Diperbarui tanggal 2/01/2023

Pendapatan

kategori Ekonomi Pembangunan / tanggal diterbitkan 10 Desember 2022 / dikunjungi: 1.03rb kali

Teori Pendapatan

Boediono (1982) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Harga faktor produksi di pasar ditentukan oleh saling tarik menariknya antara penawaran dan permintaan. Secara singkat pendapatan (income) seseorang ditentukan oleh:

  1. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki dan bersumber pada hasil-hasil tabungannya ditahun-tahun lalu, dan warisan atau pemberian.
  2. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar.

Pendapatan juga dapat didefinisikan sebagai jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), pendapatan terdiri dari upah, atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga, dan dividen, serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosial atau asuransi pengangguran (Samuelson, 1996).

Menurut Sukirno (2007) pendapatan individu adalah pendapatan yang diterima seluruh rumah tangga dalam perekonomian dari pembayaran ke atas penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilikinya dan dari sumber lain. Hidup dengan sejahtera adalah suatu hal yang sangat didambakan bagi setiap keluarga, oleh karena itu setiap keluarga selalu berusaha agar kesejahteraannya selalu meningkat dari waktu ke waktu. Dengan adanya suatu peningkatan kesejahteraan yang tercermin dari meningkatnya pendapatan maka sebuah keluarga atau rumah tangga dapat memenuhi kebutuhannya yang berupa pangan dan non pangan. Dalam sebuah rumah tangga pendapatan merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dengan adanya pendapatan maka suatu rumah tangga akan memiliki keinginan yang dirasa perlu untuk segera dipenuhi sesuai dengan tingkat pendapatan yang diperoleh.

Pencapaian tingkat kesejahteraan akan selalu berbeda ataupun bervariasi dalam setiap rumah tangga. Sehingga distribusi pendapatan dan tingkat kesejahteraan juga akan berbeda antara rumah tangga yang satu dengan rumah tangga yang lainnya. Sehngga terdapat masyarakat yang tergolong mampu dan tidak mampu. Oleh sebab itu, diharapkan peningkatan pendapatan dapat turut meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Para pedagang di pinggir jalan berjualan dengan harapan memperoleh pendapatan. Pendapatan adalah hasil dari penjualan barang dan jasa yang dimiliki para pedagang di pinggir jalan. Pendapatan (income) pedagang ditentukan oleh faktor penjualan barang yang diproduksi dan harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan antara penjual dan pembeli. Untuk mengetahui besarnya pendapatan pedagang per bulannya dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Pendapatan Kotor
    TR = P × Q
    Keterangan :
    TR : Total Revenue (Penerimaan Total)
    P : Price (Harga)
    Q : Quantity (Jumlah Barang)
  2. Pendapatan Bersih
    Y = TR ? TC
    Keterangan:
    Y : Income (Pendapatan)
    TR : Total Revenue (Pendapatan Kotor Total/ Omzet Penjualan)
    TC : Total Cost (Total Biaya)
    Total cost merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Biaya ini diperoleh dengan menjumlahkan biaya tetap total dengan biaya variabel total yang rumusnya dapat ditulis sebagai berikut:
    TC = TFC + TVC
    Keterangan:
    TFC : Total Fixed Cost (Biaya Tetap Total)
    TVC : Total Variabel Cost (Biaya Variabel Total)

Macam-Macam Pendapatan

Menurut Boediono (2002), secara garis besar pendapatan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:

  1. Gaji dan upah, merupakan imbalan yang didapat setelah seseorang melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam suatu periode waktu (hari, minggu, dan bulan).
  2. Pendapatan dari usaha sendiri, merupakan nilai total dari hasil produksi yang dikurangi biaya-biaya yang dibayar dan usaha ini merupakan usaha milik sendiri yang tenaga kerjanya berasal dari keluarga sendiri, serta nilai sewa kapital milik sendiri dan semua pihak ini biasanya tidak diperhitungkan.
  3. Pendapatan dari usaha lain,merupakan pendapatan yang diperoleh tanpa memikirkan tenaga kerja, merupakan pendapatan sampingan pada umumnya yang diantaranya pendapatan dari hasil menyewakan asset yang dimiliki, bunga dari uang, sumbangan dari pihak lain, pendapatan pension, dan lain-lain.

Menurut Lipsey (1997) pendapatan terbagi menjadi dua macam, yaitu:

  1. Pendapatan perorangan, merupakan pendapatan yang dihasilkan oleh atau dibayarkan kepada perorangan sebelum dikurangi dengan pajak penghasilan perorangan.
  2. Pendapatan disposable, merupakan jumlah pendapatan yang dapat dibelanjakan oleh rumah tangga, atau pendapatan setelah dikurangi dengan pajak penghasilan

Sedangkan macam-macam pendapatan menurut perolehannya dapat dibagi menjadi dua, diantaranya sebagai berikut :

  1. Pendapatan kotor, yaitu hasil penjualan barang dagangan atau jumlah omzet penjualan yang diperoleh sebelum dikurangi pengeluaran dan biaya lain.
  2. Pendapatan bersih, merupakan penerimaan hasil penjualan dikurangi pembelian bahan, biaya transportasi, retribusi, dan biaya makan atau pendapatan total dimana total dari penerimaan (revenue) dikurangi biaya (cost).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Pada hakikatnya pendapatan yang diterima oleh seseorang maupun badan usaha tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tingkat pendidikan dan pengalaman seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengalaman maka makin tinggi pula tingkat pendapatannya. Kemudian tingkat pendapatan juga sangat dipengaruhi oleh modal kerja, jam kerja, akses kredit, jumlah tenaga kerja, tanggungan keluarga, jenis barang dagangan (produk), dan faktor-faktor lainnya. Pada umumnya masyarakat selalu mencari tingkat pendapatan tinggi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, akan tetapi dibatasi oleh bebrapa faktor tersebut (Nazir, 2010).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan, diantaranya:

  1. Kesempatan kerja yang tersedia, semakin banyak kesempatan kerja yang tersedia maka semakin banyak penghasilan yang diperoleh dari hasil tersebut.
  2. Kecakapan dan keahlian, dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap penghasilan.
  3. Motivasi, juga dapat mempengaruhi jumlah pendapatan atau penghasilan. Semakin besar dorongan seseorang untuk melakukan pekerjaan, maka semakin besar pula pendapatan atau penghasilan yang akan diperoleh.
  4. Keuletan kerja, definisi keuletan dapat disamakan dengan ketekunan, keberanian, untuk menghadapi segala macam tantangan. Bila saat menghadapi kegagalan maka kegagalan tersebut dijadikan sebagai bekal untuk meneliti kearah kesuksesan dan keberhasilan.
  5. Banyak sedikitnya modal yang digunakan, besar kecilnya usaha dilakukan seseorang sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya modal yang digunakan.