Diperbarui tanggal 29/05/2022

Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini

kategori Pendidikan Anak Usia Dini / tanggal diterbitkan 29 Mei 2022 / dikunjungi: 8.42rb kali

Pengertian Motorik Kasar

Sukamti (2007:15) bahwa perkembangan motorik adalah sesuatu proses kemasakan atau gerak yang langsung melibatkan otot-otot untuk bergerak dan proses pensyarafan yang menjadi seseorang mampu menggerakkan dan proses persyarafan yang menjadikan seseorang mampu menggerakan tubuhnya. Perkembangan motorik merupakan awal dan landasa bagi perkembangan aspek lainnya, Sebab perkembangan motorik akan memberikan pengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perkembangan fisik juga dianggap sangat penting karena akan mempengaruhi perilaku anak sehari-hari.

Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1992) perkembangan: proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh kearah keadaan yang makin terorganisasi dan terspesialisasi. Perkembangan terjadi dalam bentuk perubahan kualitatif, kuantitatif atau kedua-duanya secara serempak. Menurut Magill Richard A, (1989:11) adalah berdasarkan kecermatan dalam melakukan gerakakn keterampilan dibagi menjadi dua yaitu keterampilan motorik kasar (gross motor skill) dan keterampilan motorik halus (fine motor skill).

  1. Ketrampilan Motorik Kasar (gross motor skill)
    Keterampilan motorik kasar (gross motor skill) merupakan keterampilan gerak yang menggunakan otot-otot besar, tujuan kecermatan gerakan bukan merupakan suatu hal yang penting akan tetapi koordinasi yang halus dalam gerakan adalah hal yang paling penting. Motorik kasar meliputi melompat, memelempar, berjalan, dan meloncat.
  2. Ketrampilan Motorik Halus (fine motor skill)
    Keterampilan motorik halus (fine motor skill) merupakan keterampilan motorik halus yang merupakan keterampilan yang memerlukan kontrol dari otot kecil dari tubuh untuk mencapi tujuan dari keterampilan. Secara umum keterampilan motorik halus meliputi koordinasi mata dan tangan keterampilan ini membutuhkan kecermatan yang tinggi. Contoh motori halus adalah: melukis, menjahit, dan mengancingkan baju.

Kedua ketrampilan tersebut sangat penting bagi tumbuh kembang anak kedepannya, dengan seimbang pertumbuhan ketrampilan motorik kasar dan ketrampilan motorik halus pada anak, mereka akan berprestasi dalam akademik maupun kegiatan non akademik, sehingga menjadikan anak lebih percaya diri dalam lingkunganya. Perkembangan motorik kasar pada anak lebih dulu dari pada motorik halus, misalnya anak akan lebih dulu memegang benda-benda yang ukuran besar dari pada ukuran kecil, karena anak belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik halusnya.

Menurut Gallahue dalam Samsudin (2008: 10) motorik adalah terjemahan dari kata “motor” yang berarti suatu dasar biologi atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Sedangkan menurut Muhibbin dalam Samsudin (2008: 10) juga menyebut motorik dengan istilah “motor” yang diartikan sebagai istilah yang menunjukan pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot juga gerakannya, demikian pula kelenjar-kelenjar juga (pengeluaran cairan atau getah).

Secara cepat dan singkat motorik menyebabkan terjadinya suatu gerak. Maksudnya gerak bukan hanya berhubungan dengan gerak yang dapat dilihat sehari-hari yang melibatkan gerak anggota tubuh (tangan, lengan, kaki, dan tungkai) melalui alat gerak tubuh (otot dan rangka), tetapi gerak yang melibatkan fungsi motorik seperti otak, saraf, otot, dan rangka. Motorik kasar adalah kemampuan untuk beraktifitas dengan menggunakan otot besar, kemampuan otot besar dapat dipergunakan untuk menggerakkan anggota badan, kaki, dan tangan dalam melakukan gerak lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif.

Menurut Samsudin (2008: 9) keterampilan gerak motorik kasar ada tiga jenis, diantaranya keterampilan lokomotor, keterampilan nonlokomotor, dan keterampilan manipulatif.

  1. Ketrampilan lokomotor
    Kemampuan lokomotor bertujuan untuk membantu anak mengembangkan keterampilan menggunakan otot-otot besar untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti: lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, melompat, dan meluncur.
  2. Ketrampilan nonlokomotor
    Keterampilan nonlokomotor yaitu keterampilan menggerakan bagian atau anggota-anggota tubuh seperti kepala,bahu, pinggang, dan kaki tanpa melakukan perpindahan. Kegiatan ini berupa gerakan mendorong, menarik, mengayun, meliuk, memutar, merangkak, membungkuk, mengangkat satu kaki, dan sebagainya.
  3. Ketrampilan manipulasi
    Keterampilan manipulatif merupakan keterampilan anak menggunakan benda, alat atau media dalam bergerak. Alat atau benda ini digunakan dengan cara dilempar, diayun, diangkat, ditarik, dihentakan, atau dengan cara lainnya sehingga dapat mendukung keterampilan yang diharapkan dapat dicapai dan dikuasai.

Motorik kasar adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot besarnya (Yudha. M dkk, 2005: 117). Sedangkan motorik kasar terbentuk saat anak-anak mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan hampir seperti orang dewasa, motorik kasar melibatkan otot-otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh anak (Harun dkk, 2012: 12).

Motorik kasar menurut Richard Decaprio (2008: 18) adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar otot yang ada dalam tubuh maupun seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan diri. Dalam pembelajaran motorik di sekolah anak mempunyai tahapan yang berurutan. Anak memiliki tahapan-tahapan yang khusus secara sempurna, sebelum meguasai tahap selanjutnya. Setiap anak dalam menguasai keterampilan motorik berbeda-beda walaupun usianya sama dan dalam satu bimbingan.

Dengan pengertian diatas yang dimaksud motorik kasar dalam penelitian ini adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi bagian tubuh anak seperti, mata, tangan dan aktivitas otot kaki, saraf, dan rangka, dalam menyeimbangkan badan serta kelincahan dan kecepatan pada saat bermain menggiring bola.

Tingkat Pencapaian Motorik Kasar Anak Usia Dini

Pembelajaran motorik kasar di sekolah tidak dapat terlepas dari unsur-unsur pokok. Guru harus memperhatikan unsur pokok pembelajaran motorik agar dapat mencapai kemampuan keterampilan gerakan fisik yang sesuai dengan target yang diharapakan (Richard Decaprio, 2008: 41-42). Dengan demikian permainan menggiring bola sudah termasuk latihan dalam unsur-unsur kemampuan motorik kasar yang khususnya adalah kemampuan kecepatan, kelincahan, koordinasi mata dan kaki dalam menguasai bola.

Menurut Sujiono (2010: 12.3-12.5) perkembangan motorik kasar anak usia dini dapat dilihat berdasarkan tiga jenis kegiatan, yaitu:

  1. Gerakan Lokomotor
    1. Melangkah, dimana anak dapat memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat lain dengan menggerakkan salah satu kaki kedepan, memindahkan tubuh kebelakang dan kesamping dengan diikuti kaki satunya lagi.
    2. Berjalan, dimana anak mampu melakukan gerakan jalan ditempat dengan kedua kaki secara bergantian, melangkahkan kaki secara bergantian antara kaki kanan dan kiri.
    3. Melompat, dimana anak mampu memindahkan tubuh kedepan dengan bertumpu pada salah satu kaki serta melompat kebelakang dan mendarat dengan kedua kaki.
  2. Gerakan nonlokomotor
    1. Gerakan-gerakan memutar tubuh, seperti anak mampu memutarkan kepala dan pinggang sesuai irama, memutar pergelangan kaki dan tangan sesuai yang diajarkan.
    2. Menekuk dan membungkukkan tubuh sambil memeluk kedua kaki, dimana anak mampu melakukan gerakan bangun tidur (sit up) serta duduk dan membungkuk sambil memeluk kedua kaki.
    3. Latihan keseimbangan (berbaring terlentang dan mengangkat kedua kaki serta menirukan gerakan pesawat terbang), dimana anak mampu melakukan sikap lilin (berbaring terlentang dan kedua kaki naik lurus keatas) serta melakukan gerakan seperti pesawat terbang (salah satu kaki diangkat, kedua tangan direntangkan lalu perlahan membungkukkan badan)
  3. Gerakan Manipulatif
    1. Menangkap, anak mampu berbelok dan berhenti dengan tepat serta menggunakan kedua tangan untuk menangkap suatu benda.
    2. Melempar bola, dimana anak mampu berlari sambil melompat untuk melemparkan benda dan mendarat dengan kedua kaki untuk menangkap bola itu kembali

Manfaat Perkembangan Motorik Bagi Anak

Perkembangan keterampilan motorik anak sangat penting bagi perkembangan pribadi secara keseluruhan. Hurlock (1978: 119) mencatat beberapa alasan tentang manfaat perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan individu, yaitu:

  1. Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki ketrampilan memainkan boneka, melempar, dan menangkap bola atau memainkan alat-alat permainan.
  2. Melalui ketrampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi “helplessness” (tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya, kekondisi yang “independence” (bebas, tidak bergantung). Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan “self confidence” (rasa percaya diri).
  3. Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah (school adjustment). Pada usia pra sekolah (taman kanak-kanak) atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
  4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucil atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).

Fungsi Perkembangan Motorik

Fungsi pengembangan motorik kasar pada anak TK (Anonim, 2008: 2), sebagai berikut:

  1. Melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan tangan.
  2. Memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik/motorik, rohani dan kesehatan anak.
  3. Membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak.
  4. Melatih keterampilan/ketangkasan gerak dan berpikir anak.
  5. Meningkatkan perkembangan emosional anak.
  6. Meningkatkan perkembangan sosial anak.
  7. Menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahami manfaat kesehatan pribadi.

Metode Perkembangan Motorik Kasar Anak

Metode merupakan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Untuk mengembangkan motorik anak, guru dapat menerapkan metode-metode yang akan menjamin anak tidak mengalami cidera dan menyesuaikannya dengan karakteristik anak TK. Hal-hal yang perlu dilakukan guru dalam pemilihan metode untuk meningkatkan motorik anak TK adalah menciptakan lingkungan yang aman dan kegiatan yang menantang, menyediakan tempat, bahan dan alat yang dipergunakan dalam keadaan baik, serta membimbing anak mengikuti kegiatan tanpa menimbulkan rasa takut dan cemas dalam menggunakannya. Untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai tujuan pengembangan motorik anak. Selain itu, metode yang akan dipilih harus memungkinkan anak bergerak dan bermain lebih leluasa, karena gerak adalah unsur utama pengembangan motorik anak.

Metode bermain adalah metode pembelajaran anak usia prasekolah di mana anak-anak diajak untuk melakukan kegiatan bersama yang berupa: kegiatan yang menggunakan alat dan atau melakukan kegiatan (permainan) baik secara sendiri maupun bersama teman-temannya, yang mendatangkan kegembiraan, rasa senang dan asyik bagi anak. Kegiatan yang dipilih dalam penelitian ini adalah bentuk permainan bersama-sama yaitu senam irama ceria untuk anak TK.

Daftar Pustaka

Agni Firdaus. 2018. Upaya Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Senam Ritmik. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 1 (1).

Fitri. 2016. Upaya meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui kegiatan senam irama pada kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Aftal Koripan Poncosari Srandakan Bantul. Skripsi. FKIP-PG PAUD, UNY. 

Harun, dkk. 2012. Latihan Psikomotorik Anak. Jakarta: Sagung Seto.

Magill, Richard A. 1989. Motorlearning Concept. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mahendra, A. 2001. Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Jakarta: Erlangga.

Nisnayeni. 2017. Peningkatan Perkembangan Motorik Kasar Anak Melalui Senam Irama di Taman Kanak-kanak Bina Ummat Pesisir Selatan. Skripsi. Pendidikan Guru Pendidikan Anak usia Dini, FKIP. 

Richard, Decaprio. 2008. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas. 

Sumantri. 2005. Perkembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Sukamti, Endang R. 2007. Perkembangan Motorik. Yogyakarta: UNY

Samsudin. 2008. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Prenada Media Grup.

Sujiono, Bambang. 2010. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.