Diperbarui tanggal 13/Nov/2022

Gaya Hidup

kategori Ekonomi dan Keuangan / tanggal diterbitkan 12 November 2022 / dikunjungi: 7.48rb kali

Pengertian Gaya Hidup

Gaya hidup menurut Mowen dan Minor, 2020 dalam (Tatik Suryani, 2008:73) menunjukan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya dan bagaimana mereka memanfaatkan waktunya. John Plummer dalam Engel mengatakan bahwa gaya hidup mengukur aktivitas manusia dalam hal, bagaimana mereka menghabiskan waktunya, minat mereka terhadap apa yang dianggap penting, pandangan-pandangan baik terhadap diri sendiri maupun orang lain dan karakter dasar yang pernah dilalui dalam kehidupan (life cycle), penghasilan, pendidikan, dan dimana mereka tinggal.

Suyanto (2013:139) menyatakan bahwa gaya hidup mengandung pengertian sebagai cara hidup mencakup sekumpulan kebiasaan, pandangan dan pola-pola respon terhadap hidup, serta terutama perlengkapan hidup. Sedangkan menurut Mowen dan Minor (2002:282) mengemukakan secara sederhana gaya hidup merupakan “bagaimana seseorang hidup. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995:49) gaya hidup sebagai pola yang digunakan orang untuk hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Sedangkan menurut Setiadi (2008:148) menjelaskan gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup, bagaimana seseorang menghabiskan waktu, (aktivitas) apa yang ia anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang ia pikirkan tentang diri sendiri dan juga dunia sekitarrnya (pendapat).

Selanjutnya Suryani (2013:57) mengatakan bahwa gaya hidup menunjukan bagaimana cara seseorang mengalokasikan pendapatnya, dan memilih produk maupun jasa dan berbagai pilihan lainnya ketika seseorang memilih alternatif dalam satu kelompok jenis produk yang ada. Sementara itu Fudyartanta, (2012:210) memandang gaya hidup mahasiswa dapat berubah, akan tetapi perubahan ini bukan disebabkan oleh berubahnya kebutuhan. Pada masa puber, bukan lagi orang tua yang menjadi model, melainkan orang-orang yang umurnya sama yang menjadi model utama. Menurut Kotler dan Keller, (2008:175) gaya hidup adalah pola hidup seseorang sehari-hari yang di ekspresikan dalam kegiatan, minat, dan pendapat (opini). Gaya hidup melukiskan “keseluruhan pribadi seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya.

Sutisna (2002:145) juga berpendapat bahwa gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat).

Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa gaya hidup adalah bagaimana cara seseorang dalam menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimiliki nya.

Skala Gaya Hidup (Value Minded)

Adapun skala gaya hidup (value minded) butir-butirnya disusun berdasarkan tiga hal yang mempengaruhi seseorang yang memiliki gaya hidup (value minded) yang dikemukakan oleh Knapp (2002) dengan aspek yaitu:

  1. Waktu
    Konsumen dengan gaya hidup ini sangat mengharapkan keefisien waktu dalam mencari dan membeli sesuatu produk
  2. Uang
    Harga suatu barang yang dirasa terlalu tinggi (besar) dari barang lain yang memiliki harga yang lebih murah dan kualitas yang relatif sama dengan barang sebelumnya, akan cenderung menyebabkan muncul pola perilaku membeli yang berbeda dari konsumen.
  3. Perasaan
    Rasa puas dari pemakai atau pengguna barang tersebut yang akan menyebabkan pengulangan perilaku pembelian.

Dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang mempengaruhi gaya hidup seseorang yaitu: waktu, uang dan perasaan. Seseorang sangat mengharapkan koefisien waktu dalam membeli suatu produk dan cenderung mencari barang yang memiliki harga yang murah dan berkualitas. Jika hal itu telah dicapai konsumen, konsumen akan merasakan rasa puas dalam memakai barang yang dibelinya sehingga menyababkan konsumen melakukan pembelian secara berulang.

Bentuk-bentuk Gaya Hidup

Bentuk-bentuk gaya hidup menurut Chaney (dalam jurnal Dauzan Deriyansyah dan Anita Damayantie, 2013:187) ada beberapa bentuk gaya hidup antara lain:

  1. Industri gaya hidup
    Dalam abad ini, penampilan diri itu justru mengalami estisisasi, “estesiasi kehidupan sehari-hari” dan bahkan bunuh/diri pun justru mengalami estisisasi tubuh. Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun menjadi sebuah proyek, benih penyamaian gaya hidup. “Kamu bergaya maka kamu ada!” adalah ungkapan yang mungkin cocok untuk melukiskan kegandrungan manusia modern akan gaya. Itulah sebabnya industri gaya hidup untuk sebagian besar adalah industri penampilan.
  2. Iklan gaya hidup
    Dalam masyarakat berkembang seperti Indonesia, berbagai perusahaan, para politisi, individu-individu semuanya terobsesi dengan citra. Di dalam era globalisasi informasi seperti sekarang ini, yang berperan besar dalam membentuk budaya citra dan budaya cita rasa adalah gempuran iklan yangmenawarkan gaya visual yang kadang-kadang mempesona dan memabukkan Iklan merepresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara halus arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Iklan juga perlahan tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat.
  3. Public relations dan Journalisme gaya hidup
    Pemikiran masyarakat dalam dunia promosi sampai pada kesimpulan bahwa dalam budaya berbasis selebriti para selebriti membantu dalam pembentukan identitas dari para konsumen kontenporer. Dalam budaya konsumen, identitas menjadi suatu sandaran. Generasi baru seperti sekarang ini dianggap terbentuk melalui identitas yang diilhami selebriti seperti cara mereka berselancar di dunia maya (Internet), cara mereka gonta-ganti busana untuk jalan-jalan. Ini berarti bahwa selebriti dan citra mereka digunakan momen demi momen untuk membantu konsumen dalam pencarian identitas.
  4. Gaya hidup mandiri
    Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada sesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan kelebihan dan kekurangan tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah alat untuk menyusun strategi. Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan secara sadar dan memahami bentuk setiap resiko yang akan terjadi serta siap menanggung resiko dan dengan ke disiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri. Dengan gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta menimbulkan inovasi-inovasi yang kreatifuntuk menunjang kemandirian tersebut.
  5. Gaya hidup hedonis
    Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitas nya untuk mencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak mengabiskan waktu diluar rumah lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi pusat perhatian.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Amstrong (dalam Nugraheni, 2003:15) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang adalah sikap, pengalaman, danpengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, persepsi, kelompok referensi, kelas sosial, keluarga, dan kebudayaan.

Dari pendapat di atas dapat dikelompokan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).

Faktor internal yaitu sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi dengan penjelasannya sebagai berikut:

  1. Sikap
    Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
  2. Pengalaman dan pengamatan
    Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya di 1masa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar
    orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.
  3. Kepribadian
    Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.
  4. Konsep diri
    Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya.
  5. Motif
    Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
  6. Persepsi
    Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.

Adapun faktor eksternal dijelaskan sebagai berikut:

  1. Kelompok referensi
    Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok di mana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok di mana individu tidak menjadi anggota di dalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
  2. Keluarga
    Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.
  3. Kebudayaan
    Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi. Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, dan kebudayaan.

Pengukuran Gaya Hidup

Gaya hidup sangat mempengaruhi perilaku seseorang yang akhirnya akan menentukan pilihan-pilihan untuk mengkonsumsi barang dan jasa. Untuk mengetahui gaya hidup seseorang dapat digunakan konsep psikografi (psychograpichs) adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup yang memberikan pengukuran kuantitatif. Instrumen ini berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai aktivitas (activities), minat (interest) dan opini (opinion) konsumen. Sehingga sering diistilahkan sebagai AIO statement (Suryani, 2008:74).

Pengelompokan gaya hidup mahasiswa dapat diukur dengan ilmu psikografis salah satu klasifikasi yang paling populer didasarkan pada ukuran ukuran psikografis adalah tipilogi sistem nilai dan gaya hidup value and lifestyle yang biasa disebut (VALS). Gaya hidup dalam penelitian ini diukur dengan tiga dimensi perspektif gaya hidup yaitu aktivitas (activities), minat (interest) dan pendapat (opinion) mahasiswa. Dimensi aktivitas akan mengukur bagaimana mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi menghabiskan waktunya, dimensi minat akan mengukur hal apa yang dianggap penting bagi mahasiswa, dan dimensi pendapat akan mengukur bagaimana respon mahasiswa dari stimulus atau pertanyaan yang diajukan.

Indikator Gaya Hidup

Adapun indikator gaya hidup menurut Suryani (2013:159) dijabarkan sebagai berikut:

  1. Kegiatan
    kegiatan merupakan apa yang akan dikerjakan konsumen, produk apa yang akan dibeli maupun digunakan, kegiatan apa yang akan dilakukan untuk mengisi waktu luang.
  2. Minat
    Minat merupakan objek peristiwa, atau topic dalam tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus ataupun terus-menerus. Interest dapat berupa kesukaaan kegemaran atau prioritas dalam konsumen tersebut. Minat merupakan apa yang konsumen anggap menarik untuk meluangkan waktu atau juga mengeluarkan uang. Minat merupakan faktor pribadi konsumen dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian Interest merupakan faktor pribadi konsumen dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
  3. Opini
    Opini merupakan pandangan maupun perasaan konsumen dalam menanggapi isu-isu global, lokal perekonomi dan sosial. Opini dapat digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan atau evaluasi seperti adanya kepercayaan Opinion merupakan pendapatan dari setiap konsumen yang berasal dari pribadi mereka sendiri

Dari paparan teori diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan variabel gaya hidup dalam penelitian ini adalah bagaimana cara seseorang dalam menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimiliki nya. Adapun indikator-indikator dalam penelitian ini mengacu kepada gaya hidup menurut Suryani (2013:159) yaitu kegiatan, minat dan opini.