Diperbarui tanggal 10/02/2023

Keterlambatan Berbicara

kategori Pendidikan Anak Usia Dini / tanggal diterbitkan 10 Februari 2023 / dikunjungi: 552 kali

Keterlambatan Berbicara (Speech Delay)

Speech Delay adalah keterlambatan dalam berbicara dan berbahasa yang tidak sesuai dengan usia perkembangan anak, atau kondisi seorang anak kesulitan dalam hal mengekspresikan perasaan atau keinginannya kepada orang lain karena kesulitannya dalam berkomunikasi berbeda dengan anak seusianya. Tingkat perkembangan bicara seorang anak berada dibawah tingkat kualitas perkembangan bicara umumnya dapat diketahui dari ketepatan penggunaan kosakata anak tersebut saat bersama teman sebayanya bercakap-cakap/berbicara. Keterlambatan berbicara (speech delay) tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak, pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak masuk sekolah. Banyak penyebab keterlambatan berbicara (speech delay) pada anak, umumnya adalah: (1) rendahnya tingkat kecerdasan yang membuat anak tidak mungkin belajar berbicara sama baiknya seperti teman-teman sebayanya, yang kecerdasannya normal atau tinggi; (2) kurang motivasi karena anak mengetahui bahwa mereka dapat berkomunikasi secara memadai dari dorongan orang tua/orang dewasa; dan (3) terbatasnya kesempatan praktik berbicara karena ketatnya batasan tentang seberapa banyak mereka diperbolehkan berbicara dirumah.

Salah satu penyebab tidak diragukan lagi paling umum dan paling serius adalah ketidakmampuan mendorog/memotivasi anak berbicara, bahkan pada saat anak mulai berceloteh. Apabila anak tidak diberikan rangsangan (stimulasi) didorong untuk berceloteh, hal ini akan menghambat penggunakan didalam berbahasa/kosakata yang baik dan benar. Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan berbicara (speech delay) anak terlihat dari fakta bahwa apabila orang tua tidak hanya berbicara kepada anak mereka, tetapi menggunakan kosakata yang lebih luas dan bervariasi.

Menurut Hurlock (1978), seorang anak dikatakan terlambat bicara apabila tingkat perkembangan bicara berada di bawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umurnya sama yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan. Apabila pada saat teman sebaya mereka berbicara dengan menggunakan kata-kata, sedangkan si anak terus menggunakan isyarat dan gaya bicara bayi maka anak yang demikian dianggap orang lain terlalu muda untuk diajak bermain.

Berdasarkan pendapat ahli diatas, keterlambatan berbicara yang dialami oleh anak terdapat pada tingkat perkembangan bicaranya berbeda dengan tingkat perkembangan bicara anak yang sesuainya. Kemampuan berbicara setiap anak berbeda-beda. Akan tetapi setiap anak yang memiliki rentang usia yang sama dengan teman sebayanya, bisa dibandingkan guna mengetahui tingkat kemampuan berbicara anak tersebut.

Faktor Keterlambatan Berbiara (Speech Delay)

Hurlock (1978) mengatakan salah satu penyebab yang tidak diragukan lagi, paling umum dan paling serius adalah ketidakmampuan mendorong anak berbicara, bahkan pada saat anak mulai berceloteh. Apabila anak tidak didorong berceloteh, hal itu akan menghambat penggunaan kosakata dan mereka akan terus tertinggal di belakang teman seusia mereka yang mendapat dorongan berbicara lebih banyak. Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab yang serius. Keterlambatan bicara terlihat dari fakta bahwa apabila orang tua tidak hanya berbicara kepada anak mereka tetapi juga menggunakan variasi kata yang luas, kemampuan bicara anak akan berkembang dengan cepat.

Menurut Hurlock (1980), faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya anak berbicara sebagai berikut:

  1. Inteligensi
    Inteligensi (Kecerdasan) berpengaruh terhadap kecepatan berbicara. Karena semakin cerdas anak, maka semakin cepat keterampilan berbicara anak sehingga semakin cepat pula anak dapat berbicara.
  2. Jenis disiplin
    Anak yang dibesarkan dengan keluarga yang disiplin (otoriter) akan cenderung lemah dalam keterampilan berbicara. Karena keluarga otoriter tersebut lebih banyak menuntut anak untuk mendengarkan intruksi dari orang tuanya daripada untuk mengutarakan pendapatnya. Berbeda dengan keluarga yang lebih demokratis, dimana anak akan lebih cepat dalam perkembangan berbicara karena setiap saat keluarga akan selalu mengajak anak untuk bercerita singkat. Hal itu akan memotivasi anak untuk belajar berbicara agar ia mampu mengutarakan apa yang ingin diungkapkannya.
  3. Posisi urutan keluarga
    Anak sulung didorong untuk lebih banyak bicara daripada adiknya, karena beberapa orang tua menganggap bahwa anak sulung akan mampu untuk diandalkan dalam menjaga adiknya apabila ia mudah dalam berinteraksi dengan siapapun. Salah satu cara untuk berinteraksi adalah dengan berbicara dengan baik.
  4. Besarnya keluarga
    Anak tunggal akan cenderung didorong untuk lebih banyak bicara daripada anak-anak dari keluarga besar dan orang tuanya mempunyai lebih banyak waktu untuk berbicara dengannya. Sedangkan anak yang memiliki keluarga besar cenderung terlambat berbicara karena orang tuanya harus membagi waktu untuk seluruh anak dan lebih menuntut anaknya untuk lebih banyak mendengar.
  5. Status sosial ekonomi
    Keluarga kelas rendah memiliki kegiatan yang cenderung kurang terorganisasi daripada keluarga kelas menengah dan atas. Karena pembicaraan antar anggota keluarga juga jarang dan anak kurang didorong untuk berbicara.
  6. Status ras
    Mutu dan keterampilan berbicara yang kurang baik pada kebanyakan anak yang berkulit hitam disebabkan karena kebanyakan dari mereka dibesarkan didalam keluarga yang tidak teratur karena banyaknya anak dan orang tua yang harus bekerja di luar rumah.
  7. Berbahasa dua
    Meskipun anak dari keluarga berbahasa dua atau menggunakan dua bahasa juga mengalami keterlambatan berbicara. Biasanya anak yang berbahasa dua akan merasa bingung dan mengalami keterbatasan berbicara saat anak bermain dengan teman sebayanya diluar rumah. Kebingungan tersebut membuat anak sulit dalam perkembangan berbicaranya.
  8. Penggolongan peran seks
    Terdapat efek penggolongan peran seks pada anak laki-laki akan sedikit berbicara dibandingkan dengan anak perempuan. Hal-hal yang boleh dan tidak boleh dikatakan oleh laki-laki juga akan membatasi anak dalam perkembangan keterampilan berbicaranya.

Berdasarkan pendapat ahli diatas, faktor keterlambatan berbicara yang mempengaruhi banyaknya anak bicara terdapat pada faktor internal dan eksternal. Faktor internal berkaitan dengan kondisi inteligensi atau kecerdasan yang mempengaruhi terhadap kecepatan berbicara, sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan kondisi lingkungan.

Jenis-jenis Keterlambatan Berbicara (Speech Delay)

Van Tiel dalam Kuning (2019) keterlambatan berbicara memiliki jenis yang beda-beda sesuai dengan gangguan yang dialami oleh anak. Adapun jenis-jenis keterlambatan dalam berbicara pada anak usia dini tersebut antara lain:

  1. Specific Language Impairment
    Gangguan bahasa adalah gangguan primer yang disebabkan karena gangguan perkembangannya sendiri, tidak disebabkan karena gangguan sensoris, gangguan neurologis dan gangguan kognitif (intelegensi). Proses gangguan perkembangan tersebut bisa terjadi akibat kesalah pola asuh pada anak.
  2. Speech and Language Expressive Disorder
    Anak mengalami gangguan pada ekspresi Bahasa. Ekspresi bahasa yang dimaksud adalah proses pengucapan bahasa oleh anak. Bentuk gangguan yang terjadi misalnya pada gangguan kefasihan dan artikulasi.
  3. Centrum Auditory Processing Disorder
    Gangguan bicara tidak disebabkan karena masalah pada organ pendengaran. Pendengarannya sendiri berada didalam kondisi baik, tetapi anak mengalami kesulitan dalam pemrosesan informasi yang tempatnya di dalam otak.
  4. Pure Dysphatic Development
    Gangguan perkembangan bicara dan bahasa ekspresif yang mempunyai kelemahan pada sistem fonetik atau penyampaian bahasa melalui sebuah ujaran.
  5. Gifted Visual Spatial Learner
    Karakteristik gifted visual spatial learner ini baik pada tumbuh kembangnya, kepribadiannya, maupun karakteristik giftednessnya sendiri. Giftedness merupakan individu yang memiliki kemampuan unggul dalam bidang akademis. Anak yang mengalami kecerdasan tersebut rata-rata memiliki IQ 125-140.
  6. Disynchronous Developmental
    Perkembangan seorang anak gifted (kecerdasan luar biasa) pada dasarnya terdapat penyimpangan perkembangan dari pola normal. Anak yang mengalami kecerdasan luar biasa cenderung mengalami keterlambatan pada perkembangan yang lain.

Istiqlal (2021) mengatakan bahwa keterlambatan berbicara (speech delay) pada anak dapat dibagi menjadi dua klaster yaitu:

  1. Speech delay fungsional
    Keadaan dimana gangguan ini tergolong ringan dan biasanya terjadi karena kurangnya stimulus atau pola asuh orang tua.
  2. Speech delay non-fungsional
    Keadaan dimana gangguan ini merupakan sebuah akibat karena adanya sebuah gangguan bahasa reseptif, seperti autism atau ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Berdasarkan pendapat ahli diatas, jenis-jenis keterlambatan berbicara anak yang mengalami speech delay berbeda-beda sesuai dengan gangguan yang dialami oleh anak yaitu, 1) Specific Language Impairment, 2) Speech and Language Expressive Disorder, 3) Centrum Auditory Processing Disorder, 4) Pure Dysphatic Development, 5) Gifted Visual Spatial Learner, 6) Disynchronous Developmental, 7) Speech delay fungsional, 8) Speech delay non-fungsional.