Diperbarui tanggal 21/05/2022

Perkembangan Motorik Halus

kategori Pendidikan Anak Usia Dini / tanggal diterbitkan 21 Mei 2022 / dikunjungi: 4.79rb kali

Pengertian Perkembangan Motorik Halus

Perkembangan motorik merupakan kemampuan atau kecakapan seseorang untuk menunjukkan gerakan tubuh secara cepat dan akurat. Keterampilan motorik tersebut merupakan suatu keterampilan umum seseorang yang berkaitan dengan berbagai keterampilan atau tugas gerak.keterampilan motorik yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan suatu tugas gerak seara maksimal sesuai dengan kemampuannya. Keterampilan motorik ada dua yaitu motorik halus dan motorik kasar seperti yang diungkapkan Hildebrand (1986) dalam (Kamtini & Husni Wardi Tanjung, 2005: 124) keterampilan motorik ada dua macam yaitu keterampilan koordinasi otot halus dan keterampilan koordinasi otot kasar. Keterampilan motorik dalam penelitian ini adalah keterampilan motorik halus.

Perkembangan motorik halus merupakan kemampuan untuk menggunakan otot tangan dengan baik terutama jari-jari tangan antara lain dengan melipat, menggenggam, mengambil dengan jari, dan menempel. Banyak cara yang dapatdigunakan agar kemampuan motorik halus anak meningkat sesuai dengan perkembangannya. Kemampuan motorik halus dapat dikembangkan melalui kegiatan berdasarkan Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) motorik halus anak kelompok B. Pada TPP yang ada pada Permendiknas No. 137 Tahun 2014 disebutkan bahwa kegiatan menempel gambar dengan tepat dapat meningkatkan Motorik halus dimana indikator pencapaiannya salah satunya adalah membuat gambar dengan teknik mozaik dengan memakai berbagai bentuk/bahan. Pengembangan fisik motorik merupakan salah satu perkembangan kemampuan dasar di TK.

Materi kegiatan perkembangan fisik motorik mencakup kegiatan yang mengarah pada kegiatan untuk melatih motorik kasar dan halus, yang terdiri atas gerakan-gerakan jalan, lari, lompat, menempel, menggunting, melipat dan sebagainya. Perkembangan mototrik halus anak dilakukan menggunakan tangan dalam berbagai alat dan media kreatif, misalnya pensil, gunting, tanah liat, plastisin, dan lain-lain (Endang Rini Sukamti, dkk., 2010: 1).Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Disetiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya.

Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Pernyataan di atas memperkuat asumsi bahwa anak perlu mendapatkan kesempatan untuk menggunakan kemampuan motoriknya. Tantangan bagi guru atau pendidik adalah menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif bagi proses perkembangan kemampuan motorik anak. Upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik atau guru untuk meningkatkan kemampuan motorik anak adalah melalui media yang kreatif dan menyenangkan bagi anak. Dengan menggunakan media kreatif tersebut anakdapat melaksanakan kegiatan yang dapat melatih otot-otot tangan, dan melatih koordinasi mata pikiran dan tangannya. Keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat atau media untuk kegiatan pembelajaran misalnya menggunting, menempel, menulis, menggambar, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan yang mencakup pemanfaatan tersebut, misalnya dengan teknik mozaik.

Manfaat Perkembangan Motorik Halus

Anak memperoleh berbagai macam kebermanfaatan dari berkembangnya motorik anak diantaranya:

  1. Kesehatan yang baik
    Kesehatan yang baik sebagian bergantung pada latihan. Apabila koordinasi motorik anak kurang baik maka anak kesulitan dalam melakukan latihan sehingga kesehatan anak juga akan berdampak kurang baik.
  2. Katarsis emosi
    Melalui latihan yang dilakukan anak dapat menyalurkan tenaga berlebih yang dimiliki anak, menyalurkan kegelisahan, ketegangan dan keputusasaan mereka.
  3. Kemandirian
    Perkembangan motorik yang baik memungkinkan anak semakin banyak melakukan aktivitas mereka sendiri, semakin besar kebahagiaan dan rasapercaya dirinya maka kemandirian akan terbentuk dalam dirinya.
  4. Hiburan diri
    Pengendalian motorik memungkinkan anak berkecimpung dalam kegiatan yang akan menimbulkan kesenangan baginya meskipun tidak ada teman sebaya.
  5. Sosialisasi
    Perkembangan motorik yang baik menjadikan anak dapat diterima dilingkungan sosial dan memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari keterampilan sosial. Perkembangan motorik yang baik memungkinkan anak memainkan peran kepemimpinan.
  6. Konsep diri
    Pengendalian motorik menimbulkan rasa senang, yang menjadikananak merasa aman secara psikologis. Rasa aman psikologis ini akan menimbulkan rasa percaya diri yang akan mempengaruhi perilaku anak sehingga konsep diri anak akan semakin baik.

Prinsip – Prinsip Perkembangan Motorik Halus

  1. Memberikan kebebasan ekspresi kepada anak
    Ekpresi adalah proses pengungkapan perasaan dan jiwa secara jujur dan langsung dari dalam diri anak.
  2. Melakukan pengaturan waktu, tempat,media (alat dan bahan) agar dapat merangsang anak untuk kreatif.
  3. Memberikan bimbingan kepada anak untuk menemukan teknik/cara yang baik dalam melakukan kegiatan dengan berbagai media, ketika melakukan kegiatan motoik halus anak memnggunakan berbagai macam media/alat dan bahan,oleh karena itu anak perlu mendapatkan contoh.
  4. Membimbing anak sesuai dengan kemampuan dan taraf perkembangan, dalam perkembangan anak terdapat karakteristik perkembangan yang berbeda-beda untuk tiap usia. Karena itu kita perlu memperhatikan apa dan bagaimana bimmbingan dan stimulasi yang dapat diberikan kepada anak sesuai dengan usia perkembanganya.
  5. Memberikan rasa gembira dan ciptakan suasana yang menyenangkan pada anak. Anak akan melakukan kegiatan denga seoptimal mungkin jika berada dalam kondisi psikologis yang baik kepada anak dalam berkarya motorik halus.
  6. Menumbuhkan keberanian anak dan hindarkan petunjuk yang dapat merusak keberanian dan perkembangan anak. Hindari komentar negatif ketika melihat hasil karya motorik halus anak, begitu pula kata-kata yang membatasi berupa larangan atau petunjuk yang terlalu banyak serta labeling pada anak.
  7. Melakukan pengawasan menyeluruh terhadap pelaksaaan kagiatan. Dalam mengembangkan kegiatan motorik halus orang dewasa perlu memberikan perhatian yang memadai pada anak,hal ini mendorong anak dan sekaligus menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pertengkaran memperebutkan alat berkarya.

Ada 5 prinsip perkembangan motorik sebagai berikut:

  1. Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf
    Gerakan terampil belum dapat dikuasai anak sebelum mekanisme otot anak berkembang optimal. Sebelum anak cukup matang tidak ada tindakan yang terkoordinasi. Misalnya untuk dapat berjalan maka otot kaki sudah harus siap untuk menopang tubuh anak dan syaraf yang terlibat dengan kemampuan berjalan harus sudah matang.
  2. Belajar keterampilan motorik tidak akan terjadi sebelum anak matang
    Sebelum sistem syaraf dan otot berkembang dengan baik, upaya untuk melatih gerakan anak menjadi terampil akan sia-sia.
  3. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan
    Perkembangan motorik mengikuti pola perkembangan motorik. Perkembangan sebelumnya melandasi perkembangan berikutnya.
  4. Perkembangan motorik dimungkinkan untuk dapat ditentukan
    Perkembangan motorik anak dimunkinkan dapat diramalkan berdasarkan karakteristik tingkat kemampuan sesuai dengan usianya. Misalnya anak yang berusia 2 tahun diperkirakan sudah mampu berjalan apabila belum dapat maka dikatakan mengalami keterlambatan.
  5. Perbedaan individu dalam laju pertumbuhan motorik
    Meskipun terdapat pola untuk perkembangan motorik secara umum namun pada dasarnya setiap individu memiliki laju pertumbuhan yang berbeda antara anak satu dengan anak lain. Kecepatan pertumbuhan setiap anak dipengaruhioleh banyak faktor. (Siti Aisyah, 2007: 4.40-4.42)

Dapat disimpulkan dari dua pendapat di atas bahwa ada lima prinsip dalam perkembangan motorik yaitu perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf, belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang, perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan, perkembangan motorik dimungkinkan untuk dapat ditentukan, dan adanya perbedaan individu dalam laju pertumbuhan motorik.

Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus

Menurut Hurlock, 1999 (dalam Rosmala Dewi, 2005) ada bermacam-macam faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan gerak motorik terutama motorik halus, antara lain :

  1. Perkembangan sistem saraf
    Sistem saraf sangat berpengaruh dalam perkembangan motorik, karena sistem syaraf merupakan sistem pengontrol gerak motorik pada tubuh manusia.
  2. Kemampuan fisik yang memungkinkan untuk bergerak
    Perkembangan motorik sangat erat kaitanya dengan fisik, maka kemapuan fisik seseorang akan sangat berpengaruh pada pada perkembangan motorik seseorang, anak yang normal perkembangan motoriknya akan lebih baik dibandingkan yang memiliki kekurangan fisik
  3. Keinginan anak yang memotivasi untuk bergerak
    Ketika anak mampu melakukan suatu gerak motorik, maka anak termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi.
  4. Lingkungan yang mendukung
    Motorik halus anak akan lebih teroptimal jika lingkungan tempat tumbuh kembang mendukung mereka bergerak bebas. Kegiatan diluar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otak
  5. Aspek psikologis anak
    Untuk menghasilkan perkembangan motorik halus yang baik pada anak diperlukan kondisi psikologis yang baik pula, agar mereka dapat mengembangkan gerakan motoriknya.
  6. Perkembangan sistem saraf
    Sistem saraf sangat berpengaruh pada perkembangan motorik seseorang karena sistem saraf mengontrol aktivitas motorik pada tubuh manusia.
  7. Kondisi fisik
    Perkembangan motorik sangat erat kaitannya dengan fisik, maka kondisi fisik sangat berpengaruh pada perkembangan motorik seseorang.
  8. Motivasi yang kuat
    Ketika seseorang mampu melakukan aktivitas motorik dengan baik kemungkinan besar dia akan termotivasi untuk menguasai keterampilan motorik yang lebih luas dan lebih tinggi lagi.
  9. Lingkungan yang kondusif
    Perkembangan motorik seorang individu kemungkinan besar bisa berjalanoptimal jika lingkungan tempatnya beraktivitas mendukung dan kondusif. Lingkungan di sini bisa berarti fasilitas, peralatan, sarana dan pra sarana yang mendukung serta lingkungan yang baik dan kondusif.
  10. Usia
    Usia sangat berpengaruh pada aktivitas motorik seseorang. Bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan tua mempunyai karateristik keterampilan motorik yang berbeda pula.

Fungsi Perkembangan Motorik Halus

  1. Melalui keterampilan motorik halus, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang
  2. Melalui keterampilan motorik halus, anak dapat beranjak pada kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama kehidupannya ke kondisi yang bebas / tidak bergantung
  3. Melalui keterampilan motorik halus, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah khususnya di Taman Kanak-Kanak (TK). (Anonim, 2010 : 10)

Tahapan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini

Motorik halus anak sudah mulai berkembang lebih baik di sekitar usia 3 tahun. Di usia ini, anak sudah mampu meniru cara memegang pensil. Namun posisi jari-jarinya masih belum cukup jauh dari mata pensil. Selain itu, tangan anak masih kaku untuk memegang pensil warna atau crayon saat mengambar. Perbedaan jenis kelamin juga berpengaruh pada perkembangan motorik halus anak. Menurut Sujiono, dkk (2010 : 1.15) perkembangan motorik halus yang dapat dilakukan oleh anak usia 3-6 tahun antara lain:

  1. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-4 tahun.
    1. Mengunting kertas menjadi dua bagian.
    2. Mencuci dan mengelap tangan sendiri.
    3. Mengaduk cairan dengan sendok.
    4. Menuang air dari teko.
    5. Memegang garpu dengan cara menggenggam.
    6. Membawa sesuatu dengan penjepit.
    7. Apabila diberi gambar kepala badan manusia yang belum lengkap, ia akan dapat menambahkan paling sedikit dua organ tubuh.
    8. Membuka kancing dan melepas ikat pinggang.
    9. Mengambar lingkaran, namun bentuknya masih kasar.
  2. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 4-5 tahun Menurut Dewi, (2005) antara lain :
    1. Mencotoh bentuk silang, lingkaran, bujur sangkar, dan segi tiga secara bertahap
    2. Menggambar bebas dengan pensil warna, krayon, arang, kapur tulis dan sebagainya.
    3. Menggunting kertas mengikuti garis lurus, lengkung, dan gelombang.
    4. Melipat kertas secara horizontal, vertical, dan diagonal menjadi bermacam-macam bentuk.
  3. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 5-6.
    1. Mengikat tali sepatu.
    2. Memasukan surat kedalam amplop.
    3. Mengoleskan selai di atas roti.
    4. Membentuk berbagai objek dengan teknik mozaik .
    5. Mencuci dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju.
    6. Memasukan lubang kedalam lubang jarum.

Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 137 Tahun 2014 Tentang Standar PAUD

  1. Menggambar sesuai gagasannya
  2. Meniru bentuk
  3. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan
  4. Menggunakan alat tulis dan alat makan dengan benar
  5. Menggunting sesuai dengan pola
  6. Menempel Gambar dengan tepat
  7. Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara rinci

Bahwa dalam pencapaian perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan mozaik dibutuhkan : (1) Menggambar sesuai gagasannya salah diantaranya menggambar sesuai dengan pola, warna, dan gambar bebas. (2) Meniru bentuk berupa meniru bentuk binatang dan bentuk buah-buahan contohnya : (kupu-kupu, burung, ayam, dll) (apel, magga, jeruk, dll) (3) Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan berupa Pecahan keramik, Pecahan kaca, Potongan kertas, Potongan daun, dan Potongan kayu. (4) Menggunakan alat tulis dan alat makan dengan benar seperti: pensil dan krayon, piring dan sendok (5)Menggunting sesuai dengan pola berupa menggunting kertas dan daun sebelum dimasukkan ke dalam pola gambar mozaik (6) Menempel Gambar dengan tepat dengan lem kayu dan lem kertas (7) Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara rinci dengan kreatifitas anak, imajinasi anak, dan dan pengamatan anak saat menggambar dalam kegiatan mozaik

Daftar Pustaka

Aisyah Siti 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini Tanggerang: Universitas Terbuka.

Apri Tri Sulastri, 2015. Peningkatan keterampilan motorik halus melalui kegiatan mosaik pada anak kelompok B Di TK Pamardisiwi Muju-Muju Yogyakarta.

Endang Rini Sukamti, Agus Supriyanto, dan Lismadiana. (2010). Perkembangan Motorik. Jurnal Kependidikan. Yogyakarta: FIK UNY.

Fridani Lara, dkk 2008. Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka

Ginantari, 2014. Peningkatan motorik halus anak kelompok B melalui kegiatan mozaik di TK Pertiwi IV Srimulyo Sragen.

Patmonodewo Soemiarti, 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Sumanto. (2005). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Sudijono, dkk (2008). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Sujiono, dkk. (2010). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sofyan, H. (2014). Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis Peningkatannya. Jakarta: CV Infomedika