Diperbarui tanggal 18/Nov/2022

Keterampilan Praktis

kategori Pendidikan Anak Usia Dini / tanggal diterbitkan 18 November 2022 / dikunjungi: 2.54rb kali

Pengertian Keterampilan Praktis

James dan Jaipul (2011:393) mengemukakan bahwa  anak mulai mengembangkan keterampilan dan kecendrungan yang akan mendukung pembelajaran terfokus dalam upaya lain di kelas. Anak mulai memusatkan perhatian pada satu kegiatan dan belajar mengikuti urutan dari awal hingga akhir, belajar mengkoordinasikan gerakan untuk satu tujuan khusus, dan belajar mengarus setiap langkah dalam tugas tertentu, karena itu memperoleh kemandirian melalui kegiatan yang dilakukan sendiri. Menurut Elizabeth, bagian latihan keterampilan praktis dalam Montessori membantu anak mengembangkan keterampilan (motorik). Berupa latihan koordinasi tangan dan mata guna melatih geraakn fisik yang kita lakukan sehari – hari. Pada kenyataannya, latihan praktis sangat penting buat anak – anak untuk berlatih mandiri.

Keterampilan praktis harus diulang oleh anak, sehingga anak memperoleh manfaat baru, yakni lebih menguasai tugas, memiliki keyakinan diri lebih besar, lebih disiplin dan hasil yang lebih baik. Menurut Gerald, keterampilan praktis mencakup serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan kemandirian anak – anak. Kegiatan-kegiatan ini mencakup tugas – tugas yang merupakan bagian kehidupan sebagai anggota keluarga (menata menja, menyiapkan makanan, membereskan setelah selesai makan), tuga – tugas yang diperlukan untuk kebersihan dan kesehatan diri (mencuci tangan, menggosok gigi, memakai dan melepas sepatu, dll). Yang tercakup dalam keterampilan hidup sehari-hari adalah latihan-latihan otot yang terkait dengan perkembangan fisiologis seperti keterampilan koordinasi motorik, berjalan dan bernafas.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan praktis merupakan serangkaian kegiatan yang dapat membantu anak mengembangkan keterampilan motorik, konsentrasi, disiplin, kemandirian yang mencakup kepada kegiatan dan aktivitas kegiatan sehari – hari. Aktivitas – akitvitas tersebut berupa tugas – tugas dalam anggota keluarga, tugas – tugas dalam kebersihan sendiri serta tugas berpakaian. Selain itu, Keterampilan Praktis juga membantu anak dalam mengembangkan sosialnya, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga. Keterampilan praktis tidak hanya sekedar mengenalkan anak pada aktivitas keterampilan saja, akan tetapi mengenalkan pada anak tentang bagaimana hidup bermasyarakat melalui aktivitas sehari – hari yang mna aktivitas tersebut dekat dengan lingkungan anak.

Tujuan Keterampilan Praktis

Depdiknas (2007:2) mengemukakan tujuan pengembangan Keterampilan Praktis pada anak adalah untuk menampilkan totalitas pemahaman kehidupan sehari – hari, baik TK maupun di lingkungan yang lebih luas (keluarga, teman, masyarakat). Bidang pengembangan pracitcal life meliputi aspek perkembangan moral dan nilai – nilai agama, serta perkembangan sosial emosional dan kemandirian. Aspek perkembangan moral dan nilai – nilai agama bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuahan Yang Maha Esa dan membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar agar menjadi warga negara yang baik. Sedangkan aspek perkembangan sosial emosional dan kemandirian bertujuan untuk membina anak agar dpat mengendlikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun orang dewasa dengan baik serta menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup. International journal of early childhood menyatakan bahwa belajar sebagian besar terjadi melalui imitasi, melihat dan praktek langsung. Anak yang diajarkan life skill di lingkungan keluarga ataupun sekolah akan lebih mandiri. Belajar dalam situasi kehidupan nyata akan membuat anak semakin paham dan juga dapat menanamkan nilai disiplin, kejujuran, kemandirian dan kewirausahaan.

Tahap Pembelajaran Keterampilan Praktis

Kegiatan Keterampilan Praktis terdiri dari 3 tahapan. Ketiga tahapan ini ditemukan hampir diseluruh latihan Montessori, ketiga tahapan dari latihan Keterampilan Praktis adalah:

  1. Guru mempersentasikan atau menjelaskan latihan Guru menjelaskan latihan, biasanya ditunjukkan anak – anak secara individu. Tahap pertama dalam latihan Montessori adalah guru menjelaskan. Guru mengenalkan latihan dengan mengatakan nama latihannya dan menjelaskan tujuannya dan menunjukkan kepada anak dimana bisa menemukan media/alat yang akan digunakan, bagaimana memposisikan mereka siap untuk memulai latihan tersebut.
  2. Guru menjukkan bagaimana melakukan aktivitas Guru menunjukkan bagaimana melakukan aktivitas tersebut tahap demi tahap. Urutan dari tahap ini akan dicontohkan oleh guru terlebih dahulu. Setiap gerakan dicontohkan dengan baik, sangat lambat dan jelas perbedaanya dari urutan paling awal sehingga anak dapat melihat persis bagaimana kegiatan itu dilakukan, dalam mejelaskan latihan, guru memperhatikan fokusnya, tidak pada anak, tapi pada aktivitas tersebut, dalam memperagakan cara ini kepada anak mereka membutuhkan perhatian dan perlu diarahkan agar latihan ini berhasil, dalam penjelasan ini, guru menarik perhatian anak ke poin yang menarik, saat – saat tantangan dalam urutan yang sangat penting untuk mencapai tujuan dari latihan, untuk melatih pembelajaran Keterampilan Praktis sebelum memberikan pelajaran, pendidikan Montessori sering mencoba latihan tersebut dengan menggunakan tangan kidal, jadi mereka mengetahui bagaiman anak mencoba hal tersebut pertama kalinya. Guru menjelaskan menggunakan tangan kanan, tapi membuat penyesuaian – penyesuaian untuk anak yang menggunakan tangan yang berbeda dari mereka.
  3. Anak – anak bebas melakukan kegiatan Tahapan kedua dari latihan terjadi ketika anak memilih aktivitas dan bebas meniru dan mengulang langkah yang telah dijelaskan oleh guru. Pendidik Montessori percaya bahwa tahap ini terjadi ketika pembelajaran berlangsung. Tujuan dari latihan ini dapat memicu minat awal anak tetapi minat awal ini ditopang oleh urutan yang tepat dan perpindahan yang tepat. Minat anak akan mendorong pengulangan anak dalam melakukan latihan. Walau terkadang dalam jangka waktu yang lama setelah tujuan keterampilan itu dicapai. Selama bermain dengan bebas banyak anak berbicara pada diri mereka sendiri sebagai konsentrasi nereka dalam melakukan setiap tahap itu, apakah sudah berurutan tau belum. Keinginan anak untuk memilih latihan merupakan sebuah refleksi dari seberapa baik guru mencocokkan aktivitas untuk menarik minat anak. Jika anak menunjukkan ketidak tertarikan untuk mengikuti penjelasan dengan kebebasan bermain, guru harus melanjutkan untuk observasi aktivitas spontan anak dan menyajikan latihan lain yang lebih baik untuk mencocokkan dengan minat anak saat itu. Untuk menentukan seberapa baik latihan, sebaikny dilakukan pra dianalisis, disusun, dan disajikan yang kemudian akan memberikan kontribusi untuk kemampuan anak untuk menyelesaikan tugas dengan sukses. Guru mengobservasi setiap kebebasan bekerja anak dan harus memberikan tindak lanjut penjelasan dilain waktu untuk menunjukkan bagaimana meperbaiki beberapa unsur latihan. Guru harus mengulang latihan tersebut dilain waktu tetapi dengan cara menjamin bahwa anak tidak pernah mengetahui dan merasakan, mereka mengalami kegagalan.