masih ada faktor lain yang juga berpengaruh terhadap tingkat seseorang untuk menabung antara lain:

  1. Kekayaan yang telah terkumpul
    Ketika seseorang mempunyai harta warisan atau tabungan yang banyak dari hasil usaha di masa lalu, maka dalam keadaan tersebut ia sudah tidak terdorong lagi untuk menabung lebih banyak karena sebagian besar pendapatannya digunakan untuk konsumsi di masa sekarang. Sebaliknya, untuk orang yang tidak mempunyai warisan atau kekayaan akan lebih bertekad untuk menabung agar memperoleh kekayaan lebih untuk masa depan.
  2. Tingkat bunga
    Tingkat bunga biasa dikatakan sebagai pendapatan yang diperoleh dari tabungan. Seseorang akan menabung dalam jumlah banyak apabila tingkat bunga tinggi dan akan menurunkan tingkat tabunganya pada saat tingkat bunga rendah karena mereka akan merasa lebih baik melakukan pembelanjaan konsumsi dari pada menabung.
  3. Sikap Berhemat
    Perilaku masyarakat dalam mengalokasikan pendapatannya tentu berbeda-beda. Ada orang yang mengalokasikan pendapatannya untuk konsumsi lebih banyak namun ada juga orang yang lebih sedikit mengalokasikan pendapatannya untuk belanja.
  4. Kedamaian perekenomian
    Perekonomian yang tumbuh pesat dan tidak banyak pengangguran masyarakat cenderung lebih aktif melakukan pembelanjaan. Mereka mempunyai kecendrungan berbelanja lebih banyak di masa kini dan mengurangi tingkat tabungan.
  5. Distribusi pendapatan
    Masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata maka lebih banyak tabungan yang akan diperoleh. Sebagian besar pendapatan nasional dinikmati oleh segolongan kecil penduduk yang sangat kaya dan golongan masyarakat ini mempunyai kecendrungan menabung yang tinggi. Sebagian besar penduduk yang hanya cukup membiayai konsumsinya sehingga tingkat tabungannya kecil.
  6. Tersedia tidaknya dan pensiun yang mencukupi
    Pendapatan dari pensiun besar jumlahnya, maka para pekerja tidak terdorong untuk menabung lebih banyak pada masa bekerja dan menaikkan tingkat konsumsinya. Sebaliknya, apabila pensiun sebagai jaminan hari tua jumlahnya sedikit atau tidak mencukupi maka masyarakat akan cenderung untuk menabung lebih banyak untuk persiapan di masa depan.

Sedangkan menurut Nugroho dalam Amilia, Bulan, dan Rizal (2018:101) Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menabung antara lain:

  1. Faktor Kebudayaan
    Kebudayaan merupakan faktor yang paling besar dari keingiDnan dan perilaku seseorang. Bila makhluk- makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat
    nilai, persepsi preferensi dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga-lembaga sosial penting lainnya.
  2. Faktor-Faktor Sosial
    Faktor-faktor sosial juga sangat berpengaruh untuk seseorang berminat menabung yang termasuk pada faktor- faktor sosial adalah kelompok referensi, keluarga serta peran dan status.
  3. Faktor Pribadi
    Seseorang berminat menabung tergantung juga pada faktor pribadinya masing-masing. Jika seseorang tidak memiliki pekerjaan bagaimana akan menabungkan uangnnya. Keadaan ekonomi juga sangat berpengaruh untuk mempengaruhi siswa dalam menabung.
  4. Faktor Gaya Hidup
    Pola hidup di dunia yang di ekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan suatu dibalik kelas sosial seseorang.
  5. Faktor Psikologi
    Faktor psikologis dapat berupa motivasi, persepsi, proses belajar dan kepercayaan dan sikap.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menabung menurut Thung dkk, (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “ Determinants of Saving Behaviour Among the University Student in Malaysia” menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku menabung mahasiswa yaitu melek keuangan, sosialisasi orang tua, pengaruh rekan dan pengendalian diri.

Dapat paparan diatas dapat disimpulkan bahwa dari beberapa faktor yang mempengerahui perilaku menabung, peneliti lebih memfokuskan kepada faktor literasi keuangan menurut Thung dkk, (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “ Determinants of Saving Behaviour Among the University Student in Malaysia” dan Faktor Gaya Hidup yang dikemukakan oleh Nugroho dalam Amilia, Bulan, dan Rizal (2018:101).

Indikator Perilaku Menabung

Menurut Triani (2017:35). Indikator perilaku menabung terdiri dari:

  1. Menabung secara periodik
    Menabung sebaiknya dilakukan segera setelah mendapatkan penghasilan. Dengan demikian, begitu menerima pendapatan dapat langsung menyimpan uang dalam jumlah tertentu sesuai dengan perencanaan yang dibuat untuk ditabung agar aman. Hal ini dapat dilakukan dengan memisahkab rekening untuk tabungan dan bila perlu jangan dibuatkan ATM, agar tidak tergoda untuk mengambil uangnya kembali.
  2. Membandingkan harga sebelum melakukan pembelian
    Perbandingan harga sebelumnya melakukan pembelian dilakukan guna mendapatkan harga barang yang lebih murah untuk barang yang sama, yang merupakan salah satu cara untuk menghemat pengeluaran.
  3. Mengontrol Keuangan
    Mengontrol pengeluaran dilakukan dengan tidak membeli sesuatu secara mendadak atau diluar dari pos pengeluaran bulanan, kecuali hal yang bersifat penting. Dengan kata lain mengendalikan diri untuk tidak berbelanja barang yang memiliki sifat tidak wajib untuk dibeli.
  4. Memiliki uang cadangan
    Memiliki cadangan uang berarti memiliki simpanan uang diluar pos pengeluaran bulanan untuk persiapan menghadapi hal-hal yang tidak terduga mungkin akan terjadi.
  5. Berhemat
    Menabung terlebih dahulu untuk rencana di masa yang akan datang mempersiapkan tabungan untuk keperluan atau rencana khusus untuk masa depan. Dengan melakukan perkiraan jumlah tabungan yang disisihkan. Sehingga mencapai jumlah yang cukup ketika waktunya tiba untuk menggunakan uang yang telah disisihkan tersebut dimasa yang akan datang.

Dari paparan teori diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku menabung merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh seseorang dalam mengelola uang yang dimiliki nya yang dimana uang tersebut disisihkan sebagaian untuk disimpan atau digunakan kembali jika ada keperluan yang sekiranya mengharuskan untuk menggunakan uang tersebut. adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini merujuk kepada aspek perilaku menabung yang dimana masih terdapat rendahnya pola perilaku mahasiswa dalam menabung yang menyebabkan mahasiswa tersebut tidak dapat mengontrol keuangan nya dengan baik.