Diperbarui tanggal 21/03/2022

Kecerdasan Naturalis Anak Usia Dini

kategori Pendidikan Anak Usia Dini / tanggal diterbitkan 20 Maret 2022 / dikunjungi: 5.24rb kali

Pengertian Kecerdasan Naturalis Anak Usia Dini

Naturalis adalah istilah yang digunakan dengan merujuk pada rumpun ilmu dimana objeknya adalah benda-benda alam dengan hal yang pasti dan umum berlaku kapanpun dan dimanapun. Ilmu naturalis juga mempelajari aspek-aspek fisik dan non manusia tentang bumi dan alam sekitarnya. Kecerdasan naturalis merupakan kecerdasan yang harus distimulasi sedini mungkin. Menurut Gardner (2005:2) Naturalist Intelligence (Kecerdasan Naturalis) adalah kapasitas untuk mengenali, membedakan, memelihara fitur tertentu di lingkungan fisik sekitarnya, seperti binatang, tumbuhan, dan kondisi cuaca.

Menurut Armstrong (2013:7), mengemukakan bahwa kecerdasan naturalis merupakan keahlian dalam mengenali dan mengklasifikasikan berbagai spesies flora dan fauna, dari sebuah lingkungan individu. Hal ini juga mencakup kepekaan terhadap fenomena alam lainnya (misalnya, formasi-formasi awan, gunung, dll), dan dalam kasus tumbuh di lingkungan perkotaan, kemampuan untuk membedakan benda-benda mati seperti mobil, sepatu, dan sampul CD (compact disc).

Menurut Jamaris (2017:9) kecerdasan naturalis merupakan salah satu bagian dari multiple intelligences yang berkaitan dengan kepekaan seseorang dalam mengapresiasi alam dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Namun adanya kecerdasan naturalis tersebut juga dapat dilihat dari seseorang tersebut mengenai kecintaanya terhadap alam dan mengenai lingkungan. Sedangkan Sujiono (2005:300) kecerdasan Naturalis adalah keahlian mengenali dan mengelompokkan spesies (flora fauna) dilingkungan sekitar, menghubungkan antara beberapa spesies dan menyayangi tumbuhan dan binatang”. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya (misalnya: awan dan gunung-gunnung). Muhammad dan Wiyani (2013:91) mendefinisikan bahwa kecerdasan naturalis adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan individu mengenali, memahami, dan mengenali tanda-tanda pada lingkungan alam atau perubahan alam dengan melihat tanda tandanya.

Bahkan kemampuan melihat segi-segi keindahan dan keteraturan sehingga jenis kecerdasan ini lebih banyak dimiliki orang-orang pakar lingkunganatau yang peduli terhadap lingkungan. Menurut Fadillah (2017:144) kecerdasan naturalis adalah kecerdasan yang berhubungan dengan keahlian membedakan anggota-anggota spesies, mengenali eksistensi spesies lain dan memetakan hubungan antara beberapa spesies lain an memetakan hubungan anatara beberapa spesies, baik secara formal maupun non-formal. Selain itu, dapat pula dimaknai sebagai kecerdasan dalam memahami lingkungan alam di sekitarnya. Misalnya meneliti gejala-gejala alam, mengklasifikasi, dan mengidentifiksi kejadian-kejadian yang ada dilingkungan sekitar. Menurut Hoerr, dkk. (2010), aktivitas yang mendorong kecerdasan natural, di antaranya berkebun, merawat hewan peliharaan di sekolah/kelas berburu hewan di halaman, surve tanaman/ hewan yang di sukai dan yang tidak di sukai, memebandingkan diri dengan hal-hal yang ada di alam, kunjungan lapangan (jalan-jalan di seputar lingkungan; ke kebun binatang, ke pusat pertanian atau tanaman, dan sebagainya).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan naturalis anak usia dini merupakan kemampuan anak untuk mencintai keindahan alam melalui pengenalan terhadap flora dan fauna yang terdapat di lingkungan sekitar dan juga mengamati fenomena alam dan kepekaan/ kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

Ciri-Ciri Kecerdasan Naturalis

Menurut Prasetyo dan Andriani (2009:85) ciri-ciri kecerdasan naturalis adalah:

  1. Memiliki kepekaan terhadap alam dan lingkungan didalamnya.
  2. Memelihara binatang.
  3. Merawat tumbuhan.
  4. Mengetahui perubahan cuaca dan lingkungan alam.
  5. Mengelompokkan objek yang ada di alam sesuai dengan cirinya masing-masing.
  6. Mengenal dan mengelompokkan berbagai makhluk yang berbeda
  7. Berpetualang di alam terbuka.
  8. Peduli dengan keadaan lingkungan alam beserta isinya.
  9. Memahami fenomena yang terjadi di alam, seperti siklus kehidupan makhluk hidup.
  10. Memahami bagaimana sesuatu di alam itu bekerja.

Menurut Yulaelawati (2007:138-139) yang mengatakan bahwa anak yang memiliki kecerdasan naturalis memiliki ciri-ciri:

  1. memiliki pola pikir melalui alam dan pola-pola alam,
  2. menyukai bermain dengan binatang,
  3. menyukai kegiatan berkebun,
  4. melakukan penyelidikan terhadap alam,
  5. membesarkan binatang,
  6. menghargai planet bumi,
  7. membutuhkan kesempatan berhubungan dengan alam,
  8. membutuhkan kesempatan untuk berinteraksi dengan binatang,
  9. membutuhkan alat untuk menyelidiki alam.

Menurut Amstrong (2017:96) ada 9 ciri-ciri kecerdasan naturalis pada anak usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut:

  1. Akrab dengan hewan peliharaan.
  2. Menikmati berjalan-jalan di alam terbuka atau kebun binatang atau museum sejarah alam.
  3. Menunjukan kepekaan terhadap bentuk-bentuk alam.
  4. Suka berkebun atau berada dekat kebun.
  5. Menghabiskan waktu dekat dengan akuarium atau sistem kehidupan alam lain.
  6. Memeprlihatkan kesadaran ekologis.
  7. Yakin jika binatang mempunyai hak sendiri.
  8. Mencatat fenomena alam yang melibatkan hewan, tanaman, dan hal-hal sejenis.
  9. Membawa pulang serangga, bunga, daun, atau benda-benda alam lain.

Menurut Yaumi (2016:180) ada 9 ciri-ciri kecerdasan naturalis pada anak usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut:

  1. Anak berbicara banyak tentang binatang, dan tumbuh-tumbuhan atau keadaan alam disekitar mereka.
  2. Anak senang berdarmawisata ke alam, kebun binatang, atau museum agar pngetahuannya lebih luas.
  3. Anak memiliki kepekaan pada alam (seperti hujan, badai, petir, gunung, tanah, pagi, siang, malam, dan semacamnya)
  4. Anak senang menyirami bunga atau memelihara tumbuh-tumbuhan dan binatang peliharaan.
  5. Anak suka melihat kandang binatang, seperti burung, ayam, kucing, kambing atau akuarium.
  6. Anak senang ketika mereka belajar tentang alam, binatang, dan tumbuh-tumbuhan.
  7. Anak berbicara banyak tentang hak-hak binatang, dan cara kerja planet bumi.
  8. Anak senang melakukan proyek pelajaran yang berbasis alam (mengamati burung-burung, kupu-kupu, atau serangga lainnya, tumbuh-tumbuhan dan memelihara binatang).
  9. Anak mengerjakan dengan baik topik-topik yang melibatkan sistem kehidupan binatang, cara kerja alam, dan bahkan manusia.

Komponen Inti Kecerdasan Naturalis

Komponen inti kecerdasan naturalis menurut Armstrong (2013) adalah:

  1. Keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies.
  2. Mengakui keberadaan spesies lain yang berdekatan.
  3. Membuat tabel hubungan, secara formal maupun informal di antara beberapa spesies.

Menurut Armstrong dalam Musfiroh (2008:8.3) komponen kecerdasan naturalis yang lain adalah perhatian dan minat mendalam terhadap alam, serta kecermatan menemukan ciri-ciri spesies dan unsur alam lain. Bagi individu yang tinggal di kota besar, kecerdasan naturalis akan muncul dalam bentuk kemampuan membedakan benda-benda tak hidup.

Penelusuran Kecerdasan Naturalis

Menurut Simanjuntak (2002) penelusuran kecerdasan naturalis dapat diketahui melalui:

  1. Kepekaan terhadap lingkungan
    Kecerdasan naturalis adalah kemampuan beradaptasi dengan situasi baru, belajar kesalahan dimasa lampau dan mengkreasikan pola pikiran baru.
  2. Kemampuan mengklasifikasikan flora dan fauna
    Seseorang yang mempunyai kecerdasan naturalis tinggi adalah seseorang yang senang memelihara binatang, dapat mengenali dan menamai banyak jenis tanaman, mempunyai minat dan pengetahuan yang baik tentang bagaimana tubuh bekerja, dapat membaca tanda-tanda cuaca, mempunyai minat pada isu-isu lingkungan global dan berpandangan bahwa pelestarian sumber daya alam dan pertumbuhan yang berkelanjutan merupakan keharusan.

Indikator Kecerdasan Naturalis

Menurut Amstrong (2017) anak-anak adalah makhluk naturalis sejati. Anak –anak suka “menyelidiki” berbagai kehidupan makhluk kecil seperti cacing, semut, dan ulat daun. Anak-anak senang mengamati gundukan tanah, memeriksa jejak binatang, mengorek-ngorek tanah, mengamati hewan yang bersembunyi lalu menangkap dan menusukinya untuk mengetahui isi perut binatang. Capung yang hinggap di jendela sore hari, ditangkap sayapnya dan diurai unsur-unsurnya. Sarang semut juga dibongkar untuk mengetahui tentang semut dan kehidupannya.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tentang Standar PAUD, adapun indikator dari kecerdasan naturalis dapat dilihat pada aspek kognitif diantaranya:

  1. menunjuk benda berdasarkan fungsi,
  2. mengelompokkan benda menurut fungsi,
  3. menyebutkan dan menceritakan perbedaan dua benda,
  4. mencoba menceritakan proses terjadinya tanaman,
  5. menunjuk benda (hewan dan tanaman) yang mempunyai ciri-ciri tertentu.

Menurut Armstrong (2017) anak-anak yang memiliki kecerdasan naturalis tinggi cenderung menyuka alam terbuka, akrab dengan hewan peliaharaan, dan bahkan, menghabiskan waktu mereka di dekat akuarium. Mereka memiliki keingintahuan yang besar tentang seluk beluk hewan dan tumbuhan. Anak-anak dengan kecerdasan naturalis tinggi cenderung tidak takut memegang-megang serangga dan berada di dekat binatang. Selain itu, dorongan positif dari keluarga sangat mendukung lahirnya seorang naturalis.
Menurut Musfiroh (2012:8.5) ada 9 kecerdasan naturalis pada anak usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut:

  1. Anak lebih banyak diluar kelas dari pada di dalam kelas, anak juga senang mendekat ke jendela dan melihat ke luar, dan melaporkan pada pendidik apa yang mereka lihat di luar jendela.
  2. Anak menikmati latihan mengoleksi daun dan bunga kamboja di buku.
  3. Anak pura-pura membaca teks yang ada di samping atau bawah gambar.
  4. Anak mengamati gerak-gerik ikan, memperhatikan pertumbuhan ikannya, dan memberikannya makan dengan baik.
  5. Anak tampak senang berada ditaman, tidak merusak tumbuhan yang ada di dalamnya, bertanya tentang nama-nama bunga, kadang-kadang tampak berbicara dengan tumbuhan.
  6. Anak bercita-cita ingin menjadi tukang kebun, penjual bunga.
  7. Anak tertarik mengamati gejala alam, seperti hujan, gunung berapi, angin, pohon yang basah atau tumbang, awan atau banjir. Anak memperhatikan pemberitaan di televisi tentang banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi, tsunami, dan lumpur lapindo.
  8. Anak berani mendekati anak kucing dan tidak menangis ketika kucing bereaksi secara agresif.
  9. Anak memilih berlibur ke kebun binatang, gunung, pantai atau desa.

Menurut Rochmah (2016:48) kecerdasan naturalis pada anak usia dini dapat dilihat berdasarkan

  1. kemampuan anak pada ketertarikan dunia alam, yang meliputi kemampuan anak mengenal fungsi bagian-bagia pada tanaman serta mengenal jenis-jenis tanaman yang ada dilingkungan sekitar.
  2. kemampuan anak menandai kesamaan maupun perbedaan disekitarnya, meliputi anak dapat membedakan antara tanaman berbunga dengan tanaman berbuah serta membedakan hewan bertelur dengan melahirkan.
  3. kemampuan anak menandai pola dan benda-benda alam, seperti anak mengenal sifat-sifat air serta fungsi dari air tersebut
  4. ketertarikan anak dengan cerita yang berkaitan dengan fenomena alam, dimana anak berani untuk mencoba hal-hal baru yang terjadi dilingkungan sekitar, seperti bermain hujan maupun bermain dengan hewan-hewan peliharaan.

Adapun dari 9 indikator Kecerdasan Naturalis menurut Prasetyo (2009:86) yaitu:

  1. Memiliki kepekaan terhadap alam dan lingkungan didalamnya, dimana anak-anak baisanya sangat senang akan kegiatan yang ada di lingkungannya (dialam).
  2. Memelihara binatang dan mearawat tumbuhan.Sedari usia dini anak sudah bisa diajarkan untuk bisa menyanyangi dan meawat binatang ataupun tumbuhan, seperti hewan peliharaan yaitu kucing dan kelinci. Anak – anak juga bisa merawat tanaman yang ada di rumah maupun disekolah dengan cara setiap paginya anak diajarkan menyiram tanaman dan menyabut rumput-rumput liar yang tumbuh disekita tanaman.
  3. Mengetahui perubahan cuaca. Anak-anak bisa membedakan musim hujan dan musin kemarau.Dimana ketika musim hujan anak diajak untuk tidak main diluar rumah sedangkan ketika musim kemarau anak diajarkan untuk banyak mengkonsumsi air putih agar tidak dehidrasi.
  4. Mengelompokkan objek yang ada di dalam sesuai dengan cirinya masing-masing. Anak-anak biasanya ketika telah melihat banyak hewan dan tumbuhan, mereka setidaknya sudah bisa membedakan jenis, ukuran,bentuk tumbuhan maupun hewan yang dilihatnya.
  5. Mengenal dan mengelompokkan berbagai makhluk bidup yang berbeda. Anak-anak diajarkan mengenal makhluk hidup yang hidup di darat,di air maupun keduanya(di darat dan dia air).
  6. Berpetualang dialam terbuka dan suka bertanya tentang alam. Anak-anak banyak belajar dengan alam,biasnya anak lebih banyak memberikan pertanyaan ketika anak melihat langsung binatang maupun tumbuhan yang dilihatnya.
  7. Peduli dengan limgkungan alam beserta isisnya. Disini kita seorang guru dapat memberikan pembelajaran bahwasannya alam tidak boleh dirusak, jika dirusak akan banyak menyebabkan kerugian pada diri kita.
  8. Memahami fenomena yang terjadi dialam, seperti siklus kehidupan makhluk hidup. Sama halnya dengan manusia makhluk hidup seperti tumbuhan dan binatang juga akan mengalami siklus kehidupan seperti hewan-hewan bisa beranak dan punah jika tidak dilestarikan,begitupun dengan tumbuhan jika tidak riwat tumbuhan akan mati.
  9. Memahami bagaimana sesuatu di alam itu bekerja. Alam memberikan kehidupan untuk semua makhluk hidup yanga ada dimuka bumi. Bila tidak dijaga maka alam akan murka dan sebaliknya jika kita memelihara alam kita sebagai makhluk hidup dapat meraskan nikmatNya.

Strategi Kecerdasan Naturalis

Dala kegiatan pembelajaran berbasis “naturalis intelligence” salah satu strategi yang dipakai belajar adalah dengan cara alam sebagai bentuk perbaikan proses dalam rangka untuk memperbaiki hasil belajar. Menurut Yuliani Nurani (2012:194) strategi pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan naturalis adalah:

  1. Melakukan perjalanan dialam terbuka dan lakukan diskusi dengan anak tentang apa saja yang ada dialam sekitar.
  2. Melihat keluar jendela.
  3. Memakai tanaman sebagai metamorfora naturalistic sebagai ilustrasi konsep masing-masing pembelajaran.
  4. Membawa hewan peliharaan kekelas, anak diberi tugas melakukan pengamatan terhadap perbuatan hewan tersebut.
  5. Ekostudi adalah ekologi yang terintegrasi dengan setiap bagian pembelajaran disekolah, kesimpulan penting bahwa supaya anak mempunyai sikap hormat terhadap alam sekitar.

Menurut Gunawan (2011:132-133) ada beberapa cara atau strategi dalam mengembangkan kecerdasan naturalis anak usia dini seperti:

  1. Menikmati suasana dan keberadaan di alam terbuka
    Bisa berupa filed trip ke kebun raya atau kemping di alam terbuka .
  2. Mempelajari dunia fauna
    Memelihara hewan di rumah, atau pergi ke taman safari atau kebun binatang.
  3. Mempelajari flora
    Memelihara tanaman di rumah, mengunjungi kebun raya, dan memperhatikan siklus pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
  4. Membuat jurnal kejadian alam
    Mencatat apa yang terjadi di alam sekitar selama sehari penuh dan apa pengaruhnya terhadap diri anda.
  5. Mempelajari fenomena alam
    Bisa melalui pengamatan langsung atau dengan menggunakan sumber pengetahuan berupa buku, ahli botani, badan meteorologi, ensiklopedia, internet, dan apa saja yang dapat memberikan masukan yang dibutuhkan.
  6. Mempelajari rantai makanan
    Bisa melalui gambar itu sendiri atau secara langsung misalnya menunjukan ke pada anak interaksi antara makanan dan di makan sesuai sama urutan yang ada pada gambar.

Model Pembelajaran Kecerdasan Naturalis

Menurut Armstrong (2013:69) bahwa cara mengoptimalkan kecerdasan naturalis menggunakan metode-metode pengajaran seperti: Akuarium, terrariums, dan ekosistem portabel lainnya, Kelas stasiun pemantau cuaca, Eco-Studi, Berkebun, Perangkat lunak yang berorientasi alam, Peralatan untuk mempelajari alam, video, film alam, jalan-jalan di alam terbuka, hewan peliharaan di dalam ruang kelas, tanaman sebagai alat peraga, dan jendela untuk pembelajaran yang menyediakan ruang kelas dimana siswa dapat memajang hasil karya/proyek mereka bisa juga di luar kelas.

  1. Kepekaan terhadap alam
    Kepekaan terhadap alam meliputi kepekaan terhadap gejala alam (gempa, tsunami, gunung meletus, banjir, tanah longsor, hujan dan angin ribut), musim (penghujan, kemarau, salju, dan gugur), unsur alam (tanah, air, batu, pasir, udara, tanaman, dan hewan). Kepekaan terhadap alam dapat dirangsang melalui berbagai cara, yakni tebak cuaca, tebak musim, ada dimana.
  2. Keahlian membedakan kehidupan spesies
    Keahlian ini meliputi kemampuan mengidentifikasi tempat hidup binatang dan tumbuhan, ciri khas dari tumbuhan dan binatang, makanan binatang, dan cara berkembang biak. Beberapa kegiatan dapat dipilih dalam mengembangkan kemampuan ini, yakni kegiatan bermain teka-teki.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepekaan terhadap tanaman merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam merespons atau menanggapi suatu rangsangan terhadap tanaman. Sedangkan keahlian membedakan tanaman merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengidentifikasi, menganalisis serta mengelompokkan jenis-jenis tanaman berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki tanaman tersebut.

Menurut Yuliani Nurani (2012:197) model pembelajaran kecerdasan naturalis adalah:

  1. Mengamati menggunakan alat indera mengenai kondisi dilingkungan sekitar.
  2. Mencatat hasil pengamatan mengenai aktivitas yang dilakukan.
  3. Mengkalisifaksi benda-benda yang telah dilihat
  4. Belajar diluar ruangan merupakan praktek lagsung dari apa yang sudah dipelajari oleh anak agar dapat mengetahui bagaimana rasanya dan mendapatkan pengalaman secara nyata mengenai alam dan lingkungan.