Diperbarui tanggal 16/Nov/2022

Emotional Branding

kategori Ekonomi dan Keuangan / tanggal diterbitkan 16 November 2022 / dikunjungi: 0.99rb kali

Pengertian Emotional Branding

Strategi pemasaran baru yang saat ini berkembang dalam dunia pemasaran bisnis untuk pemasaran barang dan jasa dikenal dengan strategi emotional branding yang merupakan paradigma baru untuk menghubungkan merek dengan pelanggannya (Komariah 2016:190). Emotional branding membawa kredibilitas dan kepribadian baru bagi merek dengan cara membina hubungan yang kuat dengan masyarakat secara personal dan menyeluruh. Emotional branding didasarkan pada kepercayaan unik yang dibangun bersama dengan audiensi. Emotional branding meningkatkan penjualan atas dasar kebutuhan untuk memenuhi pelanggan. Komitmen pelanggan terhadap sebuah produk atau institusi (Gobe 2005:xii).

Emotional branding menekankan pada hubungan manusia yang terjalin antara perusahaan dengan pelanggan. Dalam pasar dengan persaingan yang sangat tinggi dimana barang atau jasa tidak cukup untuk menarik suatu pasar baru atau bahkan mempertahankan pelanggan yang sudah ada, aspek emotional dari suatu produk yang akan kunci perbedaan antara pilihan akhir konsumen dengan harga yang mereka bayar (Gobe 2005:xvii).

Emotional branding memfokuskan pada aspek yang paling mendesak dari karakter manusia, keinginan untuk mendapatkan kepuasan material, dan mengalami pemenuhan emosional. Jadi emotional branding adalah saluran dimana anggota secara tidak sadar berhubungan dengan koperasi dan dengan produk dari koperasi tersebut dalam suatu metode yang mengagumkan secara emosional. Emotional branding yang kuat dapat dihasilkan dari kemitraan dan komunikasi terhadap pelanggan(Gobe 2005:xxxi).

Dari definisi – definisi tersebut emotional branding adalah saluran dimana anggota secara tidak sadar berhubungan dengan koperasi dan produk dari koperasi tersebut merupakan alat untuk menciptakan komunikasi pribadi dengan konsumen sehingga tercipta suatu hubungan yang dalam dan intens untuk jangka waktu yang panjang.

Dimensi Emotional Branding

Dimensi Emotional Branding Konsep dasar dari proses emotional branding didasarkan pada empat aspek penting yang memberikan kerangka strategi bagi emotional branding. (Gobe, 2005 : 36-37). Empat aspek tersebut adalah:

  1. Relationship (Hubungan) adalah tentang menumbuhkan hubungan yang mendalam dengan menunjukkan rasa hormat pada konsumen serta memberikan mereka pengalaman emosional yang mereka inginkan.
  2. Sensorial experiences (Pengalaman pancaindera) Menyediakan konsumen suatu pancaindera dari suatu merek adalah kunci untuk mencapai hubungan emosional dengan merek yang menimbulkan kenangan manis serta akan menciptakan preferensi merek.
  3. Imagination (Imajinasi) dalam penetapan desain merek adalah upaya yang membuat proses emotional branding menjadi nyata. Pendekatan imajinatif dalam desain produk, kemasan, dan toko ritel memungkinkan merek menembus batas atas harapan dan meraih hati konsumen dengan cara yang baru dan segar.
  4. Vision (Visi) merupakan faktor utama dari kesuksesan jangka panjang suatu merek. Merek berkembang melalui suatu daur hidup dalam pasar dan untuk menciptakan serta mempertahankan pangsa pasar, merek harus diseimbangkan dengan kondisi pasar secara konsisten.

Elemen Emotional Branding

Terdapat sepuluh elemen dalam emotional branding yang emotional diperlukan oleh merek untuk mengekspresikan dirinya sehingga menjadi disukai atau menarik perhatian konsumen (Marc Gobe, 2003:xxxii), yaitu:

  1. Dari konsumen menuju manusia
    Konsumen membeli, manusia hidup. Dalam lingkaran komunikasi konsumen sering dianggap sebagai musuh secara tidak langsung. Hal yang baik digunakan dalam membubuhkan kesan positif di benak konsumen adalah dengan melakukan pendekatan yang didasari pada hubungan saling menghormati. Lagi pula konsumen itu sendiri merupakan sumber informasi terbaik milik perusahaan.
  2. Dari produk menjadi pengalaman
    Produk memenuhi kebutuhan, pengalaman memenuhi hasrat. Bagi produk yang sudah mapan yang ingin menarik dan mempertahankan minat konsumen dibutuhkan penjualan yang inovatif, iklan dan peluncuran produk baru dapat menjadi lama dan baru pada saat bersamaan jika produk tersebut terus mempunyai relevansi emosional terhadap konsumen.
  3. Dari kejujuran menuju kepercayaan
    Kejujuran diharapkan, kepercayaan bersifat melekat dan intim. Dengan demikian untuk memperoleh kedua hal ini dibutuhkan perjuangan yang keras. Kepercayaan adalah suatu nilai yang sangat penting dari sebuah merek dan membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dari perusahaan.
  4. Dari kualitas menuju preferensi
    Kualitas dengan harga yang tepat merupakan suatu hal yang sudah biasa saat ini. Preferensi menciptakan penjualan. Kualitas merupakan suatu penawaran yang penting, sedangkan preferensi terhadap merek memiliki hubungan yang rill dengan kesuksesan.
  5. dari kemasyuran menuju aspirasi menjadi terkanal bukan berarti dicintai. Kemasyuran merupakan apa yang menjadikan sesuatu terkenal. Untuk menjadi sesuatu yang terkenal dan terkenal maka sesuatu tersebut harus diekspresikan sesuai aspirasi konsumen.
  6. Dari identitas menuju kepribadian
    Identitas merupakan pengakuan. Kepribadian adalah mengenai karakter dan karisma. Identitas merek yang unik dan mengapresiasikan suatu poin perbedaan yang berkenaan dengan kompetensi. Mempunyai karakter yang karismatik yang mendorong suatu respon yang emosional.
  7. Dari fungsi menuju perasaan
    Fungsionalitas dari suatu produk adalah hanya mengenai kegunaan atau kualitas yang dangkal. Desain penginderaan adalah mengenai pengalaman. Fungsionalitas dapat menjadi usang jika penampilan dan kegunaanya tidak didesain juga demi pertimbangan perasaan. Banyak pemasar yang mendesain untuk mendapatkan pengalaman yang sesungguhnya dari para konsumen.
  8. Dari ubikuitas menuju kehadiran
    Ubikuitas (keberadaan yang sangat umum) dapat dilihat dan kehadiran emosional dapat dirasakan. Merek dapat membentuk hubungan yang permanen dan kuat dengan manusia jika merek tersebut didasarkan menjadi gaya hidup.
  9. Dari komuniasi menuju dialog
    Komunikasi adalah memberitahu dan dialog adalah berbagi. Komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya adalah tentang pemberian informasi secara umum adalah komunikasi satu arah. Sedangkan dialog rill mengidentifikasikan hubungan dua arah antara konsumen dengan perusahaan.
  10. Dari pelayanan menuju hubungan
    Pelayanan adalah menjual dan hubungan adalah penghargaan. Siapa yang merasa tidak spesial ketika datang kesuatu toko disambut dengan ramah. Pelayanan melibatkan suatu tindakan dasar efisiensi dalam transaksi komersial. Pelayanan adalah apa yang menghasilkan atau mencegah penjualan. Sedangkan hubungan berarti orang-orang yang ada dibalik merek tersebut sungguh-sungguh berusaha untuk memahami dan menghargai konsumen.

Indikator Emotional Branding

Pambudiono (2013:6) emotional branding adalah penciptaan citra dari sebuah merek dengan menggunakan nuansa emosional. Diukur dengan indikator sebagai berikut:

  1. Bangga dengan merek
  2. Menggunakan merek sesuai dengan citra diri
  3. Memiliki Perasaan yang mendalam terhadap merek