Kelebihan dan Kekurangan Elearning
Kelebihan E-Learning
Lee dan Owens (2004 : 191) mengatakan beberapa kelebihan e learning sebagai berikut :
- Universal access, yaitu semua orang dapat mengakses web dengan web browser artinya semua orang dapat menyampaikan suatu materi dari mana saja dan kapan saja di seluruh dunia.
- Easy of use, internet dan intranet mudah digunakan, mudah dijangkau pengguna secara luas dengan pengalaman komputer yang terbatas sekalipun.
- Multimedia content, yaitu teknologi ini mendukung multimedia sehingga isinya dapat lebih menarik serta dapat memfasilitasi cara belajar pengguna dengan gaya belajar yang berbeda-beda.
Kelebihan e-learning juga dikemukakan Edwards (2012: 2) yaitu:
- E learning can provide an individualized experience.
- E-learning can provide a safe harbor for learner mistakes. dan
- E-learning can be a continuing source of reference information.
Informasi yang diperoleh dari kelebihan e-learning tersebut antara lain:
- Kebutuhan pengalaman individual dapat diakomodir melalui e-learning dimana setiap siswa dapat mengakses sesuai dengan kebutuhannya.
- E-learning dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih memotivasi.
- Kegiatan pembelajaran yang berbasis kelas akan berakhir seiring selesainya waktu pembelajaran, tetapi melalui e-learning pembelajaran dapat berkesinambungan.
Kekurangan E-learning
Menurut University of Illinois dalam Illinois Online Network (2012) ada beberapa kekurangan e-learning yang harus diantisipasi dan diperhitungkan dalam pengembangannya, kekurangan tersebut terbagi dalam enam kategori utama yaitu: (1) the technology, (2) the student, (3) the facilitator, (4) the administration and faculty, (5) the online environment, dan (6) the curriculum. Ketidaksiapan teknologi, siswa, fasilitator serta kurikulum dalam mengadopsi sistem e-learning akan menjadi faktor yang menjadi kelemahan dari e-learning itu sendiri.
Lebih lanjut dikritisi Bullen dan Beam dalam Suyanto (2010: 7) ada beberapa kekurangan e-learning, yaitu:
- Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
- Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
- Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
- Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
- Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
- Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
- Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.
- Kurangnya penguasaan bahasa komputer.