Diperbarui tanggal 3/06/2022

Model Pembelajaran Sentra

kategori Pendidikan Anak Usia Dini / tanggal diterbitkan 3 Juni 2022 / dikunjungi: 12.74rb kali

Pengertian Model Pembelajaran Sentra

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini menyebutkan bahwa model-model pembelajaran tersebut diantaranya adalah:

  1. Model pembelajaran kelompok berdasarkan sudut-sudut kegiatan.
  2. Model pembelajaran kelompok berdasarkan kegiatan pengaman.
  3. Model pembelajaran berdasarkan area (minat), dan
  4. Model pembelajaran berdasarkan sentra.

Pembelajaran berbasis sentra (Mulyasa, 2014:155) adalah model pembelajaran yang dilakukan didalam lingkaran (circle time) dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat ketika guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberi pijakan kepada anak dilakukan sebelum dan sesudah bermain. Menurut Sujiono (2013:216) model Beyond Center and Circle Timeadalah suatu metode atau pendekatan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dan merupakan perpaduan antara teori dan pengalaman praktik.

Metode pembelajaran sentra atau dikenal dengan metode pembelajaran BCCT (Beyond Center and Circle Time). Model pembelajaran ini sudah dipatenkan selama lebih dari 30 tahun di Florida Amerika Serikat dan diadopsi oleh Indonesia pada tahun 2004. Di Indonesia model BCCT dikenal dengan istilah sentra dan lingkaran (SeLing) model ini menggunakan beberapa sentra sebagai tempat belajar dan bermain anak. (Haenilah, 2015:113).

Menurut Mursid (2015:35) BCCT di Indonesia pertama kali diadaptasi oleh lembaga PAUD berlatar belakang Islam. Adalah Niblas binti OR Salim, pemimpin TK Istiqlal Jakarta, yang pernag terbang langsung ke CCRT melakukan riset selama tiga bulan. BCCT dianggap paling ideal diterapkan di tanah air, selain tidak memerlukan peralatan banyak, kecerdasan anak tetap bisa dioptimalkan. BCCT diyakini mampu merangsang seluruh aspek kecerdasan anak (Multiple Intelligences) melalui bermain yang terarah.

Ciri-Ciri Model Pembelajaran Sentra

Adapun menurut Sujiono (2013:217) menyebutkan bahwa ciri-ciri dari model pembelajaran sentra yaitu sebagai berikut:

  1. Pembelajarannya berpusat pada anak.
  2. Menempatkan seting lingkungan main sebagai pijakan awal yang penting.
  3. Memberikan dukungan penuh kepada setiap anak untuk aktif, kreatif, dan berani mengambil keputusan sendiri.
  4. Peran pendidik sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator.
  5. Kegiatan anak berpusat pada sentra-sentra main yang berfungsi sebagai pusat minat.
  6. Memiliki stadar prosedur operasional (SOP) yang baku (baik di sentra maupun saat di lingkaran).
  7. Pemberian pijakan sebelum dan setelah anak main dilakukan dalam posisi duduk melingkar (dalam lingkaran).

Bentuk-Bentuk Model Pembelajaran Sentra

Dengan adanya pembelajaran berbasis sentra, sentra dibuat berdasarkan kebutuhan dari anak, dapat terjadi perbedaan antar lembaga menerapkaan bentuk sentra yang berbeda-beda. Menurut Mulyasa (2014:155-157) sentra bermain terdiri dari hal-hal berikut ini:

  1. Bahan Alam dan Sains
    Bahan-bahan yang diperlukan disentra ini adalah daun, ranting, kayu, pasir, batu dan biji-bijian. Alat yang digunakan adalah sekop, saringan, corong dan ember.
  2. Balok
    Sentra balok berisi berbagai macam balok dalam berbagai bentuk,ukuran, warna dan ukuran. Disini anak belajar banyak hal dengan cara menyusun/menggunakan balok, mengembangkan logika matematika permulaan, kemampuan berpikir dan memecahkan masalah.
  3. Seni
    Bahan-bahan yang diperlukan disentra ini adalah kertas, cat air, krayon, sepidol, gunting, kapur, tanah liat, pasir, lilin, kain, daun, potongan-potongan gambar. Sentra seni memfasilitasi anak untuk memperluas pengalamannya ke dalam karya nyata melalui metode proyek.
  4. Bermain Peran
    Sentra bermain peran terdiri dari sentra bermain peran makro yang dapat menggunakan anak sebagai model, dan sentra bermain mikro, misalnya menggunakan boneka, maket meja-kursi dan rumah-rumahan.
  5. Persiapan
    Bahan yang ada pada sentra ini adalah buku-buku, kartu kata, kartu huruf, kartu angka serya bahan-bahan untuk kegiatan menyimak, bercakap-cakap, persiapan menulis serta berhitung. Kegiatan yang dilaksanakan adalah persiapan membaca permulaan, menulis permulaan, serta berhitung permulaan, mendorong kemampuan intelektual anak, gerakan otot halus, koordinasi mata dengan tangan belajar keterampilan sosial.
  6. Agama
    Bahan-bahan yang disiapkan adalah tempat dan lengkapan ibadah, gambar-gambar, dan buku-buku cerita keagamaan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah menanamkan nilai-nilai kehidupan beragama, keimanan, dan ketakwaan kepada Allah swt.
  7. Musik
    Bahan yang diperlukan pada sentra musik adalah botol kaca, tempurung kelapa, rebana, tutup botol. Sentra musik memfasilitasi anak untuk memperluas pengalamannya dalam menggunakan gagasan mereka melalui olah tubuh, bermain musik & lagu yang dapat memperluas pengalaman dan pengetahuan anak tentang irama, birama dan mengenal berbagai bunyi- bunyian dengan menggunakan alat-alat musik yang mendukung, misalnya pianika, seruling dan piano.

Tujuan Pembelajaran Sentra

Menurut Sujiono (2013:217) tujuan dari pembelajaran BCCT yang dimaknai sentra dan saat lingkaran adalah sebagai berikut:

  1. Model ini ditujukan untuk merangsang seluruh aspek (kecerdasan jamak) melalui bermain yang terarah.
  2. Model ini menciptakan seting pembelajaran yang merangsang anak untuk aktif, kreatif dan terus berfikir dengan menggali pengalamannya sendiri (bukan sekedar mengikuti perintah, meniru atau menghafal).
  3. Dilengkapi dengan standar prasional yang baku, yang berpusat pada sentra-sentra kegiatan dan saat anak berada dalam lingkaran bersama pendidik sehingga mudah diikuti.

Proses Pembelajaran Sentra

Menurut Mulyasa (2014:157-160) prosedur di dalam keberlangsungan pembelajaran sentra yaitu:

  1. Penataan lingkungan bermain
    Guru menempatkan alat dan bahan bermain yang akan digunakan yang mencerminkan rencana pembelajaran yang telah dibuat sehingga tujuan anak selama bermain dengan alat tersebut dapat dicapai.
  2. Kegiatan sebelum masuk kelas
    Guru menyambut kedatangan anak dengan sopan, santun, dan salam. Kondisi awal yang harus diketahui guru dan anak ketika datang adalah eksperesi emosi yang menunjukkan rasa nyaman disekolah. Jika anak datang denngan menunjukkan kesedihan, maka guru perlu menetralisasi terlebih dahulu dengan kegiatan transisi, seperti membaca buku cerita, puzzle, dan permainan.
  3. Pembukaan (20 menit)
    Guru menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran. Kegiatan pembukaan dapat berupa gerak musik, permainan, dan jurnal. Anak dikondisikan duduk melingkar (Circle Time) dalam setiap kelompok melakukan doa, bercakap-cakap dan membedakan buku cerita yang berhubungan dengan tema pada hari itu.
  4. Transisi (10 menit)
    Selesai pembukaan, anak-anak diberi waktu untuk melakukan “pendinginan” dengan cara bernyanyi dalam lingkaran atau permainan tebak-tebakan. Tujuannya agar anak kembali tenang, kemudian bergiliran untuk minum atau kekamar kecil. Kesempatan ini digunakan untuk melatih kebersihan diri anak, seperti mencuci tangan, cuci muka dan cuci kaki.
  5. Kegiatan Inti (90 menit)
    1. Pijakan pengalaman sebelum bermain (15 menit)\ Guru dan anak duduk melingkar, guru memberi salam pada anak-anak, menanyakan kabar, dan dilanjutkan dengan kegatan sebagai berikut:
      • Anak memperhatikan siapa teman yang tidak masuk.
      • Berdoa bersama, bergiliran.
      • Menyampaikan tema.
      • Membacakan buku yang terkait dengan tema.
      • Mengaitkan isi tema dengan kegiatan.
      • Memberi pijakan sesuai rencana pembelajaran.
      • Menyampaikan aturan bermain.
      • Mengatur tema lain.
      • Mempersilahkan anak bermain.
    2. Pijakan pengalaman selama bermain (60 menit)
      Selama kegiatan bermain, guru melakukan:
      • Mengamati dan memastikan semua anak bermain.
      • Memberi contoh cara bermain pada anak yang belum bisa menggunakan alat.
      • Memberi dukungan.
      • Memancing dengan pertanyaan terbuka.
      • Memberikan bantuan pada anak yang membutuhkan.
      • Mendorong anak untuk mencoba.
      • Mencatat yang dilakukan anak.
      • Menyimpulkan hasil kerja anak.
      • Menjelang habis waktu, guru memberi tahu anak.
    3. Pijakan pengalaman setelah bermain (15 menit)
      Ketika waktu bermain selesai, guru memberitahukan saat membereskan alat dan bahan yang sudah digunakan dengan melibatkan anak.
  6. Makan bersama (10 menit)
    1. Usahakan setiap pertemuan ada kegiatan makan bersama.
    2. Sebelum makan, guru mengecek anak yang tidak membawa makanan.
    3. Guru memberitahu jenis makanan yang sehat & kurang sehat untuk dikonsumsi.
    4. Jadikan waktu makan bersama sebagai pembiasaan tata cara makan yang baik & sopan.
    5. Libatkan anak untuk membereskan bekas makanan dan membuang bungkus makanan pada tempatnya.
  7. Penutup (10 menit)
    1. Setelah semua anak melingkar, guru mengajak menyanyi atau berpuisi.
    2. Guru memberi kesempatan pada anak bergiliran memimpin doa penutup.
    3. Keluar kelas dan bersalaman.

Daftar Pustaka

Sofyan, H.2015. Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis Peningkatannya. Jakarta : CV.Info Medika.

Sujiono, YN. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks.

Yulianti, Dwi. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains. Jakarta: PT.Indeks.

Haenilah. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran PAUD. Yogyakarta. Media Akademi.